By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Jejak Sejarah Tionghoa di Rumah Marga Tjhia Singkawang
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Pariwisata > Jejak Sejarah Tionghoa di Rumah Marga Tjhia Singkawang
Pariwisata

Jejak Sejarah Tionghoa di Rumah Marga Tjhia Singkawang

Achmad Aristyan
Last updated: 08/02/2025 02:27
Achmad Aristyan
Share
Rumah Marga Tjhia di Singkawang. Foto: GoogleMaps/Humphrey Irwantono
SHARE

Rumah Marga Tjhia merupakan salah satu bangunan bersejarah yang mencerminkan corak budaya Tionghoa di Kota Singkawang, Kalimantan Barat.

Berdiri tahun 1901, rumah ini menjadi saksi perjalanan keturunan Tionghoa di Singkawang. 

Saat ini, bangunan itu berfungsi mirip dengan museum dan terbuka bagi wisatawan yang ingin mengenal lebih jauh sejarah komunitas Tionghoa di Singkawang.  

Sejarah dan Asal-usul

Melansir dari kompasiana.com, Rumah Marga Tjhia dibangun Xie Shou Chi, seorang pendatang asal Tiongkok yang hijrah ke Singkawang akibat bencana kelaparan di tanah kelahirannya.

Ia merupakan bagian dari gelombang migrasi besar etnis Tionghoa ke Kalimantan Barat, yang sebagian besar datang untuk bekerja sebagai penambang emas atau pedagang.  

Kompleks rumah ini memiliki arsitektur khas Tionghoa dengan nuansa tradisional yang kental. Bangunan utama terdiri dari dua rumah besar di bagian depan, yang digunakan sebagai tempat tinggal dan pusat kegiatan keluarga. 

Di dalamnya juga terdapat balai pertemuan sebagai tempat berkumpulnya anggota keluarga besar, dan tempat ibadah atau pekong yang menjadi pusat aktivitas keagamaan mereka.

Selain itu, terdapat 14 rumah kecil yang dihuni keturunan Marga Tjhia.  

Keunikan Arsitektur dan Nilai Budaya  

Dilansir dari laman singkawangkota.go.id, sebagai salah satu cagar budaya, Rumah Marga Tjhia mempertahankan desain khas Tionghoa dengan penggunaan kayu berkualitas tinggi, ukiran tradisional, serta struktur rumah panggung sesuai kondisi alam tropis Kalimantan. 

Interior rumah juga dihiasi berbagai ornamen khas, seperti lampion merah, meja altar untuk leluhur, serta kaligrafi Tiongkok yang memiliki makna keberuntungan dan kebahagiaan.

Keberadaan rumah ini tidak hanya menjadi bukti sejarah migrasi dan kehidupan komunitas Tionghoa di Singkawang, tetapi juga menjadi destinasi wisata budaya yang menarik. 

Pengunjung dapat melihat langsung kehidupan tradisional keluarga Tionghoa di masa lalu, serta memahami lebih dalam akulturasi budaya antara etnis Tionghoa dan masyarakat setempat.  

Daya Tarik Wisata

Saat ini, Rumah Marga Tjhia sering dikunjungi wisatawan, baik dari dalam maupun luar negeri.

Selain menikmati keindahan arsitekturnya, pengunjung juga bisa menyaksikan berbagai benda peninggalan keluarga, termasuk perabotan antik, pakaian tradisional, dan dokumen sejarah. 

Rumah ini juga menjadi lokasi yang menarik bagi fotografer yang ingin mengabadikan nuansa klasik khas Tionghoa di Singkawang. Di waktu-waktu tertentu, terutama saat Imlek dan Cap Go Meh, rumah ini menjadi pusat kegiatan budaya. 

Para pengunjung dapat menyaksikan pertunjukan seni tradisional Tionghoa, seperti barongsai dan musik tradisional, yang semakin memperkaya pengalaman wisata di Singkawang. S

ebagai salah satu cagar budaya yang masih berdiri kokoh hingga kini, Rumah Marga Tjhia tidak hanya menjadi saksi perjalanan sejarah komunitas Tionghoa di Kalimantan Barat, tetapi juga simbol harmoni dan keberagaman budaya di Indonesia. (Diolah dari berbagai sumber)

You Might Also Like

Candi Plaosan Monumen Kembar Bukti Cinta Raja Mataram Kuno

Jejak Peralihan Peradaban di Benteng Indra Patra Aceh Besar

Sensasi Camping Mewah di Hutan Pinus DeLoano Glamping

Menyelami Sejarah Kota Pacitan, dari Perang hingga Buah Pace

Film “Trinil”, Daya Tarik Baru Museum RA Kartini Rembang 

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Achmad Aristyan
Content Writer
Previous Article 6 Hidangan Istimewa Khas Perayaan Cap Go Meh Singkawang
Next Article Akses Wisata ke Nepal van Java di Magelang Kini Lebih Nyaman
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?