Jujur Prananto, merupakan penulis skenario dari film-film terkenal seperti Ada Apa dengan Cinta, Petualangan Sherina, Cintappucino, maupun Doa Yang Mengancam. Film-film itu tidak bisa dilepaskan dari peran Jujur Prananto sebagai penulis skenario film-film tersebut.
Di balik kesuksesan Film Ada Apa Dengan Cinta (AADC) yang dirilis tahun 2002, mungkin ada beberapa nama yang tak banyak orang tahu, seperti Jujur Prananto. Penulis skenario ini lahir di Salatiga, Jawa Tengah, 30 Juni 1960. Sejak kecil, Prananto sudah terbiasa hidup mandiri, terlebih setelah sang ibu, Boedyarti, meninggal dunia.
Ayahnya adalah guru SMA di Yogyakarta, namun ia tidak berminat mengikuti jejak sang ayah, ia justru ingin menjadi seorang penyanyi. Namun, jalan hidupnya justru Tuhan arahkan menjadi seorang cerpenis dan penulis skenario sukses.
Lahir dari keluarga yang sederhana, bungsu dari tiga bersaudara ini tumbuh menjadi anak yang minder dan kurang bergaul. Ketika SMP, Jujur mengaku berusaha mengatasinya dengan cara aktif mengelola majalah dinding di bawah asuhan kakak kelasnya, Seno Gumira Ajidarma.
Baca Juga:Joshua Nainggolan Calon Sutradara Masa Depan
Setamat SMA, Jujur meneruskan pendidikannya dengan masuk kuliah di Institut Kesenian Jakarta Jurusan Sinematografi. Ketika masih kuliah, Jujur rajin menulis cerpen yang kemudian banyak dimuat di majalah-majalah terbitan ibukota seperti Gadis, Femina, Zaman, Matra, dan yang terbanyak adalah di harian KOMPAS.
Setelah berhasil menyelesaikan kuliahnya di IKJ, ia sempat bekerja magang di Art Departemen Gramedia Film untuk film Badai Pasti Berlalu pada tahun 1984. Kemudian menjadi asisten sutradara hingga tahun 1992. Jujur memilih fokus menjadi penulis skenario, karena saat itu lebih banyak orang yang tertarik menjadi sutradara.
Skenario pertamanya, Rini Tomboy, diangkat ke layar lebar. Pada Festival Film Indonesia 1992, film ini mendapatkan lima nominasi Piala Citra. Skenarionya yang lain adalah Tamu dari Jakarta, Jakarta Sunyi Sekali di Malam Hari dan Doa yang Mengancam.
Pada tahun 2008, Jujur mendapatkan predikat skenario terpuji dalam Festival Film Bandung. Selain itu, ia juga berhasil meraih Piala Vidia untuk bidang teleplay di Festival Sinetron Indonesia 1994. Skenario film terkenal lain yang ditulisnya yaitu Petualangan Sherina.
Baca Juga: Benyamin Sueb, Seniman Serba Bisa Ikon Betawi
Disamping itu, salah satu film yang ditulisnya yaitu Ada Apa Dengan Cinta (AADC) yang dirilis pada tahun 2002 mencetak sukses besar. Kesuksesan film yang dibintangi oleh Dian Sastro dan Nicholas Saputra tersebut berhasil menyedot 1,3 juta penonton dan meraup keuntungan sebesar 10 miliar rupiah.
Selain menulis skenario film, dia Jujur Prananto juga terlibat dalam berbagai event penting, salah satunya sebagai juri dalam Anti-corruption Film Festival (ACFFest) 2019 yang digelar oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Dalam menulis, Jujur merupakan tipikal penulis yang menyukai kerja di bawah tekanan. Tak jarang ia menulis skenario di tempat syuting. Ia juga tak merasa terganggu jika harus menulis di tempat ramai.
Alasan Jujur terus berusaha tetap eksis di dunia perfilman dan menjadi cambuk keberhasilannya adalah karena ia ingin membuat film-film yang dapat menghibur orang lain sekaligus menjadi cambuk keberhasilannya. Di tengah kesibukannya sebagai penulis skenario film televisi dan layar lebar, Jujur juga meluangkan waktu dengan keluarganya. (Anisa Kurniawati-Sumber: tokoh.id)