By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Kearifan Lokal Ilmu Titen Bisa Bantu Prediksi Bencana Alam
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Warisan Budaya > Kearifan Lokal Ilmu Titen Bisa Bantu Prediksi Bencana Alam
Warisan Budaya

Kearifan Lokal Ilmu Titen Bisa Bantu Prediksi Bencana Alam

Achmad Aristyan
Last updated: 07/02/2025 02:36
Achmad Aristyan
Share
Ilustrasi cuaca sore hari di Pantai Sejile, Taman nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur. Foto: Wikimedia Commons/Candra Firmansyah
SHARE

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, mengungkapkan pentingnya memanfaatkan kearifan lokal dalam mitigasi bencana.

Salah satu contoh kearifan yang dapat diterapkan adalah ilmu titen, sebuah tradisi yang diwariskan masyarakat Jawa untuk membaca tanda-tanda alam.

Ilmu Titen sebagai Alat Prediksi Bencana

Dwikorita menjelaskan bahwa ilmu titen melibatkan pengamatan terhadap fenomena alam yang terjadi di sekitar kita. 

“Jadi pakai ilmu kearifan dengan melihat sekitarnya, kalau orang Jawa ilmu titen, harus mempunyai kearifan melihat sekitar,” ujarnya dilansir dari kompas.tv, Rabu (5/2/2025).

Sebagai contoh, dia menyebutkan bahwa jika awan sudah terlihat tebal dan menghitam, itu pertanda kemungkinan akan terjadi hujan lebat yang disertai kilat dan petir. Bahkan, dalam beberapa kasus, hujan bisa disertai angin puting beliung.

“Biasanya kalau awan sudah tebal, menghitam, itu segera mencari tempat yang aman, masuk ke rumah atau ke gedung ya,” kata Dwikorita.

Menurutnya, tanda-tanda alam ini bisa menjadi peringatan dini bagi masyarakat untuk mengambil langkah-langkah pencegahan sebelum bencana terjadi.

Menggunakan Kearifan Lokal untuk Memprediksi Bencana Alam

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati. Foto: Instagram/@dwikoritakarnawati

Selain itu, ilmu titen juga digunakan orang Jawa untuk membaca potensi bencana alam lainnya, seperti angin puting beliung. Dwikorita menyampaikan bahwa awan yang membentuk ekor atau belalai dapat menjadi tanda akan terjadinya angin puting beliung. 

“Kalau sampai ada gambar ekor seperti belalai, itu bisa jadi angin puting beliung,” jelasnya.

Dia mengingatkan agar segera mencari tempat yang aman, menjauh dari pohon atau bangunan yang tidak kokoh, yang berisiko roboh akibat angin kencang.

Ilmu titen juga bisa digunakan untuk memprediksi bencana di wilayah sungai. Jika cuaca cerah tetapi terlihat awan mendung di hulu sungai, maka masyarakat diimbau untuk segera keluar dari area sungai, karena potensi terjadinya banjir bandang semakin besar. 

“Segera aja keluar dari sungai, meskipun mendungnya itu masih terlihat di hulu, bisa terjadi banjir bandang, apalagi kalau air sungai tiba-tiba menjadi keruh,” katanya.

Waspadai Bencana di Kawasan Pegunungan

Di kawasan pegunungan, ilmu titen juga dapat digunakan untuk mendeteksi potensi bencana. Dwikorita mencontohkan bahwa jika terlihat retakan atau tanah ambles di lereng gunung, atau jika muncul rembesan air keruh, masyarakat harus segera menjauhi kawasan itu. 

“Segeralah menjauh dari lereng gunung,” ujar Dwikorita. Tanda-tanda ini bisa menjadi indikasi akan terjadinya longsor atau bencana alam lainnya yang berbahaya.

Peringatan untuk Musim Hujan 2025

Dengan memasuki puncak musim hujan pada Januari-Februari 2025, Dwikorita mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang dapat terjadi di berbagai wilayah Indonesia.

BMKG memprediksi musim hujan akan berlangsung hingga bulan Maret, dan dilanjutkan dengan transisi menuju musim kemarau pada bulan April.

“BMKG memprediksi musim hujan akan berlangsung hingga bulan Maret, sedangkan April transisi dari musim hujan ke musim kemarau,” kata Dwikorita.

Ia juga menambahkan bahwa potensi cuaca ekstrem dapat terjadi hampir merata di seluruh wilayah Indonesia, dengan lokasi yang bergeser-geser. 

“Misalnya dari Sumatera, dari Jakarta, lalu ke Jawa Tengah, ke Jawa Timur, lalu nanti ke Sulawesi, nanti balik lagi ke Jakarta, jadi akan berpindah-pindah tempatnya,” jelasnya.

Pemantauan Cuaca Secara Berkala

Mengingat potensi cuaca ekstrem yang dapat terjadi kapan saja, Dwikorita mengimbau masyarakat untuk selalu memantau perkembangan cuaca melalui kanal resmi BMKG. Dengan cara ini, masyarakat dapat memperoleh informasi terkini dan mempersiapkan langkah mitigasi yang tepat untuk mengurangi risiko bencana.

“Bersiaplah, dan terus memonitor perkembangan cuaca dan informasi yang kami sampaikan,” pungkasnya.

You Might Also Like

Mencicipi Luti Gendang, Roti Goreng Isi Ikan Asli Batam

Rasa Autentik Bubur Candil Akmalia Sejak 1963 di Wonosobo

Tabuhan Ketipung dalam Musik Tradisional Indonesia

Alunan Musik Rindik Bali Lebih dari Suara Alat Musik

Pempek, Warisan Budaya Tak Benda Khas Palembang

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Achmad Aristyan
Content Writer
Previous Article Legenda Drumband Prajurit Canka Lokananta Memukau India
Next Article Fadli Zon Apresiasi Pameran Seabad Pramoedya Ananta Toer
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?