Lemet, atau dalam bahasa Jawa sering disebut sebagai “lêmèt” adalah salah satu penganan tradisional khas Jawa yang memiliki rasa manis legit dan aroma khas.
Penganan ini terbuat dari singkong parut yang dicampur dengan gula jawa, kemudian dibungkus menggunakan daun pisang dan dikukus hingga matang.
Proses sederhana ini menghasilkan kudapan lembut dan harum, teman minum teh atau kopi.
Asal Usul dan Nama Lain
Lemet dikenal dengan berbagai sebutan di daerah Jawa, seperti utri atau ketimus. Kudapan ini berasal dari Jawa Tengah, tetapi juga populer di daerah lain seperti Jawa Timur dan DI Yogyakarta.
Lemet bukan sekadar jajanan biasa, melainkan bagian dari kekayaan kuliner tradisional yang telah eksis sejak lama. Bahkan, lemet disebutkan dalam Serat Centini, sebuah karya sastra monumental dari abad ke-18, yang menunjukkan keberadaannya sebagai penganan klasik di masa lampau.
Baca juga: Filosofi di Balik Lotek, Kuliner Khas Sunda Kaya Nutrisi
Bahan dan Cara Pembuatan
Lemet terbuat dari bahan-bahan sederhana yang mudah ditemukan, seperti singkong parut sebagai bahan utama, gula jawa yang memberikan rasa manis khas, serta daun pisang yang digunakan sebagai pembungkus dan memberikan aroma harum saat dikukus.
Setelah adonan singkong parut dicampur dengan gula jawa, campuran ini dibungkus dalam daun pisang. Kemudian, lemet dikukus hingga matang, menghasilkan tekstur lembut dan rasa manis alami.
Nilai Tradisional
Sebagai jajanan tradisional, lemet memiliki nilai budaya tinggi. Hidangan ini tidak hanya bagian dari tradisi kuliner masyarakat Jawa, tetapi juga simbol kesederhanaan dan kebersamaan.
Pembuatan kuliner ini sering kali melibatkan anggota keluarga, terutama saat ada acara adat atau perayaan tertentu. Lemet juga mencerminkan harmoni antara manusia dan alam, dengan pemanfaatan bahan-bahan alami seperti daun pisang yang ramah lingkungan.
Di tengah arus modernisasi, keberadaan kuliner klasik ini tetap bertahan sebagai salah satu jajanan tradisional yang dicintai. (Dari berbagai sumber)