By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Kerak Telor, Kuliner Primadona Khas Jakarta
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Warisan Budaya > Kerak Telor, Kuliner Primadona Khas Jakarta
Warisan Budaya

Kerak Telor, Kuliner Primadona Khas Jakarta

Ridwan
Last updated: 14/10/2024 12:45
Ridwan
Share
3 Min Read
Foto: wikimedia commons/warta kota
SHARE

Kerak telor merupakan kuliner khas Betawi yang terkenal karena cita rasa gurih manis yang menggugah selera. Makanan ini tercipta dari hasil kreasi etnis Betawi Kota yang tinggal di daerah Menteng pada penjajahan VOC di Indonesia. 

Betawi selain dikenal memiliki banyak kebudayaan dan tradisi yang menarik, juga memiliki kuliner yang banyak disukai orang-orang hingga sekarang. Salah satunya yaitu Kerak Telor yang terbuat dari bahan sederhana. Bisa dikatakan, kerak telor sama terkenalnya dengan kuliner khas Betawi lain seperti selendang mayang, kue rangi, gabus pucung dan lainnya. 

Sejarah Kerak Telor

Jika menilik kembali asal-usulnya, kuliner khas Betawi banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Cina, Arab, India, dan Eropa terutama budaya Portugis dan Belanda. Kerak telor tercipta dari hasil kreasi etnis Betawi Kota yang tinggal di daerah Menteng pada penjajahan VOC di Indonesia. 

Ada juga yang mengatakan bahwa, Kerak telor sendiri tercipta secara tidak sengaja. Berawal dari banyaknya pohon kelapa di Batavia, sekelompok warga Betawi mencoba memanfaatkan kelapa untuk diolah menjadi makanan.

Melansir dari berbagai sumber, berawal dari warga Belanda yang terbiasa mengonsumsi omelette mi dan menginginkan makanan yang lebih sehat, sekelompok masyarakat Betawi Menteng kemudian berinisiatif mengganti mi dengan beras ketan. Kemudian, pada tahun 1970-an, Kerak Telor mulai dijajakan oleh masyarakat Betawi di pinggir jalan dekat Tugu Monas. 

Proses pembuatan makanan ini dimasak dengan cara membalik wajan yang digunakan di atas anglo (tungku kecil) untuk mematangkan telurnya. Bahan dasarnya berupa ketan putih, telur bebek, ebi halus, kelapa kering, bawang. Kemudian, setelah matang ditaburi dengan bawang merah goreng serta serundeng yang terbuat dari parutan kelapa.

Filosofi Kerak Telor

Di balik terkenalnya kerak telor, ternyata ada makna tersendiri yang terkandung di dalamnya. Salah satu bahan yang digunakan untuk membuat kerak telor adalah ketan. Bahan ini memiliki tekstur yang kental dan dapat menyatukan keseluruhan bahan lain. 

Maksud filosofi dari hal tersebut yaitu ketan mewakili karakteristik pemimpin. Sifat kepemimpinan tersebut dikuatkan dengan kehadiran telur yang menyatukan seluruh rasa dalam kerak telor.

Filosofi juga terkandung dalam cara memasak kerak telor, dalam hal ini adalah waktu. Jika terlalu cepat ditelungkupkan, ketan dan telur belum terlalu matang, sehingga akan hancur. Begitu pula dengan seorang pemimpin. Jika merasa belum siap, artinya jangan dulu dijadikan pemimpin. Sementara itu, tambahan bumbu lain di dalam kerak telor mempresentasikan cara pemimpin dalam berdinamika.

Kerak telor sebagai warisan budaya Betawi, hendaknya terus dijaga dan dilestarikan. Terlebih lagi makanan ini sudah ada sejak puluhan tahun silam dan telah menjadi bagian dari sejarah Indonesia. (Anisa Kurniawati-Berbagai Sumber)

You Might Also Like

Rumah Adat Honai Papua yang Terinspirasi Sarang Burung

Mempererat Relasi Sosial Lewat Cita Rasa Tekwan Palembang

Kue Kembang Waru Warisan Legendaris Kotagede

Mung Dhe, Tarian Penyamaran Mantan Prajurit Diponegoro

Keindahan Kain Tenun Kamohu Buton Asal Sulawesi Tenggara

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Ridwan
Content Editor
Previous Article Jipeng, Kolaborasi Tanji dan Topeng dalam Orkes Betawi
Next Article Kota Bitung Didukung Masuk UNESCO Creative Cities Network
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?