Banta Berensyah adalah salah satu cerita rakyat populer yang berasal dari Nanggroe Aceh Darussalam, yang kaya akan pesan moral dan nilai-nilai budaya.
Kisah ini mengisahkan perjuangan seorang anak laki-laki dari keluarga sederhana yang berusaha memenangkan hati Putri Terus Mata melalui sayembara.
Dengan latar kehidupan rakyat jelata hingga istana, cerita ini menunjukkan perjuangan, kejujuran, dan kebijaksanaan yang berbuah manis. Berikut adalah kisah tentang Banta Berensyah dilansir dari kanal YouTube Dongeng Kita:
Keluarga Sederhana
Di sebuah desa terpencil di Aceh, hiduplah seorang janda tua bersama anak lelakinya, Banta Berensyah. Mereka tinggal di sebuah gubuk kecil dari bambu beratapkan ilalang.
Kehidupan sehari-hari mereka bergantung pada pekerjaan sederhana. Sang ibu menampi sekam, sementara Banta mengumpulkan sekam dari ladang.
Meskipun memiliki paman kaya bernama Jakub, mereka tidak pernah mendapat bantuan karena sifat Jakub yang terkenal kikir.
Awal Perjalanan
Suatu hari, terdengar kabar bahwa raja mengadakan sayembara untuk putrinya, Putri Terus Mata. Sang putri menginginkan baju yang terbuat dari emas dan suasa (campuran emas dan tembaga).
Pemenang sayembara akan dinikahkan dengan sang putri. Mendengar hal ini, Banta memutuskan untuk mencoba peruntungannya. Dengan bekal daun talas dan seruling pemberian ibunya, ia memulai perjalanan.
Ia pun menumpang kapal milik Jakub, yang menuju arah berbeda. Namun, setelah berpisah dari Jakub, Banta melanjutkan perjalanan dengan menggunakan daun talas yang mampu menahan tubuhnya di atas air hingga sampai di tujuan.
Sesampainya di sana, ia mencari kain emas dan suasa, yang ternyata sangat sulit ditemukan.
Setelah mengunjungi tujuh penenun, akhirnya ia menemukannya. Karena tidak memiliki uang, Banta membayar kain itu dengan memainkan serulingnya, sebuah keahlian yang memikat sang penenun.
Pengkhianatan dan Pertolongan
Dalam perjalanan pulang, Banta bertemu dengan Jakub. Namun, Jakub yang serakah merampas seruling Banta, menemukan kain emas dan suasa di dalamnya, lalu membuang Banta ke tengah laut.
Beruntung, Banta diselamatkan sepasang suami istri nelayan yang sedang mencari lokan (kerang raksasa). Pasangan ini merawat Banta seperti anak sendiri hingga ia pulih.
Setelah itu, Banta melanjutkan perjalanan pulang dan menceritakan kejadian yang dialami kepada ibunya.
Tak lama, tersebar kabar bahwa Jakub akan menikah dengan Putri Terus Mata. Mengetahui hal itu, Banta memutuskan untuk menghadiri acara itu.
Kebenaran yang Terungkap
Pada hari pernikahan, seekor elang tiba-tiba masuk ke ruangan dan mengitari gedung, bersuara lantang menyebutkan bahwa kain emas dan suasa milik Jakub adalah milik Banta.
Awalnya, suara elang ini diabaikan, tetapi ketika burung itu terbang rendah, semua orang mendengarnya, termasuk raja dan Putri Terus Mata.
Jakub yang ketakutan mencoba melarikan diri, tetapi naas, ia terjatuh dari jendela dan meninggal. Raja kemudian meminta penjelasan dari Banta.
Setelah mendengar kisahnya, raja memutuskan untuk membatalkan pernikahan Jakub dan menikahkan Putri Terus Mata dengan Banta. Akhirnya, Banta menjadi penerus kerajaan dan hidup bahagia bersama sang putri.
Nilai Moral Kisah Banta
Cerita Banta Berensyah menyampaikan nilai-nilai penting, seperti kejujuran, yang mengajarkan bahwa kebenaran akan selalu menemukan jalannya untuk terungkap.
Nilai lainnya adalah kerja keras, yang menunjukkan bahwa usaha tanpa kenal lelah akan membawa hasil yang baik; dan kedermawanan,. Hal ini terlihat dari kemurahan hati Banta yang kontras dengan sifat pelit Jakub, sehingga membuatnya memenangkan hati banyak orang.