By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Kisah Ki Ageng Makukuhan dan Lahirnya Ayam Cemani
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Cerita Rakyat > Kisah Ki Ageng Makukuhan dan Lahirnya Ayam Cemani
Cerita Rakyat

Kisah Ki Ageng Makukuhan dan Lahirnya Ayam Cemani

Ridwan
Last updated: 29/12/2024 15:34
Ridwan
Share
4 Min Read
Ilustrasi: Ayam Cemani bukan hanya sekadar unggas, tetapi juga sebuah ikon yang kaya makna dan sejarah daerah Temanggung. Wikimedia Commons/Kangwira
SHARE

Di balik kisah lahirnya kota Temanggung, Jawa Tengah, terdapat seorang pertapa sakti bernama Ki Ageng Makukuhan. Dia merupakan murid dari Sunan Kalijaga, seorang tokoh penting dalam penyebaran agama Islam di Jawa, serta Ki Jugil Ararawar, yang juga merupakan sahabat seperguruannya.

Suatu hari, Sunan Kalijaga memanggil Ki Ageng Makukuhan dan berkata, “Nak, tahukah kamu mengapa aku memanggilmu?”

Ki Ageng menjawab, “Tidak, Guru.”

Sunan Kalijaga melanjutkan, “Kamu tahu gunung Sumbing, bukan?”

Ki Ageng mengangguk, “Ya, Guru. Engkau pernah mengajak saya ke sana.” 

Dengan penuh kehormatan, Sunan Kalijaga lalu mengutusnya berdakwah di sekitar kawasan gunung Sumbing. Tanpa ragu, Ki Ageng Makukuhan menerima tugas itu dan berangkat untuk menyebarkan ajaran agama di daerah itu.

Lahirnya Ayam Cemani

Di samping itu, Ki Ageng memiliki ketertarikan yang mendalam terhadap ayam hitam dengan paruh putih, jenis ayam yang menurutnya memiliki keistimewaan.

Suatu hari, saat melakukan semedi di sebuah kuburan keramat di daerah Kedu, Ki Ageng merasakan kehadiran hawa yang lembut, seolah-olah ada bisikan halus yang menyentuh hatinya.

Suara itu mengarahkan Ki Ageng untuk pergi ke Panembahan Hargo Pikukuh dan bertemu dengan putranya yang bernama Lintang Katon, sambil membawa ayam kesayangannya.

Dengan penuh keyakinan, Ki Ageng segera menuju tempat yang dimaksud dan meminta izin untuk mengobati Lintang Katon yang sedang sakit.

Setelah melalui proses penyembuhan penuh keajaiban, Lintang Katon sembuh dari penyakitnya. Keberhasilan ini membuat Ki Ageng bersyukur, dan ayam kesayangannya pun dianggap sebagai simbol kesembuhan.

Ia memutuskan mengawinkan sang ayam dengan ayam hitam lainnya. Dari hasil perkawinan ini, lahirlah keturunan berbeda; semua anak ayam itu berwarna hitam total, kontras dengan induknya.

Ayam-ayam baru ini kemudian dikenal hingga saat ini dengan sebutan Ayam Cemani. Istilah “cemani” berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti “hitam legam”.

Ayam Magis

Popularitas Ayam Cemani mulai melonjak pada tahun 1960-an, ketika berbagai upacara peresmian bangunan sering melibatkan sesaji ayam hitam ini. Sejak itu, banyak orang berdatangan ke Kedu mencari dan mendapatkan Ayam Cemani.

Ayam Cemani sangat khas; semua bagiannya berwarna hitam, mulai dari paruh, bulu, kaki, taji, hingga jenggernya. Selain penampilannya unik, ayam ini memiliki peranan penting dalam masyarakat, terutama dalam praktik yang bersifat magis.

Ayam Cemani sering digunakan dalam upacara ritual seperti pelarungan, ruwatan, serta dalam pembangunan infrastruktur, termasuk pabrik, jembatan, dan gedung-gedung bertingkat.

Selain itu, ayam ini juga sering dijadikan sesaji dalam pengobatan orang yang mengalami sakit aneh atau sakit dalam, bahkan bagi mereka yang diduga terkena sihir.

Bukan Sekedar Unggas

Kisah Ayam Cemani tidak hanya menjadi bagian dari legenda masyarakat Indonesia, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai budaya dan spiritual masyarakat sekitar.

Ayam ini dianggap sebagai jembatan antara dunia nyata dan dunia gaib, serta simbol harapan dan penyembuhan bagi banyak orang yang percaya pada kekuatan magisnya.

Dengan demikian, Ayam Cemani bukan hanya sekadar unggas, tetapi juga sebuah ikon yang kaya akan makna dan sejarah dalam kehidupan masyarakat Temanggung dan sekitarnya. (Achmad Aristyan – Sumber: Sejarah dan Mitos Kabupaten Temanggung/Ayuninaahmad)

You Might Also Like

Legenda Kelingking Sakti dan Sayembara Ajaib Pengubah Nasib

Kisah Heroik Biwar Sang Penakluk Naga di Mimika, Papua

Kisah Calon Arang, Dari Cerita Rakyat ke Pentas Seni Bali

Legenda Roro Jonggrang, Tipu Muslihat Putri Raksasa

Ki Gede Sebayu dan Sejarah Asal-usul Berdirinya Kota Tegal

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Ridwan
Content Editor
Previous Article Desa Klampok: Warisan Sejarah di Tepian Sungai Serayu
Next Article Eksotisme Desa Wisata Umbul Jumprit Di Kabupaten Temanggung
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?