By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Kisah Pejuang Nyi Ageng Serang, Pengatur Strategi Perang
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Profil > Kisah Pejuang Nyi Ageng Serang, Pengatur Strategi Perang
Profil

Kisah Pejuang Nyi Ageng Serang, Pengatur Strategi Perang

Achmad Aristyan
Last updated: 16/12/2024 06:25
Achmad Aristyan
Share
Pahlawan Nasional Nyi Ageng Serang (kiri). Ilustrasi: Lukisan penyerahan diri Pangeran Diponegoro kepada Jenderal de Kock pada 1830 di akhir Perang Diponegoro.(Kanan- Foto: Wikimedia Commons)
SHARE

Nyi Ageng Serang, yang lahir dengan nama asli Raden Ajeng (RA) Kustiyah Wulaningsih Retno Edhi, adalah salah satu sosok perempuan tangguh yang tercatat dalam sejarah perjuangan Indonesia.

Sebagai putri Pangeran Natapraja, penguasa wilayah Serang di Jawa Tengah sekaligus Panglima Perang Sultan Hamengku Buwono I, ia mewarisi semangat juang yang kuat sejak belia.  

Keturunan Sunan Kalijaga 

Tidak hanya berasal dari garis keturunan penguasa, Nyi Ageng Serang juga merupakan keturunan langsung dari Sunan Kalijaga, salah satu Walisongo yang dihormati.

Ia juga memiliki cucu yang kelak menjadi pahlawan besar di bidang pendidikan, yakni Ki Hajar Dewantara, pendiri Taman Siswa dan tokoh utama dalam perjuangan pendidikan nasional.

Perang Diponegoro  

Melansir dari Wikipedia, pada awal Perang Diponegoro tahun 1825, meskipun telah berusia 73 tahun, Nyi Ageng tetap memimpin pasukannya untuk mendukung perjuangan Pangeran Diponegoro melawan penjajah Belanda.

Dengan keberanian luar biasa, ia memimpin langsung dari atas tandu. Selain menjadi pemimpin perang, ia juga dikenal sebagai penasihat strategi yang sangat dihormati Pangeran Diponegoro.

Daerah yang menjadi medan perjuangannya meliputi Purwodadi, Demak, Semarang, Juwana, Kudus, hingga Rembang. 

Salah satu strategi perangnya yang terkenal adalah penggunaan daun talas hijau untuk penyamaran, yang disebut sebagai “lembu”, sehingga pasukan dapat bergerak tanpa terdeteksi musuh.

Nyi Ageng Serang tidak hanya berjuang di medan perang, tetapi juga mengikuti latihan perang dan siasat perang bersama prajurit pria. Baginya, penjajahan harus dilawan dengan segenap kemampuan, tanpa memandang usia atau jenis kelamin.

Penasihat Sultan

Atas permintaan Pangeran Diponegoro, Nyi Ageng bermarkas di Prambanan, dekat dengan Yogyakarta, untuk menjalin hubungan langsung dengan Keraton. Selain itu, Nyi Ageng juga mendapatkan mandat untuk memberikan nasihat kepada Sultan Sepuh, Sultan Hamengku Buwono II. 

Di sisi lain, Ia juga masih memimpin pasukan yang bergerilya di sekitar Desa Beku, Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta, yang menjadi salah satu titik penting perjuangan.

Penghormatan  

Nyi Ageng Serang wafat pada tahun 1838 dalam usia 86 tahun. Pemerintah Indonesia juga menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada Nyi Ageng Serang melalui Keputusan Presiden No. 084/TK/Tahun 1974 pada 13 Desember 1974. (Diolah dari berbagai sumber)

You Might Also Like

Mengenang Rosihan Anwar, Sastrawan Pelintas Lima Zaman

Kisah Perjalanan Maestro Seni Raden Saleh, Sang Pelukis Raja

Rizki Rahma, Dalang Wanita Hidupkan Kembali Wayang di Era Digital

Bone Hacker, Pijat Kretek di Wonosobo dengan Sistem Bayar Seikhlasnya

Jeihan Sukmantoro Maestro Lukis Legendaris Si Mata Hitam

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Achmad Aristyan
Content Writer
Previous Article Tradisi Mangain, Cara Suku Batak Mejaga Identitas Marganya
Next Article Destinasi Rekreasi dan Sejarah di Kawasan Wisata Wagos Gresik
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?