Kweiya adalah salah satu cerita rakyat yang berasal dari Kabupaten Fakfak, Provinsi Papua Barat. Kisah ini mengandung pesan moral yang kuat tentang kesetiaan, keikhlasan, dan bagaimana perasaan iri hati dapat membawa dampak buruk.
Awal Kisah: Penemuan Ajaib di Pegunungan Fakfak
Melansir dari papua.inews.id, alkisah seorang perempuan yang tinggal di pegunungan Fakfak bersama anjingnya menemukan buah merah yang tampak lezat. Ketika buah dibuka, keajaiban pun terjadi, di dalamnya ada bayi laki-laki.
Bayi itu diberi nama Kweiya dan dirawat seperti anak sendiri. Kweiya tumbuh menjadi anak yang baik.
Tak lama setelah itu, perempuan itu kemudian menikah dengan seorang laki-laki dan melahirkan sepasang anak kembar yang diberi nama Pohak dan Nggein.
Meski mereka tumbuh bersama, Pohak dan Nggein sering merasa iri kepada Kweiya karena kebaikan dan perhatian yang ia dapatkan dari kedua orangtua mereka.
Transformasi Ajaib Kweiya
Iri hati Pohak dan Nggein memuncak, hingga mereka sering memukuli Kweiya, saat kedua orang tua mereka tidak berada di rumah atau honai. Kesedihan Kweiya mendorongnya untuk mencari pelarian.
Diam-diam, ia memintal kulit pohon menjadi tali dan membuat sayap dari pintalan itu. Ketika orang tuanya kembali, Kweiya memanjat honai, mengenakan sayapnya, dan secara ajaib berubah menjadi burung yang sangat cantik.
Pohak dan Nggein menyesal melihat Kweiya terbang menjauh. Dalam kemarahan dan kesedihan, mereka saling lempar abu dari tungku api hingga tubuh mereka hitam legam. Secara ajaib mereka berubah menjadi burung hitam buruk rupa.

Reuni di Langit
Pohak dan Nggein, yang kini telah menjadi burung hitam, mencari Kweiya untuk meminta maaf. Mereka menemukan Kweiya yang telah ditangkap seorang pemburu.
Dengan keberanian, mereka membebaskan Kweiya. Setelah itu, Pohak dan Nggein meminta maaf.
Keajaiban terjadi lagi, tubuh mereka yang hitam berubah menjadi berwarna-warni, menyerupai keindahan alam Papua. Ketiga burung itu terbang bersama di langit, menari-nari dalam keindahan, menunjukkan sebuah harmoni.
Hubungan Kweiya dengan Cenderawasih
Meskipun dalam cerita tidak disebutkan secara langsung bahwa Kweiya adalah burung Cenderawasih, deskripsi burung cantik yang “terbang menari-nari” memiliki kemiripan yang kuat dengan burung Cenderawasih, ikon keindahan Papua.
Buku Kweiya karya Sefilianto Ahmad Darmansyah mengilustrasikan kisah ini dengan gambar burung Cenderawasih yang anggun, memperkuat kaitan antara cerita rakyat ini dan simbol alam Papua.
Pesan Moral dan Makna Budaya
Legenda Kweiya dari Papua mengajarkan pentingnya kasih sayang, pengampunan, dan bagaimana penyesalan serta rekonsiliasi dapat membawa kedamaian.
Kisah ini juga menggambarkan kekayaan alam dan budaya Papua, menghubungkan manusia dengan keindahan lingkungannya melalui mitos yang penuh makna.
Kweiya adalah cerminan harmoni yang dapat tercipta ketika manusia dan alam hidup berdampingan dalam keharmonisan, sebagaimana burung-burung yang menari di langit Fakfak.