By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Kweiya, Legenda Burung Cantik Cendrawasih dari Papua
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Cerita Rakyat > Kweiya, Legenda Burung Cantik Cendrawasih dari Papua
Cerita Rakyat

Kweiya, Legenda Burung Cantik Cendrawasih dari Papua

Achmad Aristyan
Last updated: 17/01/2025 03:26
Achmad Aristyan
Share
Ilustrasi laki-laki dan perempuan serta kedua anaknya Pohak dan Nggein bersama Kweiya. Gambar: dongengceritarakyat.com
SHARE

Kweiya adalah salah satu cerita rakyat yang berasal dari Kabupaten Fakfak, Provinsi Papua Barat. Kisah ini mengandung pesan moral yang kuat tentang kesetiaan, keikhlasan, dan bagaimana perasaan iri hati dapat membawa dampak buruk. 

Awal Kisah: Penemuan Ajaib di Pegunungan Fakfak

Melansir dari papua.inews.id, alkisah seorang perempuan yang tinggal di pegunungan Fakfak bersama anjingnya menemukan buah merah yang tampak lezat. Ketika buah dibuka, keajaiban pun terjadi, di dalamnya ada bayi laki-laki. 

Bayi itu diberi nama Kweiya dan dirawat seperti anak sendiri. Kweiya tumbuh menjadi anak yang baik.

Tak lama setelah itu, perempuan itu kemudian menikah dengan seorang laki-laki dan melahirkan sepasang anak kembar yang diberi nama Pohak dan Nggein.

Meski mereka tumbuh bersama, Pohak dan Nggein sering merasa iri kepada Kweiya karena kebaikan dan perhatian yang ia dapatkan dari kedua orangtua mereka.

Transformasi Ajaib Kweiya

Iri hati Pohak dan Nggein memuncak, hingga mereka sering memukuli Kweiya, saat kedua orang tua mereka tidak berada di rumah atau honai. Kesedihan Kweiya mendorongnya untuk mencari pelarian. 

Diam-diam, ia memintal kulit pohon menjadi tali dan membuat sayap dari pintalan itu. Ketika orang tuanya kembali, Kweiya memanjat honai, mengenakan sayapnya, dan secara ajaib berubah menjadi burung yang sangat cantik.  

Pohak dan Nggein menyesal melihat Kweiya terbang menjauh. Dalam kemarahan dan kesedihan, mereka saling lempar abu dari tungku api hingga tubuh mereka hitam legam. Secara ajaib mereka berubah menjadi burung hitam buruk rupa.

Burung Cendrawasih yang dianggap merupakan Kweiya. Foto: Shutterstock/Wisnu Yudowibowo

Reuni di Langit

Pohak dan Nggein, yang kini telah menjadi burung hitam, mencari Kweiya untuk meminta maaf. Mereka menemukan Kweiya yang telah ditangkap seorang pemburu. 

Dengan keberanian, mereka membebaskan Kweiya. Setelah itu, Pohak dan Nggein meminta maaf.

Keajaiban terjadi lagi, tubuh mereka yang hitam berubah menjadi berwarna-warni, menyerupai keindahan alam Papua. Ketiga burung itu terbang bersama di langit, menari-nari dalam keindahan, menunjukkan sebuah harmoni.

Hubungan Kweiya dengan Cenderawasih  

Meskipun dalam cerita tidak disebutkan secara langsung bahwa Kweiya adalah burung Cenderawasih, deskripsi burung cantik yang “terbang menari-nari” memiliki kemiripan yang kuat dengan burung Cenderawasih, ikon keindahan Papua. 

Buku Kweiya karya Sefilianto Ahmad Darmansyah mengilustrasikan kisah ini dengan gambar burung Cenderawasih yang anggun, memperkuat kaitan antara cerita rakyat ini dan simbol alam Papua.  

Pesan Moral dan Makna Budaya  

Legenda Kweiya dari Papua mengajarkan pentingnya kasih sayang, pengampunan, dan bagaimana penyesalan serta rekonsiliasi dapat membawa kedamaian.

Kisah ini juga menggambarkan kekayaan alam dan budaya Papua, menghubungkan manusia dengan keindahan lingkungannya melalui mitos yang penuh makna.  

Kweiya adalah cerminan harmoni yang dapat tercipta ketika manusia dan alam hidup berdampingan dalam keharmonisan, sebagaimana burung-burung yang menari di langit Fakfak.

You Might Also Like

Legenda Roro Jonggrang, Tipu Muslihat Putri Raksasa

Sejarah dan Mitos Gunung Putri di Lembang, Bandung

Kisah Penari Ronggeng Pantura Menjelma Jadi Buaya

Asal Usul (Kota) Batang Dan Kisah Ki Ageng Bahurekso

Legenda Batuwangi dan Sumpah Tujuh Turunan

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Achmad Aristyan
Content Writer
Previous Article Permainan Tradisional Dakon Asah Kemampuan Strategi
Next Article Menyaksikan Manten Kucing, Tradisi Yang Mulai Ditinggalkan
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?