Lebai Malang adalah salah satu cerita rakyat terkenal yang berasal dari Sumatera Barat. Kisah ini memiliki unsur jenaka sekaligus sarat dengan pelajaran moral.
Cerita ini mengangkat tokoh seorang Lebai (pemuka agama yang dihormati dalam masyarakat) yang menghadapi kemalangan beruntun akibat sifat tamaknya dan ketidakmampuannya mengambil keputusan tepat waktu.
Berikut kisah Lebai Malang dilansir dari kanal YouTube Dongeng Kita :
Kisah Lebai Malang
Di sebuah kampung kecil di Sumatera Barat, hiduplah seorang Lebai yang dikenal cukup dihormati masyarakat. Suatu hari, ia menerima dua undangan kenduri (pesta makan) dari dua desa yang letaknya tidak terlalu berjauhan.
Kedua kenduri itu dijadwalkan pada hari yang sama, sehingga Lebai harus memilih ke mana ia akan pergi. Desa pertama terkenal dengan makanannya yang lezat, terutama gulai ikannya yang sering menjadi incaran banyak orang.
Desa kedua juga tidak kalah menarik, dengan suguhan daging sapi yang melimpah. Lebai mulai berpikir panjang.
“Aku harus ke kenduri yang memberikan lebih banyak keuntungan,” pikirnya. “Jika ke desa pertama, aku akan mendapatkan gulai ikan, tapi jika ke desa kedua, daging sapinya bisa lebih banyak.”
Namun, kian lama ia memikirkan pilihannya, semakin bingunglah ia. Awalnya, ia memutuskan pergi ke desa pertama. Namun, di tengah perjalanan, ia berubah pikiran dan berbalik ke desa kedua.
Saat hampir sampai di desa kedua, ia kembali berpikir bahwa gulai ikan di desa pertama mungkin lebih lezat. Akhirnya, ia memutuskan untuk kembali ke desa pertama.
Sayangnya, karena terlalu lama bimbang dan bolak-balik, ia tidak sampai ke salah satu desa tepat waktu. Saat ia tiba di desa pertama, kenduri sudah selesai, dan makanan telah habis.
Dengan kecewa, ia mencoba menuju desa kedua, tetapi acara di sana juga sudah selesai.
Kemalangan Berantai
Kemalangannya tidak berhenti di situ. Dalam perjalanan pulang, ia merasa lapar karena tidak mendapat makanan di kedua kenduri. Ketika melihat perahu kecil di tepi sungai, ia memutuskan untuk memancing ikan agar dapat mengisi perutnya.
Namun nasib buruk terus mengikutinya, umpan yang dipasang tidak menarik perhatian ikan, dan perahu kecil yang ditumpanginya malah oleng hingga ia terjatuh ke sungai.
Dalam kondisi basah kuyup dan kelelahan, Lebai Malang akhirnya pulang dengan tangan kosong. Ia menyadari bahwa ketamakan dan ketidakmampuannya membuat keputusan telah menyebabkan semua kemalangannya.
Pesan Moral dari Kisah Lebai Malang
Kisah Lebai Malang bukan sekadar cerita jenaka, tetapi juga sarat dengan pelajaran moral yang relevan bagi kehidupan sehari-hari.
Pertama, mengajarkan tidak serakah, karena ketamakan sering kali membuat kita kehilangan kesempatan dan justru membawa kerugian. Alih-alih mengejar segalanya, memilih dengan bijak adalah keputusan yang lebih baik.
Kedua, pentingnya ketegasan dalam mengambil keputusan. Keraguan dan terlalu banyak mempertimbangkan pilihan dapat membuat kehilangan momentum yang tepat.
Ketiga, belajar bersyukur juga menjadi pesan moral dari kisah yang diangkat.
Cerita ini mengingatkan kita untuk menghargai apa yang ada di depan mata, daripada terus sibuk mengejar sesuatu yang lebih besar hingga melupakan nilai dari apa yang telah dimiliki.