By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Legenda Baru Klinting dan Asal Mula Rawa Pening
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Cerita Rakyat > Legenda Baru Klinting dan Asal Mula Rawa Pening
Cerita Rakyat

Legenda Baru Klinting dan Asal Mula Rawa Pening

Anisa Kurniawati
Last updated: 04/12/2024 03:20
Anisa Kurniawati
Share
Ilustrasi: Rawa Pening di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Foto: wikimedia/PL 05 Sigit
SHARE

Danau Rawa Pening selama ini dikenal sebagai salah satu tujuan wisata populer Kabupaten Semarang, Jawa Timur. Danau ini berada di tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Banyubiru, Tuntang, dan Kecamatan Ambarawa. Dibalik keindahannya, Rawa Pening ternyata memiliki legenda yang terkenal. 

Dikisahkan ada sepasang suami istri yang bernama Ki Hajar dan Nyai Selakanta. Mereka tinggal di Desa Ngasem, sebuah desa yang berada di lembah antara Gunung Telomoyo dan Merbabu. Pasangan ini disegani karena sering membantu warga.

Suatu ketika, Nyai Selakanta yang sudah lama tidak memiliki keturunan, berkeinginan untuk memiliki seorang anak. Mendengar hal tersebut, Ki Hajar memutuskan  bertapa di Gunung Telomoyo agar dimudahkan untuk memiliki anak.

Berwujud Naga

Pertapaan Ki Hajar dilakukan hingga berbulan-bulan. Hingga suatu hari, tiba-tiba Nyai Selakanta mengandung bayi. Setelah sembilan bulan, bayi yang ditunggu-tunggu lahir. Namun, Nyai Selakanta kaget karena anak yang dilahirkan memiliki wujud naga. 

Meski begitu, ia tetap berbesar hati merawat sang anak hingga tumbuh dewasa. Anak ini ia beri nama Baru Klinting, sesuai dengan nama tombak dari ayahnya. Beranjak dewasa, Baru Klinting bertanya mengenai ayahnya. Nyi Selakantan menjawab bahwa ia mempunyai ayah yang bernama Ki Hajar dan sedang bertapa di Gunung Telomoyo.

Sang ibu menyarankan Baru Klinting mencari ayahnya. Baru Klinting dibekali pusaka tombak ayahnya supaya dikenali. Akhirnya, ia pun pergi ke Gunung Telomoyo dan menemukan pertapaan Ki Hajar. 

Mulanya Ki Hajar tidak percaya jika Baru Klinting adalah anaknya. Baru setelah meminta Baru Klinting untuk mengitari Gunung Telomoyo, dia percaya. Ki Hajar mengetahui cara agar Baru Klinting berubah ke wujud manusia dengan bertapa di Bukit Tugur. 

Baca juga: Legenda Putri Tujuh dan Asal Usul Nama Kota Dumai

Diselamatkan Lesung

Bukti Tugur berlokasinya di Desa Pathok, yang dikenal warganya yang sombong. Saat musim panen, warga desa hendak mengadakan pesta besar-besaran. Mereka berburu hingga sampai di bukit. Disana mereka menemukan sebuah naga, yang mana itu adalah Baru Klinting yang sedang bertapa. 

Warga desa akhirnya memotong naga itu sebagai konsumsi untuk pesta. Saat pesta  dimulai, datanglah seorang laki-laki yang ternyata adalah wujud baru dari Baru Klinting. Anak tersebut meminta makanan kepada warga desa. 

Akan tetapi, karena penampilannya yang penuh luka, berbau amis dan seperti pengemis, warga menolak keberadaannya. Untungnya, ada perempuan bernama Nyi Lantung yang memberikannya makanan lezat. Nyi Lantung pun mengakui kalau warga desa memang punya sifat buruk.

Mendengar hal itu Baru Klinting hendak memberinya pelajaran. Dia menancapkan lidi di tengah desa. Kemudian dia menantang semua warga untuk menunjukkan kehebatannya, dengan membuktikan kalau mereka bisa mencabut lidi yang ditancapkan Baru Klinting. 

Baca juga: Cerita Batu Ampar, Legenda Si Badang Yang Perkasa

Warga desa mencoba untuk mencabutnya, namun tidak ada yang berhasil. Akhirnya, Baru Klinting pun mencabut lidi. Akan tetapi, dari lidi yang dicabut keluarlah air yang sangat deras, menenggelamkan desa yang berisi orang angkuh. 

Hanya ada satu orang yang selamat yaitu Nyi Lantung yang menaiki lesung sebagai perahu. Hal ini dikarenakan sebelum menancapkan lidi, Baru Klinting berpesan supaya Nyi Lantung menyiapkan lesung ketika mendengar suara gemuruh. 

Lama- kelamaan air tersebut menjadi genangan yang amat luas. Sejak saat itu, genangan yang menjadi danau itu disebut sebagai Rawa Pening.

You Might Also Like

Menguak Legenda di Balik Keindahan Pantai Pandan Kuning

Mitos Nogo Rojo dan Pesona Pantai Watu Ulo di Jember

Mengungkap Legenda Lutung Kasarung di Kebumen

Legenda Putri Lumimuut, Kisah Asal-usul Etnis Minahasa

Filosofi Di Balik Keindahan Batik Rereng Ciwangi Sukabumi

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Anisa Kurniawati
Content Writer
Previous Article Tour de Siak 2024 Promosi Budaya dan Ekonomi Sumatera Barat
Next Article Abdullah Harahap Novelis Horor Yang Sangat Penakut
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?