Di tanah Pasundan, Jawa Barat, terdapat sebuah legenda masyarakat yang populer hingga kini, yaitu kisah Nyi Rengganis dan Taman Banjarsari. Kisah ini menceritakan seorang putri yang dibesarkan ayahnya karena ibunya meninggal dunia saat melahirkannya.
Pada zaman dahulu kala, di Tanah Parahyangan dikenal seorang putri yang cantik jelita bernama Nyi Dewi Retna Rengganis. Ia lahir sebagai seorang putri tunggal penguasa keraton Djamin.
Namun sayang, ibu Nyi Rengganis meninggal saat melahirkannya. Karena kesedihan mendalam, akibat kehilang sang istri, sang raja pun memutuskan pergi meninggalkan keraton untuk bertapa.
Bersama anak semata wayangnya mereka pergi ke wilayah pegunungan. Hingga mereka akhirnya sampai ke sebuah kawasan yang di beri nama kawasan Argapura.
Taman Banjarsari
Sementara sang raja bertapa, perlahan Nyi Rengganis tumbuh menjadi gadis remaja yang cantik. Lama bertapa sang raja berganti nama menjadi raja pandita. Dia membangun tempat pertapaan yang kemudian namanya dikenal luas.
Selain mengurus keperluan ayahnya, Nyi Rengganis sering bermain ke hutan. Dia sering pergi ke tempat air terjun, bermain bersama hewan-hewan, memetik bunga dan lainnya. Suatu ketika dia pergi agak jauh dari biasanya.
Dia menemukan sebuah tempat yang sangat luas dan indah jauh di tengah hutan. Di tengahnya terdapat sebuah padepokan yang terbuat dari kayu bercat putih. Di taman ini, Nyi Rengganis kemudian sering memetik dan membawa pulang bunga.
Suatu ketika, sang ayah menanyakan dari mana Nyi Rengganis mendapatkan bunga. Ternyata, bunga yang dipetik Nyi Rengganis berasal dari taman Banjaransari milik Raden Iman Suwangsa.
Pemilik taman sendiri adalah calon pewaris tahta seorang adipati bernama Baginda Hamzah.
Legenda Nyi Rengganis
Disisi lain, Raden Iman Suwangsa marah karena belakangan ini tamannya terlihat rusak. Ia kehilangan bunga-bunga cantiknya. Raden Iman Suwangsa yang terkenal berwatak keras berkeliling mencari tahu siapa pencuri bunganya.
Akhirnya, Raden Iman Suwangsa membacamantra di bunga-bunganya untuk menjebak si pencuri bunga. Nyi Rengganis yang ingin membuat taman bunga serupa di Argapuro, dia kembali memetik bunga di Taman Banjarsari.
Sesampainya di sana, ketika sedang diam-diam memetik bunga, tiba-tiba tubuhnya teringkus jalinan benang sari. Raden Iman Suwangsa yang melihat jebakannya berhasil tertawa senang. Dia kemudian menghampiri sang putri dan berniat menghukumnya.
Nyi Rengganis meminta maaf, dia menangis dan memohon dilepaskan. Namun, Suwangsa yang bengis tidak menggubris. Dia bahkan meminta prajuritnya menyeret Rengganis ke kerajaan.
Tangisan Nyi Rengganis semakin keras. Air matanya mengalir deras dan mulai membuat genangan di sekitar tubuh sang putri. Perlahan genangan itu semakin tinggi dan menghempaskan tanaman bunga itu ke sekeliling Argapura.
Tanaman bunga itu seolah mampu menyusun diri dengan indahnya. Taman Banjaransari kini melekat dan terbentuk kembali di kaki gunung Argapura dan keindahannya kini dapat dinikmati semua orang.
(Dirangkum dari buku cerita rakyat Jawa Barat, Nyi Rengganis dan Taman Banjarsari oleh Resti Nurfaidah)