By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Legenda Pemandian Sembilan Bidadari di Tumatenden Minahasa
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Cerita Rakyat > Legenda Pemandian Sembilan Bidadari di Tumatenden Minahasa
Cerita Rakyat

Legenda Pemandian Sembilan Bidadari di Tumatenden Minahasa

Achmad Aristyan
Last updated: 01/01/2025 02:25
Achmad Aristyan
Share
Lokasi yang dipercaya sebagai tempat pemandian para bidadari ini terletak di Tumatenden, Minahasa. Foto: GoogleMaps/Bravo Vermeulen
SHARE

Di tanah Minahasa, tepatnya di wilayah Airmadidi, terdapat sebuah legenda yang mengisahkan tentang sembilan bidadari yang datang mandi di bumi.

Cerita seperti ini tidak hanya dikenal di Jawa, tetapi juga di Sulawesi Utara, dengan lokasi yang dipercaya sebagai tempat pemandian para bidadari ini terletak di daerah Tumatenden. 

Asal-usul Cerita

Melansir dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, menurut cerita rakyat di Kelurahan Airmadidi Bawah, sembilan bidadari yang turun dari kayangan berwujud burung balam putih. Setiap kali datang, mereka terbang menuju pemandian air panas yang dikenal sebagai Rano ni Putiin (air dari burung balam). 

Pemandian ini hanya boleh digunakan para putri kayangan, dan dianggap sebagai tempat yang penuh dengan keindahan alam. Di sekitar pemandian ini, terdapat hutan yang lebat, dengan pepohonan tinggi dan bunga-bunga yang tumbuh liar.

Suatu hari, Mamanua, pemuda desa yang kaya dan memiliki banyak pesuruh, memutuskan mengunjungi tempat pemandian itu. Dia ingin tahu siapa yang berani membuat tempat itu kotor. 

Dalam penyamarannya, Mamanua menyaksikan para bidadari turun dan mandi. Tanpa sepengetahuan mereka, Mamanua mencuri salah satu sayap putih milik bidadari bungsu, yang kemudian dikenal dengan nama Lumalundung.

Lumalundung, yang kehilangan sayapnya, tidak bisa kembali ke kayangan. Akhirnya, ia tinggal di bumi dan menikahi Mamanua, yang merawatnya dengan baik. Dari pernikahan itu, lahirlah anak laki-laki yang diberi nama Walansendow.

Perjalanan Mamanua dan Walansendow

Waktu berlalu, mereka hidup bahagia. Namun,suatu hari Mamanua melakukan sebuah kesalahan fatal. Mamanua secara tidak sengaja mencabut tiga helai rambut istrinya, yang menjadi pantangan bagi seorang bidadari. 

Tindakan ini menyebabkan darah mengalir tanpa henti dari kepala Lumalundung. Ketika Mamanua menyadari kesalahannya, Lumalundung segera mencari sayap yang disembunyikan suaminya dan terbang kembali ke kayangan, meninggalkan Mamanua dan anak mereka. 

Walansendow menangis tanpa henti, dan Mamanua pun bertekad untuk mencari istrinya ke mana pun dia pergi, bahkan jika itu berarti harus menuju langit yang ke tujuh. Perjalanan panjang dimulai, dan Mamanua menggendong Walansendow dalam pencariannya. 

Dalam perjalanan, mereka bertemu dengan berbagai makhluk, seperti pohon besar yang sangat tinggi, rotan, babi hutan, dan ikan besar, yang semuanya meminta balas jasa jika mereka ingin membantu Mamanua. Namun, meskipun berbagai bantuan datang, mereka tetap gagal mencapai tujuan mereka.

Akhirnya, perjalanan mereka membawa ke lelaki tua bernama Malaroya, yang ternyata ayah Lumalundung. Malaroya menilai Walansendow memiliki darah dewa. Dengan penuh kasih, Malaroya mengarahkan Mamanua dan Walansendow ke tempat para bidadari berada. 

Namun, Mamanua bingung karena semua putri memiliki wajah serupa. Ketika Mamanua hampir menyerah, seekor lalat datang dan memberitahunya, Lumalundung adalah putri yang ia cari.

Setelah bertemu kembali dengan Lumalundung, keduanya berpelukan dan berbicara tentang perjalanan yang telah mereka lalui. Namun, kedatangan mereka menimbulkan keributan di kayangan, karena bau manusia telah tercium. 

Malaroya datang memberikan hukuman pada Mamanua. Namun, dengan bantuan Sogili (belut), Mamanua berhasil mengisi sebatang buluh berlubang dengan air, memenuhi syarat dari Malaroya.

Akhirnya, hukuman dibatalkan, dan Mamanua bersama istrinya dan anak mereka diperbolehkan untuk hidup bahagia di kayangan. Demikian kisah Legenda Sembilan Bidadari dari Minahasa.

You Might Also Like

Legenda Kerajaan Hindu dan Orang Basap di Kutai Kartanegara

Kisah Putri Hijau, Keindahan dan Keajaiban dari Labuhan Deli

Kisah Cinta dan Perebutan Takhta dalam Kisah Lutung Kasarung

Kisah Joko Lelono dalam Legenda Umbul Naga

Perjalanan Mundinglaya Dikusumah Menuju Kedamaian Pajajaran

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Achmad Aristyan
Content Writer
Previous Article Tradisi Pemakaman di Indonesia yang Menarik Wisatawan
Next Article Tari Maengket Simbolisasi Syukur dalam Budaya Minahasa
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?