By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Menelusuri Jejak Kuliner Wajik Menjadi Jajanan Klasik
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Warisan Budaya > Menelusuri Jejak Kuliner Wajik Menjadi Jajanan Klasik
Warisan Budaya

Menelusuri Jejak Kuliner Wajik Menjadi Jajanan Klasik

Achmad Aristyan
Last updated: 20/12/2024 14:29
Achmad Aristyan
Share
Wajik, kudapan tradisional khas Indonesia bercita rasa manis dan bertekstur empuk serta lengket. Tangkapan Layar YouTube Atha Naufal
SHARE

Wajik adalah kudapan tradisional Indonesia yang memiliki sejarah panjang sejak zaman Majapahit sekitar abad ke-16. Wajik tertulis dalam kitab sastra religi kuno bernama Kitab Nawasuci atau Sang Hyang Tattawajnana karya Mpu Siswamurti. Kitab itu menyebut, wajik menjadi makanan para raja.

Sementara di era masa kini, Wajik ini telah menjadi bagian penting dalam budaya kuliner Jawa, khususnya di Jawa Tengah dan Jawa Timur. 

Melansir dari Wikipedia, Wajik umumnya disajikan pada acara-acara adat, terutama pernikahan, sebagai simbol harapan hubungan yang lengket dan langgeng bagi pasangan yang menikah. Di berbagai daerah, wajik dikenal dengan nama yang berbeda. 

Baca juga: Cerita Di Balik Manisnya Wajit Khas Tasikmalaya

Di Sumatera, wajik disebut pulut manis, sedangkan di Sulawesi dikenal sebagai bajek (Bugis), wajek (Makassar), atau golla kambu (Mandar), di Jawa Barat terkenal dengan sebutan Wajit. Meski beragam nama, bahan dasar wajik tetap sama: beras ketan, santan kelapa, dan gula merah.  

Saat ini, da dua kota yang menjadikan wajik sebagai kuliner khas yakni Di Magelang, Jawa Tengah, dengan wajik merek Week.Sementara Di Kabupaten Blitar, Jawa Timur, memiliki nama wajik kletik.

Wajik Kletik khas Blitar, Jawa Timur. Foto: Google/Ayu Lestari

Jenis-Jenis Wajik  

  1. Wajik Ketan

Wajik ketan adalah jenis wajik yang paling dikenal. Terbuat dari beras ketan yang dikukus, kemudian dimasak bersama santan dan gula merah hingga menghasilkan tekstur lembut dan berminyak. 

Warna wajik ketan umumnya cokelat muda hingga cokelat tua. Selain menggunakan gula merah, ada pula variasi warna lain seperti hijau dari sari daun suji dan merah muda dari pewarna makanan. 

Wajik ini biasanya dibentuk menjadi belah ketupat atau jajar genjang, yang menjadi asal usul nama “wajik” dalam bahasa Jawa.  

  1. Wajik Kletik

Wajik kletik adalah variasi wajik khas Blitar yang dibungkus menggunakan kulit jagung atau klobot. Kulit jagung ini disetrika untuk memastikan kebersihannya, sehingga wajik menjadi lebih tahan lama. 

Cita rasa wajik kletik sama dengan wajik ketan, tetapi memiliki keunikan pada cara membungkusnya. 

  1. Wajik Bandung

Wajik Bandung berasal dari daerah Bandung dan memiliki ciri khas campuran kelapa parut dalam adonannya. Berbeda dengan wajik ketan, wajik Bandung lebih dominan dengan tekstur kelapa. 

Kudapan ini dibungkus kertas minyak berwarna-warni, memberikan tampilan meriah dan menarik.  

Baca juga: Camilan Bandung Barat Yang Bikin Ketagihan

Cita Rasa 

Wajik memiliki cita rasa manis yang legit dengan tekstur lembut tetapi kenyal. Rasa manisnya sering dipadukan dengan aroma pandan atau vanila, sementara beberapa variasi memiliki rasa khas seperti gula merah atau durian.  

Simbol Tradisi

Selain sebagai kudapan sehari-hari, wajik memiliki makna simbolis dalam berbagai tradisi. Pada acara pernikahan adat Jawa, wajik menjadi bagian dari hantaran pengantin sebagai simbol hubungan yang lengket dan harmonis.  

Wajik juga menjadi oleh-oleh khas dari berbagai daerah. Di Magelang, Jawa Tengah wajik ketan cokelat gula merah menjadi buah tangan yang populer, sementara di Blitar, wajik kletik dikenal sebagai oleh-oleh klasik dari daerah itu.  (Dari berbagai sumber)

You Might Also Like

Keraton Kasepuhan, Jejak Kebesaran Kerajaan Islam Nusantara

Sistem Budi Daya Tradisional Salak Bali Diakui FAO

5 Kue Khas Tahun Baru Imlek, Simbol Pembawa Keberuntungan 

Lomba Berjepin ASN Pontianak, Lestarikan Budaya Melayu

Sarapan Beseprah, Simbol Kebersamaan Masyarakat Kutai

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Achmad Aristyan
Content Writer
Previous Article 13 Jadwal Konser Musik Internasional di Jakarta Tahun 2025
Next Article Cinta Roro Suminten dalam Cerita Warok Suromenggolo
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?