Napak Tilas Raden Patah bisa menjadi salah satu destinasi wisata religi yang patut dimasukkan ke dalam daftar kunjunganmu! Saat ini, wisata religi semakin populer sebagai pilihan menarik untuk perjalanan.
Mengapa demikian? Karena dalam wisata religi, pengunjung dapat mengunjungi tempat-tempat bersejarah, budaya, agama, serta tokoh-tokoh penting, termasuk tempat ibadah.
Selain mendapatkan ketenangan jiwa, wisata religi juga menawarkan kesempatan untuk mempelajari sejarah, budaya, dan tradisi setempat. Ini sangat cocok bagi mereka yang ingin menikmati suasana damai sembari memperkaya pengetahuan.
Salah satu destinasi wisata religi yang cukup dikenal di Sumatra, khususnya di Sumatera Selatan, adalah Napak Tilas Raden Patah yang berada di Desa Pagar Batu, Kecamatan Pulau Pinang, Kabupaten Lahat.
Situs ini memiliki nilai sejarah yang tinggi karena berkaitan dengan penyebaran agama Islam di wilayah Sumatra. Sejarah di balik wisata religi ini sangat menarik untuk dijelajahi lebih lanjut.
Pada masa lalu, Raden Patah melakukan pelayaran dari Demak, melewati Laut Jawa, Selat Sunda, hingga menyusuri Sungai Musi dan tiba di Sungai Lematang.
Masuknya Islam di Kabupaten Lahat bermula dari dakwah yang dilakukan Raden Patah di Desa Pagar Batu, bersama dengan keluarganya. Istrinya, Putri Kemaladewa, serta anak-anak dan menantunya turut serta dalam syi’ar Islam di daerah tersebut. Setelah istrinya dan beberapa anaknya meninggal, mereka dimakamkan di Desa Pagar Batu.
Di sini juga terdapat potongan rambut dan kuku Raden Patah yang dimakamkan sesuai dengan permintaannya sebelum ia melanjutkan dakwah ke wilayah lain.
Hal ini menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan yang ingin berziarah ke makam keluarga Raden Patah. Makam-makam tersebut dihiasi dengan ukiran kaligrafi bertuliskan “lailahhaillaallah,” yang mencerminkan simbol agama Islam. Tak heran jika Napak Tilas Raden Patah menjadi salah satu destinasi wisata religi yang terkenal di Sumatera Selatan.
Untuk mencapai lokasi ini, pengunjung hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit dari pusat Kota Lahat dengan kendaraan roda dua atau roda empat.
Sebelum tiba di Napak Tilas Raden Patah, pengunjung akan melewati jembatan gantung yang menjadi salah satu ikon daerah tersebut. Bagi yang mencari sensasi petualangan, melintasi jembatan gantung terpanjang di Indonesia, yang mencapai 310 meter, dapat menjadi pengalaman menarik.
Di bawah jembatan ini, mengalir Sungai Lematang yang dahulunya merupakan rute pelayaran Raden Patah saat masuk ke pedalaman Sumatra.
Desa Pagar Batu juga merupakan pusat dari Suku Lime, yang hingga kini masih eksis. Suku ini mewarisi peninggalan berupa makam, adat budaya, berbagai senjata, serta keturunan yang masih berkembang. Sebagian peninggalan Raden Patah saat ini dibawa oleh keturunannya ke Jakarta.
Bagi yang ingin berwisata religi, selain ziarah ke makam keluarga Raden Patah, pengunjung juga dapat berjalan kaki sekitar 500 meter dari makam rambut dan kuku Raden Patah menuju pemakaman istrinya.
Akses jalan menuju lokasi ini cukup baik dan bisa dilalui kendaraan roda dua. Setibanya di lokasi, terdapat fasilitas seperti mushola, toilet, tempat duduk untuk beristirahat, serta taman kecil yang membuat suasana semakin nyaman.
Ketika sampai di tempat ini, pengunjung akan merasakan suasana sejuk dan asri, berkat lokasi yang berada di tepi Sungai Lematang dengan banyaknya pepohonan rindang.
Di kompleks ini juga terdapat makam tiga hulubalang yang masing-masing telah diberi pagar, menambah nilai sejarah bagi pengunjung.
Jadi, apakah kamu tertarik untuk mengunjungi Napak Tilas Raden Patah sambil meresapi sejarah dan ketenangan spiritual? Ayo ajak keluargamu dan nikmati pengalaman wisata religi yang penuh makna ini! (Achmad Aristyan – Sumber: pariwisata.lahatkab.go.id)