By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Mengenal Arsitek Monas Pilihan Langsung Presiden Soekarno
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Pariwisata > Mengenal Arsitek Monas Pilihan Langsung Presiden Soekarno
Pariwisata

Mengenal Arsitek Monas Pilihan Langsung Presiden Soekarno

Anisa Kurniawati
Last updated: 17/12/2024 03:19
Anisa Kurniawati
Share
SHARE

Monumen Nasional, atau lebih dikenal sebagai Monas, adalah salah satu ikon paling terkenal di Jakarta, Indonesia. Monumen ini tidak hanya berfungsi sebagai simbol kemerdekaan, tetapi juga sebagai karya arsitektur yang mencerminkan semangat perjuangan bangsa.

Dilansir dari laman Kemenparekraf, ide awal pendirian Monas berasal dari orang biasa yang namanya tak pernah disebut-sebut atau bahkan ditorehkan dalam prasasti. Ia adalah Sarwoko Martokoesoemo, penggagas pembangunan Monumen Nasional di depan Istana Merdeka.

Pembangunan Tugu Monas bertujuan mengenang dan melestarikan perjuangan bangsa Indonesia pada masa revolusi kemerdekaan 1945, agar terus membangkitkan inspirasi dan semangat patriotisme generasi penerus bangsa.

Lalu, siapa sebenarnya yang mendesain Monas di masa lalu? Desain dan arsitek Monas dikerjakan Frederich Silaban dan R.M. Soedarsono.

Baca juga: Trem Batavia, Primadona Transportasi Jakarta Tempo Dulu

Frederich Silaban

Frederich Silaban adalah seorang arsitek asal Sumatera Utara yang juga merupakan arsitek pembangunan Masjid Istiqlal. Dalam perencanaan pembangunan Monas, Presiden Soekarno membentuk komite nasional dan mengadakan sayembara desain pada tahun 1955 dan tahun 1960.

Dari sayembara ini satu rancangan desain karya Frederich Silaban, dipilih oleh komite nasional. Namun, setelah ditunjukkan kepada Presiden Soekarno, desain milik Silaban belum memenuhi keinginan Soekarno kala itu.

Friedrich Silaban, Arsitek Monas.Foto: Foto: kemdikbud.go.id

Presiden Soekarno kemudian meminta Silaban mendesain ulang Monas sesuai dengan konsep pemikiran Soekarno yang menginginkan Monas berbentuk Lingga dan Yoni.

Silaban merevisi desainnya, tapi hasilnya adalah rancangan untuk monumen yang begitu besarnya hingga akan memakan dana terlalu besar untuk kondisi keuangan negara yang saat itu tidak kondusif.

Silaban tidak bersedia mendesain Monas lebih kecil dan menyarankan pembangunan ditunda sampai ekonomi membaik. Soekarno lalu meminta arsitek RM Soedarsono melanjutkan desain Silaban.

Baca juga: Arsitektur Jengki, Kecantikan Interior Tradisional Indonesia

R.M Soedarsono 

R.M. Soedarsono kemudian juga tercatat sebagai arsitek Monas. Dalam rancangannya, Soedarsono mencoba menginterpretasikan keinginan Presiden Soekarno tentang Lingga dan Yoni, serta memasukkan unsur 17, 8, dan 45 (lambang proklamasi) ke ukuran monumen.

Setelah desain disetujui, pembangunan Monas dimulai 1961 dan diresmikan tahun 1975. Selama periode itu, Soedarsono menghadapi berbagai tantangan, termasuk kendala finansial dan teknis.

Foto: RM Soedarsono (Perpustakaan Nasional)

Namun, dengan ketekunan dan komitmen kuat, ia berhasil menyelesaikan proyek tepat waktu. Monas pun menjadi simbol kebanggaan bangsa dan menarik perhatian pengunjung dari seluruh dunia.

Kini, Monas tidak hanya berfungsi sebagai monumen, tetapi juga sebagai ruang publik yang menyediakan berbagai kegiatan sosial dan budaya.

Soedarsono berhasil menciptakan ruang yang bukan hanya fisik, tetapi juga memiliki makna yang dalam bagi masyarakat Indonesia. Monumen ini sering digunakan sebagai lokasi upacara kenegaraan, perayaan Hari Kemerdekaan, dan acara-acara lainnya.

You Might Also Like

Uji Nyali Di Jembatan Kanopi Bukit Bangkirai Kalimantan Timur

Melihat Dahsyatnya Tsunami Aceh Melalui Monumen PLTD Apung

5 Destinasi Favorit Untuk Merayakan Hari Valentine Berkesan

Candi Borobudur Kian Memikat Wisatawan

Es Cendol Elizabeth, Setia Dengan Cita Rasa

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Anisa Kurniawati
Content Writer
Previous Article Mpaa Ntumbu Ritual Adu Kepala Ala Masyarakat Desa Maria Bima
Next Article GPIB Immanuel Probolinggo dengan Keindahan Arsitektur Gothic
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?