By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Mengenal Bakar Tongkang, Penghormatan Leluhur Tionghoa Riau
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Tradisi > Mengenal Bakar Tongkang, Penghormatan Leluhur Tionghoa Riau
Tradisi

Mengenal Bakar Tongkang, Penghormatan Leluhur Tionghoa Riau

Anisa Kurniawati
Last updated: 19/02/2025 03:56
Anisa Kurniawati
Share
Foto: eventdaerah.kemenparekraf.go.id
SHARE

Bakar Tongkang, salah satu ritual unik yang masih dilakukan masyarakat Bagansiapiapi, di Kabupaten Rokan Hilir, Riau. Tradisi ini berhubungan erat dengan sejarah imigran Tionghoa yang datang ke Riau. 

Festival Bakar Tongkang bermula dari sekitar tahun 1826, ketika sekelompok imigran dari Fujian, Cina Selatan, berlayar menuju Sumatera menggunakan kapal tongkang.

Mereka dipimpin Ang Mie Kui yang mengikuti cahaya kunang-kunang yang disebut “siapi-api”. Setelah sampai di Riau, mereka akhirnya menetap di daerah yang dikenal sebagai Bagansiapiapi.

Saat itu, para imigran bersumpah untuk tidak kembali ke tanah air mereka karena kondisi sosial dan politik yang tidak menentu di sana. 

Sebagai simbol tekad dan kesetiaan mereka terhadap tanah baru, kapal terakhir yang mereka gunakan untuk berlayar dibakar. Peristiwa inilah yang menjadi cikal bakal tradisi Bakar Tongkang, yang hingga kini masih dilestarikan.

Ritual ini diperingati setiap tahun pada tanggal 16 bulan ke-5 menurut kalender Tionghoa. Dalam bahasa Hokkien, tradisi ini dikenal sebagai “Go Ge Cap Lak.”

Prosesi Bakar Tongkang

Sebelum prosesi Bakar Tongkang, terdapat berbagai rangkaian agama dan budaya yang dilangsungkan selama beberapa hari. Ritual dimulai dengan sembahyang di Kelenteng Ing Hok Kiong, kelenteng tertua di Bagansiapiapi. 

Kapal Tongkang sendiri berupa replika yang memiliki panjang sekitar 8,5 meter dan lebar 1,7 meter. Replika kapal ini diarak dari kelenteng menuju lokasi pembakaran sejauh 1,2 kilometer.

Arak-arakan diikuti ribuan orang dan diiringi atraksi seni budaya khas Tionghoa. Peserta dari berbagai kalangan menampilkan berbagai pertunjukan seperti barongsai, musik tradisional.

Selain itu ada juga pertunjukan Tan Ki, di mana peserta menunjukkan kemampuan fisik yang luar biasa dengan menahan tusukan benda tajam tanpa terluka.

Setibanya di lokasi pembakaran, replika kapal akan ditempatkan di atas tumpukan kertas doa berwarna kuning (Kim Chua Chua). Saat kapal mulai terbakar, masyarakat akan memperhatikan arah jatuhnya tiang layar kapal.

Jika tiang jatuh ke arah laut, diyakini rezeki akan datang dari sektor perikanan. Sebaliknya, jika jatuh ke darat, maka keberuntungan lebih banyak berasal dari usaha di daratan.

Tradisi ini telah masukkan ke dalam Festival yang tidak hanya menarik perhatian lokal. 

Setiap tahunnya, festival ini menarik puluhan ribu wisatawan dari berbagai negara seperti Malaysia, Singapura, Thailand, Taiwan, hingga China Daratan. Kehadiran wisatawan ini memberikan kontribusi besar bagi sektor perhotelan, kuliner, dan usaha mikro di wilayah tersebut.

Dengan daya tarik budaya yang unik, festival ini diharapkan dapat terus berkontribusi dalam memperkaya keberagaman budaya Indonesia serta meningkatkan sektor pariwisata di Riau.

You Might Also Like

Mengungkap Legenda Yadnya Kasada Gunung Bromo

Misteri Atraksi Magis Tradisi Seni Lukah Gilo Minangkabau

Jejak Sejarah Tradisi Balon Udara di Wonosobo

Seni Bela Diri Langga, Di Antara Tradisi dan Mistis

Kampung Banjarnegara Rayakan Kirab Kelestarian Sungai

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Anisa Kurniawati
Content Writer
Previous Article Tiga Label Fesyen Indonesia Tampil di New Energy Tokyo 2025
Next Article Sejarah Gamelan Jawa: Alat Musik Kerajaan yang Kini Mendunia
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?