By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Mengenang Jejak Hardi, Pelukis Fenomenal Presiden RI 2001 
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Profil > Mengenang Jejak Hardi, Pelukis Fenomenal Presiden RI 2001 
Profil

Mengenang Jejak Hardi, Pelukis Fenomenal Presiden RI 2001 

Anisa Kurniawati
Last updated: 11/01/2025 03:16
Anisa Kurniawati
Share
Foto: tajukrakyat.com
SHARE

Sosok Hardi dikenal sebagai seorang perupa dan budayawan Indonesia yang populer dengan karya-karya ekspresionisnya serta kritik sosial yang tajam. Lukisan bertajuk Presiden RI 2001, hingga kini menjadi salah satu karya masterpiece-nya.

Hardi lahir di Blitar, Jawa Timur, pada 26 Mei 1951. Melansir dari laman tokoh.id, Hardi memulai karier sebagai pelukis pada dekade 70-an di Bali.

Dia mengasah kemampuan melukisnya di Ubud, Bali, bersama seniman W. Hardja dan Anton Huang. 

Hardi juga melanjutkan pendidikan formal di Akademi Seni Rupa Surabaya dan STSRI ASRI Yogyakarta pada tahun 1971. Empat tahun kemudian, Hardi melanjutkan studi di De Jan Van Eyck Academie di Maastricht, Belanda. 

Selama perjalanan kariernya, ia berguru kepada seniman-seniman ternama seperti Daryono, Fadjar Sidik, Widayat, Prof. Seur, Prof. Pieter De Fesche, Nyoman Gunarsa, dan Drs. Sudarmadji.

Seniman Kontroversial

Hardi memiliki kepribadian terbuka dan blak-blakan. Hal ini tercermin dalam karya-karyanya yang mencakup berbagai tema dari filosofis, historis, religius, sosial, humanistik, dan politik. 

Karya-karyanya diwujudkan dalam bentuk seni grafis, lukisan, kolase foto seni, dan sketsa hitam putih. Momen kontroversial terjadi 5 Desember 1978. Hardi ditahan Laksusda Jaya karena lukisannya “Presiden tahun 2001, Soehardi.”

Lukisan itu merupakan protes terhadap rezim Orde Baru yang represif dan militeristik. Karena dianggap makar, ia sempat ditahan. Namun, berkat bantuan Wakil Presiden saat itu, Adam Malik, Hardi dibebaskan.

Hardi dikenal sebagai sosok yang tidak gentar melontarkan kritik tajam terhadap dunia seni dan perilaku para penguasa. Ia pernah mengecam galeri yang mengorbitkan pelukis tanpa mempertimbangkan mutu.

Selain itu dia juga mengkritik karya seni kontemporer yang dianggapnya kehilangan gairah realitas sosial. Menurutnya, banyak seniman kontemporer tenggelam dalam penjelajahan estetis tanpa memperhatikan peristiwa sosial yang signifikan.

Baca juga: Affandi, Pelukis Maestro dengan 2000 Lukisan

Seniman Kritis

Pada April 2011, Hardi kembali disorot karena lukisannya yang menggambarkan orang buang hajat di atap gedung DPR. Lukisan ini sebagai simbol kritik terhadap rencana pembangunan gedung baru DPR yang menelan biaya triliunan rupiah. 

Ia menilai perilaku anggota dewan membuat lembaga ini tidak lagi dipercaya rakyat. Hardi juga mengkritik kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang dianggapnya lembek dan enggan menggunakan kewenangannya memerintah. 

Ia menyoroti krisis kepemimpinan di Indonesia dan mengingatkan bahwa banyak yang sudah melupakan Pancasila dan sejarah. Selain itu, Hardi juga mengkritik para budayawan pasca reformasi yang sering dimanfaatkan kepentingan politik

Dia mengkritisi budayawan yang lupa jati diri sebagai pencipta karya. Ia menekankan pentingnya kritik yang disampaikan melalui karya, bukan dengan cara menghina atau menjelekkan.

Karya dan Pameran 

Sejak tahun 1976, Hardi aktif menggelar pameran di dalam dan luar negeri. Beberapa diantaranya yaitu di Heerlen, Belgia; Taman Ismail Marzuki; Bentara Budaya; dan Balai Budaya. 

Karya-karyanya dikoleksi berbagai tokoh dan institusi, seperti Museum Purna Bhakti Pertiwi, Museum Neka Ubud, dan Bank Indonesia. Selain itu karyanya juga dikoleksi Keluarga Cendana, menteri-menteri kabinet Orde Baru dan Orde Reformasi, tokoh-tokoh nasional dan lainnya. 

Pada 18 April hingga 18 Mei 1999, Hardi mengadakan pameran tunggal di Graha Budaya Indonesia di Tokyo. Kemudian, pada akhir Mei 2008, ia berpartisipasi dalam pameran bersama bertajuk “Manifesto” di Galeri Nasional.

Disini dia menampilkan karya berjudul “Waiting For The Death Penalty” yang bertema tersangka terorisme. Selanjutnya, pada 17-26 Juli 2011, ia menggelar pameran retrospektif dan meluncurkan buku “Pameran Seni Rupa Retrospektif Hardi 60 Tahun” di Galeri Cipta II, Taman Ismail Marzuki, Jakarta.

Hardi meninggal dunia pada 28 Desember 2023, meninggalkan warisan karya seni yang kaya dan pengaruh yang signifikan dalam dunia seni rupa Indonesia. 

Untuk mengenang perjalanan seniman ini, Galeri Nasional Indonesia menggelar pameran bertajuk “Jejak Perlawanan ‘Sang Presiden 2001’ – Tribut untuk Hardi (1951-2023),” 9-26 Januari 2025.

“Kalau kita lihat ada lukisan-lukisan dari tahun 70-an, tahun 80-an. Waktu itu, kritik-kritik Hardi itu bisa dituangkan di dalam kanvas, dan juga mendapatkan atensi tentu saja dan apresiasi dari berbagai media ketika itu,” kata Menteri Kebudayaan Fadli Zon usai membuka pameran tersebut di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta.

You Might Also Like

Tjilik Riwut, Pengusul Pemindahan Ibu Kota ke Palangkaraya

Andrea Hirata, Sosok Sentral di Balik Novel Laskar Pelangi

Mak Baiya, Maestro Seni Dengan Memori Fotografi

Mengenang “Dalang Setan” Ki Manteb Soedharsono

Amalia Pradifera, Jadikan Keramik Kanvas Lukisan

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Anisa Kurniawati
Content Writer
Previous Article Permaisuri Kadriyah Pontianak Kagumi Warisan Kesultanan Siak
Next Article Saras Swara Indonesia Ajak Lestarikan Seni Tradisi Wonosobo
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?