Kasino telah menjadi sosok legendaris dalam dunia komedi Indonesia. Dia adalah aktor dan pelawak yang tergabung dalam dalam kumpulan lawak bernama Warkop DKI bersama Dono dan Indro.
Memiliki nama asli, Kasino Hadiwibowo lahir 15 September 1950 di Gombong, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Meskipun demikian masa kecilnya dihabiskan di beberapa kota.
Hal ini karena mengikuti ayahnya, Suparmin, yang bekerja di Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) – saat ini PT KAI. Akibatnya, Kasino tidak sempat menghabiskan masa kecilnya di Kebumen.
Bergelar Sarjana
Pendidikan dasarnya dimulai di Jakarta, di mana ia menjadi siswa SD Budi Utomo. Perjalanan akademiknya terus berlanjut di SMP Negeri 51 Pondok Bambu, Jakarta.
Mengikuti pekerjaan sang ayah, Kasino sempat berpindah dan bersekolah di SMA Negeri 2 Cirebon. Namun, ia kembali ke Jakarta dan menyelesaikan pendidikan di SMA Negeri 22 Utan Kayu.
Setelah lulus SMA, Kasino melanjutkan pendidikan tingginya di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia (UI), mengambil jurusan Administrasi Bisnis.
Kasino berhasil menyelesaikan studinya dan memperoleh gelar sarjana pada tahun 1979.
Warkop Prambors
Kasino pertama kali bertemu dengan rekan-rekannya yang memiliki minat sama dalam dunia komedi, yakni Nanu Mulyono dan Wahjoe Sardono (Dono), saat masih kuliah.
Persahabatan mereka semakin erat dan sering kali diisi dengan humor-humor yang menghibur.
Karier mereka bermula dari obrolan santai di Radio Prambors. Konsep acaranya berbincang dengan gaya khas warung kopi. Obrolan diselipi humor yang relevan dengan kehidupan sehari-hari.
Acara ini mendapatkan respons positif dari pendengar dan membawa mereka ke panggung hiburan yang lebih besar.
Grup lawak ini awalnya dikenal sebagai Warkop Prambors, dengan anggota awalnya terdiri dari Nanu Mulyono, Rudy Badil, Dono, Kasino, dan Indrojoyo Kusumonegoro (Indro).
Seiring berjalannya waktu, Rudy mengundurkan diri. Keempat anggota lainnya terus berkarya dan membangun reputasi sebagai grup lawak yang tidak hanya menghibur, tetapi juga menyampaikan kritik sosial dalam setiap penampilannya.
Baca juga: Mengenang Dono Warkop, Komedian Legendaris Indonesia
Debut di Layar Lebar
Setelah sukses di dunia radio, Warkop Prambors mulai merambah dunia perfilman. Debut mereka dalam film “Mana Tahan” yang diproduksi PT Soraya Intercine Film dan disutradarai Nawi Ismail.
Film ini mendapatkan sambutan luar biasa dari masyarakat.
Film-film mereka memiliki ciri khas yang berbeda dari film komedi lain pada masanya, menggabungkan humor dengan kritik sosial yang tajam. Nama grup ini akhirnya berubah menjadi Warkop DKI (Dono-Kasino-Indro).
Puncak Karier dan Popularitas
Sepanjang tahun 1980-an hingga 1990-an, Warkop DKI menjadi ikon komedi Indonesia. Film-film mereka selalu menjadi tontonan wajib saat liburan atau hari raya seperti Tahun Baru dan Idul Fitri.
Di tengah popularitasnya, mereka juga sempat merambah dunia televisi dengan serial komedi yang tetap mendapatkan tempat di hati masyarakat. Selain melawak, Kasino dan kawan-kawan juga aktif dalam kegiatan pencinta alam, bergabung dalam Mapala UI.
Pada November 1996, Kasino jatuh sakit saat tampil dalam sebuah acara di Bandung dan didiagnosis menderita tumor otak. Setelah menjalani perawatan intensif, kondisinya sempat membaik, tetapi akhirnya memburuk pada tahun 1997.
Kasino akhirnya menghembuskan napas terakhirnya pada 18 Desember 1997 di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, dalam usia 47 tahun. Meskipun telah tiada, warisan komedi yang ia tinggalkan bersama Warkop DKI tetap dikenang masyarakat hingga kini. (Dari berbagai sumber)