Kota Tua Gorontalo, pesona bangunan ber-arsitektur era pemerintahan Hindia Belanda telah menarik banyak pengunjung. Salah satunya yaitu Pengurus Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Provinsi Gorontalo menggelar kegiatan jalan sehat dan studi ekskursi Kota Tua Gorontalo pada hari Sabtu (12/10/2024).
Kegiatan ini diikuti oleh 80 peserta yang berasal dari anggota IAI dan mitranya. Sejak pukul 05.30 WITA, mereka sudah mulai berdatangan di Lapangan Taruna Remaja.“Studi ekskursi ini merupakan pembelajaran yang dilakukan para peserta secara berkelompok dengan menyusuri kota tua Gorontalo dan mengamati serta menggali informasi secara langsung,” kata Ketua IAI Provinsi Gorontalo, Yohanes Erik Ambarmoko.
Yohanes menjelaskan bahwa para peserta jalan sehat dibawa ke wilayah kota tua yang dulunya di era Pemerintahan Hindia Belanda menjadi pusat pemerintahan. Kawasan yang berada di pusat kota ini meliputi Kelurahan Tenda dan Biawao di Kecamatan Kota Selatan.
Jalan sehat ini dimulai dari alun-alun Lapangan Taruna Remaja sebagai landmark kota tua Gorontalo. Lapangan ini berada di depan rumah dinas Gubernur Gorontalo yang pada masa Pemerintahan Hindia Belanda merupakan rumah Asisten Residen Gorontalo.
“Kami mengundang pemandu wisata kota tua yang bisa menjelaskan sejarah kota dan bangunan-bangunan peninggalan masa lalu,” ujar Yohanes.
Di awal jalan sehat ini, para peserta dibawa ke sisi selatan alun-alun yang masih banyak berdiri rumah-rumah tua. Kawasan ini dikenal sebagai Kampung Borogo atau Borgo, yaitu kawasan permukiman para pegawai pemerintahan kolonial yang umumnya peranakan Belanda.
Di sepanjang jalanan, para peserta akan melihat banyak rumah dengan gaya arsitektur India. Diantaranya, Ada bekas bangunan Societeit Wilhelmina, Hotel te Gorontalo yang sekarang menjadi rumah sakit tentara.
Selain itu, ada asrama polisi yang dulunya merupakan Benteng Nassau baru, bekas kantor dan pembangkit listrik Algemeen Nederlands Indische Electriciteit Maatschappij (ANIEM). Ada pula bangunan Hotel Velberg yang dibangun pada tahun 1900 oleh Hendrik Vellberg, seorang syahbandar pelabuhan Gorontalo pada masa itu.
Sisa penjara lama berupa pondasi batu bata di tepi jalan dan dinding luar juga disaksikan para peserta jalan sehat. Mereka kemudian menyusuri kawasan pecinan yang memiliki bangunan beton gaya India, terdapat kelenteng Thian Hou Kiong (Tulus Harapan Kita) yang berdiri tahun 1883.
“Kami juga mengajak peserta untuk mengenal bangunan bekas kantor Kopra Fond yang memiliki gaya arsitektur unik,” kata Rosyid Azhar pemandu wisata yang menemani perjalanan studi ekskursi peserta jalan sehat ini.
Sepanjang jalan kembali ke Lapangan Taruna Remaja, para peserta masih disuguhi bangunan-bangunan tua yang umurnya diperkirakan lebih dari 100 tahun, seperti bekas gedung Koninklijke Paketvaart-Maatschappij (sebuah perusahaan pengiriman paket kerajaan, semacam Pelni di era Hindia Belanda).
Ada juga Kantor Pos Indonesia yang dulunya bernama Posts Telegraafend Telefoon Dienst atau Jawatan Pos, Telegraf, dan Telepon (PTT), serta kantor PKK Kota Gorontalo yang dulunya adalah Kantor Landbouw.
Melalui kegiatan Jalan sehat dan studi ekskursi Kota Tua Gorontalo ini, diharapkan para peserta menjadi lebih tahu sejarah Indonesia, dan ikut menjaga serta melestarikan warisan budaya tersebut. (Anisa Kurniawati-Sumber: infopublik.id)