By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Menikmati Pesona Kota Tua Ikon Gorontalo
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Pariwisata > Menikmati Pesona Kota Tua Ikon Gorontalo
Pariwisata

Menikmati Pesona Kota Tua Ikon Gorontalo

Ridwan
Last updated: 14/10/2024 02:11
Ridwan
Share
4 Min Read
Foto: infopublik.id
SHARE

Kota Tua Gorontalo, pesona bangunan ber-arsitektur era pemerintahan Hindia Belanda telah menarik banyak pengunjung. Salah satunya yaitu Pengurus Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Provinsi Gorontalo menggelar kegiatan jalan sehat dan studi ekskursi Kota Tua Gorontalo pada hari Sabtu  (12/10/2024).

Kegiatan ini diikuti oleh 80 peserta yang berasal dari anggota IAI dan mitranya. Sejak pukul 05.30 WITA, mereka sudah mulai berdatangan di Lapangan Taruna Remaja.“Studi ekskursi ini merupakan pembelajaran yang dilakukan para peserta secara berkelompok dengan menyusuri kota tua Gorontalo dan mengamati serta menggali informasi secara langsung,” kata Ketua IAI Provinsi Gorontalo, Yohanes Erik Ambarmoko.

Yohanes menjelaskan bahwa para peserta jalan sehat dibawa ke wilayah kota tua yang dulunya di era Pemerintahan Hindia Belanda menjadi pusat pemerintahan. Kawasan yang berada di pusat kota ini meliputi Kelurahan Tenda dan Biawao di Kecamatan Kota Selatan.

Jalan sehat ini dimulai dari alun-alun Lapangan Taruna Remaja sebagai landmark kota tua Gorontalo. Lapangan ini berada di depan rumah dinas Gubernur Gorontalo yang pada masa Pemerintahan Hindia Belanda merupakan rumah Asisten Residen Gorontalo.

“Kami mengundang pemandu wisata kota tua yang bisa menjelaskan sejarah kota dan bangunan-bangunan peninggalan masa lalu,” ujar Yohanes.

Di awal jalan sehat ini, para peserta dibawa ke sisi selatan alun-alun yang masih banyak berdiri rumah-rumah tua. Kawasan ini dikenal sebagai Kampung Borogo atau Borgo, yaitu kawasan permukiman para pegawai pemerintahan kolonial yang umumnya peranakan Belanda.

Di sepanjang jalanan, para peserta akan melihat banyak rumah dengan gaya arsitektur India. Diantaranya,  Ada bekas bangunan Societeit Wilhelmina, Hotel te Gorontalo yang sekarang menjadi rumah sakit tentara. 

Selain itu, ada asrama polisi yang dulunya merupakan Benteng Nassau baru, bekas kantor dan pembangkit listrik Algemeen Nederlands Indische Electriciteit Maatschappij (ANIEM). Ada pula bangunan Hotel Velberg yang dibangun pada tahun 1900 oleh Hendrik Vellberg, seorang syahbandar pelabuhan Gorontalo pada masa itu. 

Sisa penjara lama berupa pondasi batu bata di tepi jalan dan dinding luar juga disaksikan para peserta jalan sehat. Mereka kemudian menyusuri kawasan pecinan yang memiliki bangunan beton gaya India, terdapat kelenteng Thian Hou Kiong (Tulus Harapan Kita) yang berdiri tahun 1883.

“Kami juga mengajak peserta untuk mengenal bangunan bekas kantor Kopra Fond yang memiliki gaya arsitektur unik,” kata Rosyid Azhar pemandu wisata yang menemani perjalanan studi ekskursi peserta jalan sehat ini.

Sepanjang jalan kembali ke Lapangan Taruna Remaja, para peserta masih disuguhi bangunan-bangunan tua yang umurnya diperkirakan lebih dari 100 tahun, seperti bekas gedung Koninklijke Paketvaart-Maatschappij (sebuah perusahaan pengiriman paket kerajaan, semacam Pelni di era Hindia Belanda).

Ada juga Kantor Pos Indonesia yang dulunya bernama Posts Telegraafend Telefoon Dienst atau Jawatan Pos, Telegraf, dan Telepon (PTT), serta kantor PKK Kota Gorontalo yang dulunya adalah Kantor Landbouw.

Melalui kegiatan Jalan sehat dan studi ekskursi Kota Tua Gorontalo ini, diharapkan para peserta menjadi lebih tahu sejarah Indonesia, dan ikut menjaga serta melestarikan warisan budaya tersebut. (Anisa Kurniawati-Sumber: infopublik.id)

You Might Also Like

Taman Nasional Gunung Rinjani Terapkan Pembayaran Nontunai

Sapta Tirta Pablengan, Tujuh Mata Air dengan Khasiat Berbeda

Menginap Bersama Alam di Glamping Tepi Sungai Banyuwangi

Waduk Sermo, Wisata Dibalik Pegunungan Menoreh Kulon Progo

Fordeswita 2024 Akan Gerakan 15000 Wisatawan Lokal

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Ridwan
Content Editor
Previous Article Kenduri Riau Suguhkan Kekayaan Budaya Melayu
Next Article Museum Nyamuk, Wisata Unik dan Edukatif
1 Comment 1 Comment
  • Pingback: Menyusuri Jejak Bangsa Portugis di Benteng Otanaha Gorontalo  - emmanus.com

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?