Monumen Gong Perdamaian Dunia merupakan salah satu situs bersejarah di Kota Ambon, Maluku. Monumen ini berkaitan dengan tragedi kemanusiaan pada tahun 1999.
Monumen ini adalah gong perdamaian ke-35 di dunia dan yang ketiga di Indonesia.
Letaknya di Desa Uritetu, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, Maluku. Lokasinya sangat strategis, di pusat kota. Sehingga membuatnya mudah dijangkau wisatawan yang ingin melihat langsung simbol perdamaian dunia ini.
Latar Belakang Sejarah
Pembangunan monumen ini tidak terlepas dari peristiwa tragis yang terjadi di Ambon pada tahun 1999. Konflik ini dipicu permasalahan politik daerah dan perbedaan agama berujung pada kerusuhan bernuansa SARA.
Kerusuhan ini menyebabkan kehancuran dan perpecahan di kalangan masyarakat. Tragedi ini menjadi pengingat betapa pentingnya toleransi dan persatuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sebagai upaya untuk memulihkan keharmonisan di Ambon, pemerintah Indonesia bersama Komite Perdamaian Dunia membangun Monumen Gong Perdamaian Dunia.
Monumen ini diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 25 November 2009.
Kehadirannya menjadi simbol bahwa masyarakat Ambon telah bangkit dari keterpurukan dan kembali menjunjung tinggi nilai-nilai perdamaian serta persaudaraan.
Arsitektur Gong Perdamaian
Gong Perdamaian Dunia di Ambon memiliki diameter sekitar 2 meter dan berwarna keemasan.
Pada bagian tengahnya terdapat berbagai lambang agama, miniatur bumi, serta tulisan “Gong Perdamaian Dunia” di bagian atas dan “World Peace Gong” di bagian bawah.
Selain itu, monumen ini juga dihiasi dengan 200 gambar bendera dari berbagai negara, yang menunjukkan nilai universal perdamaian yang diusungnya. Gong ini ditopang oleh dua pilar besar, dengan lambang Pancasila terpasang di bagian atasnya.
Lambang Pancasila merupakan representasi ideologi negara Indonesia yang menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan. Keberadaan Gong Perdamaian Dunia menjadi pengingat bagi generasi mendatang untuk terus menjaga keharmonisan antar umat beragama.
Menjadi Destinasi Wisata Edukasi
Sejak dibuka, taman yang menjadi lokasi Gong Perdamaian selalu ramai dikunjungi warga maupun wisatawan. Ditambah area di sekitar monumen juga dibangun Galeri Ekonomi Kreatif.
Adanya galeri ini menambah daya tarik, dengan diisi oleh berbagai gerai mulai dari produk ekonomi berupa fesyen, kuliner, seni kriya, hingga adanya seni pertunjukkan musik.
Biasanya obyek wisata ini ramai dikunjungi mulai sore hingga malam hari.
Gong Perdamaian Dunia tidak hanya menjadi ikon kota Ambon. Namun, juga merupakan refleksi sejarah yang mengajarkan pentingnya toleransi dan perdamaian dalam kehidupan bermasyarakat.