By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Napak Tulis, Program Mengenal Dunia Aksara Kuno
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Warisan Budaya > Napak Tulis, Program Mengenal Dunia Aksara Kuno
Warisan Budaya

Napak Tulis, Program Mengenal Dunia Aksara Kuno

Ridwan
Last updated: 11/10/2024 13:44
Ridwan
Share
3 Min Read
Foto: Wikimedia Commons/ Haridi 123
SHARE

Napak tulis merupakan program kegiatan untuk mengenal aksara kuno. Kegiatannya, mengunjungi situs/museum yang ada prasasti bertulis aksara masa lampau.

Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi telah banyak membantu memudahkan manusia di berbagai bidang pekerjaan. Salah satunya adalah pemanfaatan fotogrametri dalam pembacaan aksara-aksara kuno dari sebuah prasasti yang dilakukan oleh epigraf. 

Fotogrametri merupakan teknologi untuk mendapatkan informasi terkait suatu objek melalui proses pengamatan, perekaman, dan interpretasi gambar fotografi. Sedangkan epigraf adalah ahli epigrafi yaitu cabang ilmu arkeologi yang mempelajari peninggalan benda-benda tertulis guna membantu proses membaca prasasti.

Prasasti dengan guratan aksara kuno terkadang sulit dibaca. Itu sebabnya penggunaan fotogrametri dapat membantu melakukan pembacaan aksara-aksara yang masih belum jelas. 

Direktur Pelindungan Kebudayaan pada Direktorat Jenderal (Ditjen) Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Judi Wahjudin mengajak masyarakat agar ikut mengenal aksara kuno sebagai salah satu upaya pemajuan kebudayaan.

“Ditjen Kebudayaan terus mendorong teman-teman komunitas, salah satunya di bawah Perkumpulan Ahli Epigrafi Indonesia (PAEI) untuk sama-sama mengusung diseminasi atau sosialisasi aksara kuno sebagai salah satu upaya pemajuan kebudayaan,” kata Judi.

Pusat Riset Arkeologi Prasejarah dan Sejarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), I wayan Sumerata mengatakan bahwa pencantuman angka tahun pada prasasti adalah rangkaian penting dalam epigrafi. Pencantuman angka tahun pada prasasti digunakan agar para peneliti prasasti bisa mengetahui perkembangan sejarah dan kebudayaan masyarakat kala itu.

Prasasti yang memiliki angka tahun dapat memberikan informasi tentang kronologi dari suatu peristiwa penting pada era itu. Misalnya peristiwa pendirian bangunan suci, masalah sosial, dan pergantian kekuasaan. 

Peneliti juga dapat melacak terkait perkembangan budaya, sosial, dan agama pada suatu wilayah. Selain itu, juga dapat mengungkapkan informasi konkret mengenai sistem penanggalan dan kehidupan masyarakat pada masa itu. 

Oleh sebab itu, Ditjen Kebudayaan Kemendikbudristek menggelar pameran literasi Aksara Cinta sebagai ajang sosialisasi aksara kuno, sebagai upaya pemajuan kebudayaan termasuk dengan berkolaborasi bersama komunitas-komunitas. Tujuannya mengenal aksara kuno adalah menjadikan prasasti sebagai rujukan utama dalam penentuan sebuah sejarah. 

Meski Kemendikbudristek telah memfasilitasi para penggerak kebudayaan, tetapi selama ini masih belum banyak komunitas yang mengusulkan program-program pelestarian atau pemajuan kebudayaan, utamanya di bidang epigrafi. 

Maka dari itu, Perkumpulan Ahli Epigrafi Indonesia (PAEI) yang dipilih sebagai mitra sosialisasi aksara kuno bertugas mengenalkan epigrafi kepada masyarakat. Salah satu program kegiatannya adalah napak tulis. Program ini dilakukan dengan mengunjungi satu situs maupun museum yang terdapat prasasti dan mempelajarinya. Cara ini lebih efektif karena mengajak masyarakat untuk terlibat langsung dalam mengenal bentuk dan tulisan pada sebuah prasasti.

(Anisa Kurniawati-Sumber: Indonesia.go.id)

You Might Also Like

Sindang Reret, Spesialis Makanan Sunda Legendaris

Jejak Kereta Kuda Kesultanan di Museum Kereta Keraton

Mencicipi Luti Gendang, Roti Goreng Isi Ikan Asli Batam

Simbol Perjuangan Masyarakat Subang dalam Kesenian Sisingaan 

Melestarikan Kesenian Randai, Pentas Teater Khas Minangkabau

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Ridwan
Content Editor
Previous Article Mengenal James Logan, Pencetus Nama Indonesia
Next Article Tetenong, Produk Lokal Khas Kampung Wisata Binong
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?