By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Pasar Legi Kotagede, Pasar Tertua Di Yogyakarta
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Warisan Budaya > Pasar Legi Kotagede, Pasar Tertua Di Yogyakarta
Warisan Budaya

Pasar Legi Kotagede, Pasar Tertua Di Yogyakarta

Ridwan
Last updated: 24/10/2024 04:35
Ridwan
Share
4 Min Read
Foto: budaya.jogjaprov.go.id
SHARE

Pasar Legi Kotagede, dijuluki sebagai pasar tertua yang ada di Yogyakarta. Konon katanya keberadaan pasar ini sudah lebih dulu ada daripada Kerajaan Mataram Islam. Telah ada sejak abad ke-16, pasar ini di bangun oleh Ki Ageng Pamanahan di atas lahan hadiah dari Sultan Hadiwijaya selaku pimpinan Kerajaan Pajang. 

Kotagede, dikenal sebagai bekas Kerajaan Mataram Islam memiliki banyak tempat-tempat wisata yang memiliki nilai sejarah di dalamnya. Salah satunya adalah keberadaan Pasar Legi Kotagede. 

Menurut beberapa sumber sejarah,  Ki Gede Pemanahan bersama Ki Penjawi  yang pada saat berhasil menumpas kerusuhan Pajang yang dipimpin oleh Arya Penangsang, diberikan hadiah berupa tanah di kawasan Mataram oleh Raja Pajang, yaitu Sultan Hadiwijaya. 

Kawasan tersebut pada saat itu masih berupa hutan. Kemudian, Ki Gede Pemanahan membuka alas tersebut menjadi sebuah kota. Ia kemudian menjadi penguasa di daerah tersebut dan berganti nama menjadi Ki Gede Mataram atau Ki Ageng Mataram.

Sebelum dibangun pusat pemerintahan, Ki Gede Pemanahan terlebih dahulu membangun Sargedhe atau yang kini disebut sebagai Pasar Gede. Pasar sebagai pusat ekonomi dianggap jauh lebih penting karena juga dijadikan sebagai tempat interaksi warga. 

Pada masa itu, sebuah kerajaan pada umumnya, harus memiliki empat hal sesuai dengan konsep Catur Gatra Tunggal. Artinya dalam sebuah pemerintahan harus memiliki kraton sebagai pusat pemerintahan, alun-alun sebagai tempat berkumpul dan budaya, masjid sebagai tempat ibadah, dan pasar sebagai pusat ekonomi.

Baca juga:Gudeg, Kuliner Legendaris Yogyakarta yang Selalu Dicari

Mulanya, Pasar Gede masih banyak ditumbuhi pohon perindang dan belum seluas sekarang. Transaksi jual-beli dilakukan di bawah pohon-pohon yang rindang, atau terkadang di bawah payung-payung besar. Pembeli datang menghampiri lapak-lapak para penjual yang duduk beralaskan tanah. Barang-barang yang diperdagangkan sebagian besar merupakan hasil bumi berupa beras, sayur-mayur, dan buah-buahan. 

Lebih lanjut, Pasar tersebut juga dinamai sebagai Pasar Legi sesuai kalender Jawa. Karena pada hari pasaran Legi terjadi aktivitas transaksi yang paling ramai. Pada hari pasaran tersebut, selain dijual berbagai kebutuhan hidup sehari-hari, juga dijual berbagai keperluan lain. Mulai dari kain batik, barang-barang dari besi dan tembaga seperti alat penanak nasi, sabit, cangkul, pisau, kendil dan kendi (tempat air minum). 

Mulai pada masa pemerintahan Hindia Belanda, Pasar Legi Kotagede mengalami perkembangan yang cukup pesat. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya pedagang dari luar Kotagede yang mulai berdatangan dan menetap. Ada juga pedagang yang datang mendirikan warung nasi dan minuman. 

Pasar ini tidak banyak mengalami perubahan, hanya renovasi menyeluruh pada tahun 1986. Kemudian tepat pada 22 Februari 1986, pasar ini diresmikan oleh Soegiarto, Walikota Yogyakarta pada masa itu. 

Baca Juga: Menggali Makna Sumbu Kosmologis Yogyakarta

Saat ini pasar ini masih tetap berdiri sebagai pusat ekonomi. Beragam kebutuhan masyarakat dijual, mulai dari kebutuhan sehari-hari, pakaian, jajanan, kuliner, souvenir, jamu dan sebagainya. Lokasinya berada di Jl, Mentaok Raya, Purbayan, Kotagede, Yogyakarta. Pasar ini nyaris buka 24 jam dengan berbagai fasilitas umum yang lengkap. 

Saat ini, Pasar Legi Kotagede bukan hanya dijadikan sebagai tempat transaksi jual-beli kebutuhan, tetapi bangunannya sudah ditetapkan sebagai cagar budaya yang bersama-sama harus kita jaga. (Anisa Kurniawati- Sumber: budaya.jogjaprov.go.id)

You Might Also Like

Jaranan Mataraman, Representasi Prajurit Mataram dari Blitar 

Legenda Arya Panoleh di Balik Kelezatan Sate Ayam Madura

Tari Salai Jin, Kesenian Tradisional Ternate yang Sarat Nilai Magis 

Sindang Reret, Spesialis Makanan Sunda Legendaris

Gerak Tari Tandok Ekspresi Tradisi Agraris Suku Batak

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Ridwan
Content Editor
Previous Article ArtSubs, Pameran Seni Terbesar se-Asia Digelar di Surabaya
Next Article Tradisi Konsumsi Singkong di Kampung Adat Cireundeu
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?