Bawang Merah Bawang Putih adalah salah satu dongeng rakyat yang sangat populer di Indonesia.
Kisah yang berasal dari Provinsi Riau ini menggambarkan dua gadis kakak beradik yang memiliki sifat dan perangai yang sangat berbeda, serta seorang ibu tiri yang tidak adil.
Tema cerita ini mencerminkan nilai-nilai moral yang kuat, mirip dengan dongeng-dongeng klasik lainnya seperti “Cinderella” dari Eropa dan “Burung Gereja Berlidah Pendek” dari Jepang.
Jalan Cerita
Melansir dari kanal YouTube Dongeng Kita, di sebuah kampung hidup seorang janda dan dua anak perempuan cantik, Bawang Merah dan Bawang Putih.
Ayah kandung Bawang Putih sudah meninggal, sehingga ia hidup bersama ibu tiri yang tidak adil.
Sifat dan perangai kedua gadis ini sangat kontras. Bawang Putih adalah gadis yang sederhana, rendah hati, rajin, jujur, dan baik hati. Sebaliknya, Bawang Merah adalah gadis yang malas, sombong, suka bermewah-mewahan, tamak, dan pendengki.
Bawang Merah selalu dimanjakan ibu tirinya, sementara Bawang Putih dipaksa untuk melakukan segala pekerjaan rumah, seperti mencuci pakaian, memasak, dan membersihkan rumah.
Meskipun hidupnya penuh kesulitan, Bawang Putih tidak pernah mengeluh. Ia selalu melayani ibu tiri dan saudara tirinya dengan senang hati.
Kejadian Keajaiban
Suatu hari, ketika Bawang Putih sedang mencuci pakaian, sebuah kain milik ibu tirinya hanyut terbawa arus sungai. Bawang Putih sangat khawatir jika kain itu hilang, karena ia takut dihukum.
Ia pun mencari kain itu sepanjang sungai, tanpa mengenal lelah.
Di tengah pencariannya, Bawang Putih bertemu dengan seorang nenek tua yang tinggal di dalam gua. Nenek itu mengetahui di mana kain itu berada dan meminta Bawang Putih membantu membersihkan gua sebagai imbalannya.
Bawang Putih yang sudah terbiasa bekerja keras, dengan senang hati menyanggupi permintaan nenek. Setelah pekerjaan selesai, nenek itu memberikan dua buah labu sebagai hadiah. Satu labu berukuran besar dan satu lagi kecil.
Karena Bawang Putih tidak serakah, ia memilih labu kecil. Ketika kembali ke rumah dan memecahkan labu kecil itu, muncul perhiasan emas, intan, dan permata.
Ibu tiri dan Bawang Merah marah karena Bawang Putih membawa labu yang kecil. Mereka berharap Bawang Putih memilih labu yang besar, agar mendapat lebih banyak perhiasan.
Bawang Merah yang Tamak
Karena sifat serakah, Bawang Merah pun berusaha meniru apa yang dilakukan Bawang Putih. Ia dengan sengaja menghanyutkan kain ibu tirinya ke sungai dan mengikuti jejak Bawang Putih.
Setelah bertemu dengan nenek tua itu, Bawang Merah menolak untuk membantu pekerjaan si nenek dan dengan sombong meminta labu yang lebih besar. Nenek itu memberikan labu besar kepadanya.
Ketika Bawang Merah dan ibu tirinya membuka labu besar, alih-alih menemukan perhiasan, mereka malah dikejutkan dengan munculnya ular-ular berbisa. Mereka berdua pun lari ketakutan.
Kejadian ini membuat ibu tiri dan Bawang Merah sadar akan kesalahan mereka. Mereka akhirnya menyesali perbuatan buruk terhadap Bawang Putih dan meminta maaf.
Pesan Moral
Cerita “Bawang Merah Bawang Putih” menyampaikan pesan moral kuat tentang ketulusan, kesabaran, dan keikhlasan.
Bawang Putih yang baik hati dan tidak serakah akhirnya mendapatkan ganjaran yang layak, sementara Bawang Merah yang tamak dan malas mendapatkan balasan yang setimpal.
Dongeng ini mengajarkan pentingnya sifat rendah hati dan kerja keras serta dampak buruk dari sifat serakah dan malas.