By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Pengorbanan Putri Mandalika Demi Perdamaian Rakyat Lombok
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Cerita Rakyat > Pengorbanan Putri Mandalika Demi Perdamaian Rakyat Lombok
Cerita Rakyat

Pengorbanan Putri Mandalika Demi Perdamaian Rakyat Lombok

Achmad Aristyan
Last updated: 31/12/2024 04:29
Achmad Aristyan
Share
Patung Putri Mandalika yang akan mengorbankan diri kelaut di Pantai Seger, Lombok. Foto: GogoleMaps/Ghupy
SHARE

Putri Mandalika merupakan salah satu cerita rakyat populer yang dikenal luas sejak lama di masyarakat Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), tepatnya di Pulau Lombok.

Nama Mandalika kini semakin dikenal karena diabadikan sebagai nama sirkuit internasional, Pertamina Mandalika International Circuit, yang disebut sebagai salah satu destinasi wisata otomotif paling eksotis di dunia. 

Namun, di balik keindahan sirkuit ini, terdapat legenda dari Suku Sasak yang menjadi asal-usul namanya. Legenda ini juga menjadi dasar dari upacara adat tahunan Bau Nyale, yang kini telah berkembang menjadi festival pariwisata. 

Dalam tradisi ini, masyarakat menangkap nyale, yaitu cacing laut berwarna-warni yang diyakini sebagai jelmaan Putri Mandalika. Konon, cacing-cacing ini hanya muncul setiap tanggal 20 bulan ke-10 dalam kalender tradisional Sasak.

Hari itu bertepatan dengan hari ketika Putri Mandalika mengorbankan dirinya demi menghindari konflik di antara para pangeran yang memperebutkan dirinya.

Putri dari Kerajaan Sekar Kuning

Melansir dari YouTube Riri Cerita Anak Interaktif, cerita ini bermula dari sebuah kerajaan bernama Sekar Kuning yang terletak di negeri Tonjeng Beru, dekat Samudra Hindia. Raja Raden Panji Kusuma, yang juga dikenal sebagai Tonjeng Beru, memimpin kerajaan bersama istrinya, Dewi Seranting. 

Keduanya memerintah dengan bijaksana, sehingga rakyat hidup makmur dan damai. Saat pasangan raja dan ratu ini dianugerahi seorang putri, kebahagiaan menyelimuti seluruh kerajaan. 

Putri itu diberi nama Mandalika, yang tidak hanya cantik, tetapi juga rendah hati, bijaksana, dan sangat peduli terhadap rakyat. Kepeduliannya membuat Putri Mandalika sangat dicintai rakyatnya.

Baca juga: Babad Lombok, Menguak Letusan Dahsyat Gunung Samalas

Lamaran Para Pangeran dan Awal Konflik

Saat beranjak dewasa, kecantikan Putri Mandalika tersebar hingga ke berbagai kerajaan. Hal ini menarik perhatian para pangeran, yang kemudian berdatangan mengajukan lamaran.

Belasan pangeran, membawa hantaran berupa emas, sutra, hingga makanan khas daerah masing-masing, berusaha memenangkan hati sang putri. Namun, bukan kebahagiaan yang dirasakan Putri Mandalika. Lamaran-lamaran ini justru menjadi beban berat baginya. 

Para pangeran mulai bersaing secara tidak sehat, bahkan mengancam untuk berperang jika lamaran mereka ditolak. Putri Mandalika merasa bimbang, menyadari bahwa pilihannya bisa memicu konflik besar yang akan merugikan rakyat.

Pengorbanan Putri Mandalika

Putri Mandalika akhirnya memutuskan untuk meminta petunjuk dengan cara bersemedi di tebing Pantai Seger. Setelah tiga hari, ia mengundang para pangeran dan rakyat berkumpul pada pagi hari tanggal 20 bulan ke-10 kalender Sasak.

Di hadapan semua orang, sang putri menyampaikan keputusan mengejutkan. Ia menerima semua lamaran para pangeran, dengan alasan itulah kehendak Yang Maha Kuasa. 

Namun, alih-alih menikah, Mandalika menyatakan bahwa pengorbanan dirinya adalah jalan terbaik untuk menghindari peperangan dan memastikan kesejahteraan rakyat.

Setelah berkata demikian, dia pun melompat ke laut dari atas tebing, diiringi teriakan haru rakyat dan keluarganya. Ombak besar menelan tubuhnya, dan ia tidak pernah ditemukan kembali.

Sebagai gantinya, muncul cacing-cacing laut berwarna-warni yang diyakini sebagai jelmaan sang putri. Hingga kini, tradisi Bau Nyale terus dilestarikan sebagai simbol pengorbanan Mandalika.

Selain menjadi daya tarik wisata, upacara ini juga memperkuat identitas budaya masyarakat Lombok dan mengingatkan generasi muda untuk menjunjung tinggi nilai-nilai kebijaksanaan dan kepedulian terhadap sesama. 

You Might Also Like

Kisah Cinta dan Perebutan Takhta dalam Kisah Lutung Kasarung

Legenda Pesut Mahakam dan Kisah Ibu Tiri Yang Kejam

Sejarah Kabupaten Situbondo dan Legenda Pangeran Aryo

Legenda Asal Usul Telaga Sarangan, Kisah Kyai dan Nyai Pasir

Kisah Heroik Biwar Sang Penakluk Naga di Mimika, Papua

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Achmad Aristyan
Content Writer
Previous Article Mengungkap Keindahan Desa Adat Suku Dayak di Kalimantan
Next Article Museum Desa dan Galeri Seni Borobudu Candi Borobudur Hadirkan Destinasi Wisata Edukasi Baru 
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?