Dibalik panorama alamnya yang mempesona, Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, juga memiliki selaksa warisan nilai dan tradisi budaya. Salah satunya adalah upacara Peresean, yakni ritus meminta turun hujan.
Uniknya, ritus sakral dan mistik ini di lakukan dengan cara yang keras, berupa pertarungan dua orang pria menggunakan tongkat rotan dan perisai
Dikutip dari Wikipedia, Peresean atau perisean adalah pertarungan antara dua lelaki yang bersenjatakan tongkat rotan (penjalin) dan berperisai kulit kerbau yang tebal dan keras (perisai disebut Ende).
Tradisi ini dilakukan masyarakat suku Sasak, Lombok, Nusa Tenggara Barat. Peresean termasuk dalam seni tari daerah Lombok. Petarung dalam Peresean biasanya disebut pepadu dan wasit disebut pakembar.
Jalannya pertarungan diiringi gamelan Sasak yang terdiri dari tabuhan gendang, suling, gong dan rincik dalam tempo cepat. Tembang yang dibawakan merupakan tembang khusus perisean yang beraura mistis. Tembang itu biasanya akan mendongkrak semangat bertarung dan mengurangi rasa sakit akibat sabetan rotan
Pertarungan Perisean disakralkan, sehingga perisean tak digelar sembarang waktu. Saat ini, Perisean diadakan menjelang perayaan-perayaan khusus, seperti ulang tahun kemerdekaan (17 Agustus), hari jadi kabupaten/kota, atau menjelang Ramadhan.
Melalui video ini, Anda akan menyaksikan dan memahami lebih dalam tentang makna sebuah tarian untuk mencapai tujuan spiritual bagi hajat hidup orang banyak.