Sebanyak 50 Siswa Pawiyatan Bregada 2 Permadani (Persaudaraan Masyarakat Budaya Nasional) Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah mengikuti ujian sinerat atau ujian tertulis. Ujian dilakukan usai mengikuti pawiyatan (pendidikan) 6 bulan dengan 3 bulan materi dan 3 bulan latihan praktik.
Ujian telah berlangsung 30 November – 1 Desember 2024 lalu, di Gedung Aula SKB Purwokerto. Materi yang diujikan terkait dengan kepermadanen, pranata acara, ngadibusono, ngadisaliro, upacara adat dari siraman dan tedhak siten.
Kepala DPD Permadani Banyumas, Edi Sugih menjelaskan, ujian sinerat merupakan syarat kelulusan siswa permadani serta untuk mereview kembali pelajaran yang sudah diberikan. Setelah ujian tertulis juga terdapat pendadaran atau ujian lisan.
Lebih lanjut, Ketua DPD Permadani Banyumas, Edi Sugih berharap setelah ujian siswa bisa mendapatkan nilai terbaik. “Dengan nilai itu siswa akan lebih bangga dengan hasilnya. Setelah diwisuda, akan mendapatkan ijazah juga transkip nilai. Sebagai bukti siswa dapat mampu menyerap materi yang diajarkan saat pawiyatan,” kata Edi.
Pawiyatan atau pendidikan di Permadani sendiri sudah mengikuti aturan lembaga penyelenggara pendidikan yaitu 120 jam pelajaran. Sehingga, nantinya ijazah dan transkip itu juga bisa berguna untuk kenaikan pangkat bagi guru-guru, ataupun sebagai penunjang sertifikasi. Ijazah tersebut bisa disertakan sebagai poin tambahan.
“Sedangkan untuk kehidupan bermasyarakat bisa menjadi bukti, bahwa seandainya jika menjadi MC itu bukan yang otodidak, tetapi MC legal” tutur Edi.
Tak hanya itu, adanya pawiyatan di Permadani juga bertujuan untuk menjadikan siswa benar-benar matang dan mempunyai kualitas yang unggul.
“Sehingga saat mereka sudah terjun di Masyarakat, Misalkan menjadi MC adalah MC yang memang sudah bagus dan matang. Harapannya siswa lulus dengan predikat terbaik dan siap untuk diaplikasikan dalam kehidupan bermasyarakat” terang Edi
“Untuk pelestarian Jawa memang di Permadani yang diutamakan tetapi bukan hanya budaya Jawa, tapi juga nasional. Dimanapun permadani berdiri di situlah kebudayaan lokal dipelajari lagi. Maka disini Permadani sebagai wadah nguri-nguri budaya atau mempertahankan budaya Nusantara.” kata Kepala DPD Permadani Banyumas.
Edi Sugih mengatakan bahwa seluruh Permadani yang ada di Indonesia memiliki tujuan untuk memperkenalkan budaya dan melestarikannya. Permadani sendiri telah menjadi wadah untuk melestarikan budaya di Indonesia.
“Jadi bukan hanya budaya Jawa tetapi juga semua budaya yang ada di Indonesia. Makanya Permadani bisa berdiri di kota manapun, baik di Jawa maupun Luar Jawa. Permadani tidak hanya memperkenalkan budaya Jawa tetapi juga memperkenalkan budaya lokal yang terkadang sudah mulai hampir punah.” pungkasnya.