By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Mencoba Keunikan Cita Rasa Kuliner Sate Klathak Khas Bantul
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Warisan Budaya > Mencoba Keunikan Cita Rasa Kuliner Sate Klathak Khas Bantul
Warisan Budaya

Mencoba Keunikan Cita Rasa Kuliner Sate Klathak Khas Bantul

Ridwan
Last updated: 05/02/2025 15:51
Ridwan
Share
3 Min Read
Foto: pixabay
SHARE

Sate Klathak, kuliner berbahan dasar kambing muda yang diolah dengan cara sederhana ini menjadi primadona bagi wisatawan yang berkunjung ke kota Bantul, Yogyakarta.

Uniknya, sajian sate ini hanya dibakar dengan menggunakan tusukan dari jeruji besi dan ditaburi garam, kemudian disajikan bersama dengan kuah santan atau gulai. 

Identitas Kuliner Masyarakat Jejeran

Menurut beberapa sumber, pencetus sate Klathak adalah Mbah Ambyah berasal dari Jejeran, Desa Wonokromo, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul, pada sekira tahun 1940-an. 

Mbah Ambyah selaku perintis usaha sate di Jejeran, Wonokromo, membuka warung satenya di Jejeran, Wonokromo, di bawah Pohon Melinjo yang buahnya disebut dengan Klathak.

Buah ini banyak berjatuhan di sekitar warung sate Mbah Ambyah, sehingga sate itu dikenal dengan Sate Klathak.

Versi lain mengatakan dinamakan sate Klathak karena bunyi “tak…tak…tak” yang dihasilkan dari percikan garam yang ditaburkan ke bara arang.

Keberadaan kuliner khas sate Klathak ini tidak terlepas dari ide yang memanfaatkan potensi wilayah. Saat itu banyak sekali warga yang memelihara kambing yang daginya dibikin sate.

Sebagai identitas kuliner masyarakat, Sate Klathak ini mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat  asal yakni Dusun Jejeran, Desa Wonokromo, Kecamatan Pleret. 

Baca juga: Sate Kalong, Daging Kerbau Bercita Rasa Gurih Khas Cirebon

Cita Rasa Merata dari Jeruji Besi

Keunikan dari kuliner yang satu ini terletak dari cara pengolahan dan bumbunya yang sederhana. Diolah dengan cara dibakar menggunakan jeruji besi dan hanya dibumbui dengan garam, namun bisa menghasilkan cita rasa yang luar biasa. 

Jika biasanya sate dihidangkan dengan bumbu kacang dan kecap, maka kuliner ini disajikan hanya dengan kuah gulai dan irisan cabai. Meski begitu, sate ini menjadi primadona bagi warga lokal maupun wisatawan. 

Meski pengolahannya sederhana, teknik yang digunakan harus dilakukan dengan tepat.

Kambing yang digunakan haruslah dari kambing muda yang hanya mengonsumsi makanan organik. Penyembelihan dan proses pemotongan daging oun harus bersih.

Daging oun tidak boleh dicuci karena jika akan berpengaruh pada rasa dan tekstur. 

Penggunaan jeruji besi roda sepeda juga dimaksudkan supaya panas dari proses pembakaran bisa sampai merata ke daging kambingnya. Sehingga meskipun potongannya besar, sate tetap dapat matang dan empuk dengan sempurna.  

Meningkatkan Ekonomi Masyarakat

Sate Klathak umumnya terdiri dari 2 hingga 4 tusuk dalam setiap porsinya.

Selain disajikan bersama kuah gulai juga dihidangkan bersama dengan teh jawa cap pecut dan gula batu. Rasa teh yang khas ini menambah cita rasa sate Klathak yang asin gurih dan panas.

Keberadaan sate Klathak bukan lagi sekedar kuliner lezat namun juga menjadi sebuah identitas dan juga mendorong aktivitas sosial kemasyarakatan yang ada di Dusun Jejeran.

Banyak kegiatan seperti majelis seaman, majelis mujahadah, dan majelis lainnya yang dapat terus terjaga karena dukungan sosial dan material dari para juragan sate ini. 

Secara sosial, fungsi ssate Klathak juga dapat dilihat dari munculnya ruang sosial baru berupa warung sate Klathak. Bagi masyarakat sekitar tempat ini dapat menjadi sarana untuk berkumpul dan berelasi antara satu sama lain. (Anisa Kurniawati- Dari berbagai sumber)

You Might Also Like

Sulaman Tradisional Naras, Seni Pariaman yang Mendunia

Lotek Kalipah Apo, Kuliner Legendaris Sejak 1953

Manis dan Legitnya Timphan, Kue Tradisional Khas Aceh

Tambak Karang, Lukisan Beras Alas di Ritual Festival Erau

Mendengar Keroncong: Musik Tradisional Indonesia yang Lestari

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Ridwan
Content Editor
Previous Article Atraksi Tari Kecak, Tarian Magis Tradisi Pulau Dewata Bali
Next Article Otorita IKN Fasilitasi Ritual Adat Kutai Pelas Benua
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?