By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Sejarah Wabah Pes di Jawa, Tragedi Kesehatan Paling Kelam
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Berita > Sejarah Wabah Pes di Jawa, Tragedi Kesehatan Paling Kelam
Berita

Sejarah Wabah Pes di Jawa, Tragedi Kesehatan Paling Kelam

Achmad Aristyan
Last updated: 22/02/2025 01:19
Achmad Aristyan
Share
Pemerintah kolonial Belanda merenovasi rumah-rumah tradisional Jawa di Malang yang diduga berpotensi besar dalam persebaran pes di Jawa pada tahun 1910-1916. Foto: Neville Keasberry
SHARE

Wabah pes atau sampar menjadi salah satu tragedi kesehatan paling mematikan yang pernah melanda Pulau Jawa selama masa Hindia Belanda.

Dalam catatan Maurits Bastiaan Meerwijk melalui buku A History of Plague in Java, 1911-1942 (2022), wabah ini disebabkan bakteri Yersinia pestis, yang menyebar melalui kutu pada tikus terinfeksi. 

Melansir dari nationalgeographic.grid.id, tragedi ini menewaskan ribuan jiwa, meninggalkan luka mendalam dalam sejarah Indonesia di masa silam.  

Awal Mula Wabah  

Kasus pertama wabah pes tercatat di Desa Turen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, November 1910.

Hingga akhir tahun itu, 17 orang dilaporkan meninggal dunia. Penyakit ini menyebar cepat ke berbagai wilayah Jawa Timur dan akhirnya mencapai Jawa Barat dalam dua tahun berikutnya.  

Menurut Martina Safitry dalam Jurnal Sejarah berjudul Kisah Karantina Paris of the East: Wabah Pes di Malang 1910-1916, bakteri penyebab pes masuk ke Jawa melalui kapal kargo yang mengangkut beras dari Burma (Myanmar).

Tikus terinfeksi diduga turun dari kapal di Pelabuhan Surabaya, membawa kutu yang lantas menginfeksi manusia.  

Gejala dan Dampak Mematikan  

Pada tahap awal infeksi, penderita akan mengalami demam tinggi, sakit kepala, serta pembengkakan kelenjar getah bening yang menyakitkan di bagian ketiak, leher, atau selangkangan.

Martina mencatat bahwa jenis pes yang menyerang kala itu adalah bubonic plague atau pes kelenjar, yang mampu membunuh dalam waktu 48-72 jam setelah gejala muncul.  

Awalnya, banyak orang mengira gejala ini hanya akibat tifus atau malaria. Kesadaran akan wabah baru muncul setelah laporan korban meninggal yang tiba-tiba meningkat, memunculkan kekhawatiran di masyarakat dan dunia medis. 

Ilustrasi dukun Jawa mengobati Pes. Foto: historia.id/Dukun dan Mantri Pes.

Respons Pemerintah Kolonial  

Dokter Wydenes Spaans, Kepala Dinas Kesehatan Surabaya, menjadi salah satu tokoh penting yang melaporkan dugaan wabah ini ke Geneeskundige Laboratorium di Batavia.

Penelitian lebih lanjut Dokter De Vogel mengonfirmasi adanya wabah pes di Malang pada 1911.  

Pemerintah Hindia Belanda merespons dengan menetapkan Malang sebagai wilayah terinfeksi pada 5 April 1911, sekaligus menginisiasi langkah-langkah karantina.

Rumah-rumah tradisional Jawa yang memiliki struktur bambu berongga dan atap jerami dianggap berkontribusi dalam penyebaran pes, karena menjadi sarang tikus. 

Upaya renovasi massal dilakukan terhadap sekitar 1,6 juta rumah untuk mengurangi risiko penularan.  

Korban dan Langkah Penanggulangan  

Wabah pes di seluruh wilayah di pulau Jawa mencapai puncaknya pada 1913-1914, dengan korban jiwa yang dilaporkan mencapai sekitar 15.000 orang.

Untuk mengatasi situasi itu, pada 1915 pemerintah membentuk Layanan Wabah Khusus, yang merupakan kolaborasi antara Dinas Kesehatan Sipil, pemerintah daerah, dan dinas teknis lainnya.  

Langkah ini dianggap sebagai upaya gabungan pertama yang sistematis dalam sejarah kesehatan Hindia Belanda untuk mengatasi wabah besar.

Program vaksinasi dan renovasi rumah secara bertahap mampu menekan angka penyebaran hingga wabah mulai mereda menjelang 1916.  

Pelajaran dari Wabah Pes  

Wabah pes memberikan pelajaran penting tentang kesiapsiagaan menghadapi bencana kesehatan.

Respons pemerintah kolonial Hindia Belanda, meskipun banyak ditujukan untuk propaganda, menciptakan dasar pengelolaan wabah modern di Indonesia.  

Tragedi ini tetap menjadi pengingat akan pentingnya kebersihan lingkungan dan pengendalian hama, terutama dalam menghadapi potensi wabah serupa di masa mendatang. (Dari berbagai sumber)

You Might Also Like

Kemenbud dan PT Pos Indonesia Luncurkan Prangko Spesial 70 Tahun KAA

Wapres Gibran Bagikan Susu dan Susu Di Toraja

Indonesia Tampilkan 10 Destinasi Super Prioritas di Macau International Travel Expo 2025

Afif-Husein Pimpin Wonosobo 2025-2030, Fokuskan pada Efisiensi dan Pendidikan

TTAB Reborn, Komunitas UMKM Wonosobo Beromset Miliaran

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Achmad Aristyan
Content Writer
Previous Article Siti Aminah Marijo, Pelopor Bekatul Beras Merah di Wonosobo
Next Article Sensasi Unik Pemandian Air Hangat Banyu Alam Dieng
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?