By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Seni Ujungan, Bela Diri Pertaruhan Harga Diri Masyarakat Bekasi
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Warisan Budaya > Seni Ujungan, Bela Diri Pertaruhan Harga Diri Masyarakat Bekasi
Warisan Budaya

Seni Ujungan, Bela Diri Pertaruhan Harga Diri Masyarakat Bekasi

Anisa Kurniawati
Last updated: 25/12/2024 12:58
Anisa Kurniawati
Share
SHARE

Daerah Bekasi, Jawa Barat dikenal sebagai kawasan industri terbesar di Asia Tenggara, ternyata menyimpan kekayaan budaya berupa seni bela diri tradisional bernama seni Ujungan. Seni ini unik karena memadukan teknik bela diri, tari, dan musik sebagai bagian dari praktiknya.

Bekasi memiliki kedekatan budaya dengan Sunda, Betawi, dan Banten, mencerminkan pengaruh etnik dominan di sekitarnya. Akulturasi budaya terjadi akibat migrasi besar-besaran dari Jakarta, menghasilkan perpaduan nilai-nilai Sunda dan Betawi. 

Salah satu kesenian yang bisa dibilang dipengaruhi budaya Betawi dan Sunda adalah Ujungan. Dikutip dari laman resmi Kabupaten Bekasi, kata ‘ujungan’ sendiri berasal dari bahasa Sunda. Kata ‘jung’ berarti dari lutut ke bawah, berkembang menjadi ujung berarti kaki

Dari beberapa tokoh Ujungan Bekasi mengatakan bahwa ujungan berasal dari kata Ujung (bongkot, bahasa dialek Bekasi), baik ujung rotan maupun ujung kaki. Di Betawi, ujungan memiliki nama lain seperti Sabet Rotan dan Gitikan. 

Di Desa Srijaya, Kampung Gabus, Tambun Utara, kata ujungan diistilahkan dengan Pencug Ujung. Namun, sebagian besar masyarakat Betawi mengenalnya sebagai ujungan. Kesenian bela diri ini dikenal pada tahun 1980 hingga 1990-an. 

Praktik Ujungan

Ujungan melibatkan unsur bela diri, tari, dan musik pengiring seperti sampyong (gambang kayu) dan tok-tok (alat bambu seperti kentongan). Tujuannya untuk mempertaruhkan harga diri dan perebutan status sosial. 

Pertandingan Ujungan dipimpin seorang wasit yang disebut boboto. Biasanya, boboto merupakan tokoh sepuh yang memiliki kekuatan atau kesaktian diatas rata-rata. Adanya boboto untuk menengahi para petarung yang dapat lepas kendali

Tradisi ini dimulai dengan pemain Ujungan saling berhadapan memegang rotan. Setiap pemain biasanya memiliki teknik pencak silat masing-masing. Rotan yang digunakan berkisar antara 40 hingga 125 sentimeter dengan diameter sebesar lengan bayi.

Saat pertandingan sasaran yang boleh dikenai adalah pinggang ke bawah, di luar area vital. Fokus utamanya, tulang kering dan mata kaki. Menariknya permainan ini, yang perlu diperhatikan adalah ujung rotan dan ujung kaki.

Saat pemain ujungan berjalan ke arena, iringan sampyong (gambang kayu) dimainkan. Lalu pemain akan berjalan mencari penantang. Jika ada yang menerima tantangan, ujungan akan dimulai.

Ketika atraksi ujungan dimulai, iringan musik tok tok dimainkan. Alat ini sebagai pengatur ritme musik pengiring gerakan petarung Ujungan. Di beberapa tempat, tok tok diganti alat musik kecrek.

Pertandingan dimulai sampai ada pemenang kemudian menantang penonton. Begitu seterusnya sampai petarung disebut jawara Ujungan karena tidak ada yang berani menantang. Pada zaman dahulu, ujungan digunakan untuk menyeleksi jawara. 

Sempat Dilarang

Selain itu untuk melatih mental perlawanan terhadap penjajah, hingga akhirnya dilarang pada 1960-an karena dianggap sadis. Kini, Ujungan lebih sering ditampilkan sebagai hiburan rakyat. Tokoh yang dikenal sebagai jawara dan pelestari ujungan di Bekasi adalah Abah Natrom.

Selain itu, ada pula Ki Dalih atau panggilan akrabnya Babab Dalih. Ia terkenal merajai Ujungan dari Cikarang, Cakung, Betawi hingga Tangerang di era 1950-an. Ujungan tidak hanya mengandung unsur hiburan, tetapi juga nilai sejarah, persaudaraan, dan sportivitas. 

Sayangnya, seni bela diri ini kini terancam dilipuakan, padahal merupakan bagian penting dari warisan budaya Sunda dan Betawi. (Dari berbagai sumber)

You Might Also Like

Pencak Silat Indonesia Tampil Memukau di Festival Film Cannes 2025

Chattra Di Stupa Candi Borobudur Perlu Dorongan Politis

Transformasi Digital Langkah Menjaga Warisan Budaya

Sajian Khusus Arsik Ikan Mas Dalam Pesta Pernikahan Batak

Menelusuri Kisah Kuliner Legendaris Gudeg Yogyakarta

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Anisa Kurniawati
Content Writer
Previous Article Literasi Permainan Tradisional di Wonosobo, Jateng Diapresiasi
Next Article Menekraf Lantik 58 Pejabat Baru Untuk Perkuat Ekonomi Kreatif
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?