By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Tradisi Seren Taun Media Mensyukuri Hasil Bumi
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Tradisi > Tradisi Seren Taun Media Mensyukuri Hasil Bumi
Tradisi

Tradisi Seren Taun Media Mensyukuri Hasil Bumi

Ridwan
Last updated: 14/11/2024 22:27
Ridwan
Share
3 Min Read
Foto: Wikipedia Commons
SHARE

Tradisi Seren Taun masih digelar sebagian warga di wilayah Jawa Barat sebagai ungkapan rasa syukur setelah panen hasil bumi.  Upacara adat tahunan ini telah dilakukan secara turun-menurun sejak zaman Kerajaan Sunda purba seperti kerajaan Pajajaran. Biasanya selain upacara adat juga diselenggarakan berbagai hiburan dan kesenian. Sehingga tidak hanya hubungan dengan Tuhan juga namun juga sesama manusia. Lebih lengkapnya simak artikel berikut.

Seren Taun berasal dari kata dalam Bahasa Sunda yaitu, ‘’Seren’’ yang berarti Serah, Seserahan (menyerahkan) dan ‘’Taun’’ yang berarti Tahun. Maknanya, upacara ini memiliki arti serah terima dari tahun lalu ke tahun yang akan datang sebagai penggantinya. 

Bisa diartikan juga sebagai wujud rasa syukur masyarakat kepada Tuhan Yang Maha Esa atas semua hasil bumi yang mereka dapatkan. Kedepannya mereka juga berharap hasil pertanian dapat meningkat atau lebih baik serta terhindari dari musibah yang tidak diinginkan.  

Cara masyarakat Sunda melaksanakan upacara ini yaitu dengan menyerahkan hasil bumi berupa padi yang dihasilkan warga selama satu tahun dan kemudian disimpan ke dalam lumbung atau dalam bahasa Sunda ‘’Leuit’’.

Setiap Desa memiliki tata cara ritual yang berbeda, tapi masih memiliki makna yang sama. Upacara akan diadakan sesuai kepercayaan masing-masing. Masyarakat Sunda yang memeluk agama Islam, ritual digelar dengan doa-doa sesuai agama Islam.

Baca juga:Tradisi Labuh Saji, Lestarikan Kekayaan Laut Sukabumi

Prosesi Seren Taun

Meski ada beberapa perbedaan, secara umum prosesi upacara dimulai pada tanggal 18 Rayaagung yang disebut dengan damar sewu yang memiliki arti seribu lentera, maknanya sebagai penerang jiwa. 

Kemudian ada prosesi mengambil air suci dari tujuh mata air yang telah dikeramatkan, disatukan kedalam satu wadah, dan diokan. Air ini lalu dicipratkan ke semua orang yang hadir dalam upacara tersebut agar membawa berkah. 

Proses lainnya tahapan aktivitas kecintaan petani dalam bekerja dan berdoa. Dilanjutkan malam kidung spiritual sebagai aktivitas spiritual berbagai agama, adat, dan kepercayaan. Puncak Seren Taun biasanya dimulai sejak pukul 08.00, diawali prosesi ngajayak (menyambut atau menjemput padi. 

Baca juga: Unan-Unan, Tradisi Suku Tengger Lengkapi Hilang Bulan

Wisata Budaya

Sebelum upacara adat dilakukan, biasanya akan diadakan penetapan tanggal yang dinamakan ritual Neteupken. Ritual ini dihadiri  pemuka adat, tetua kampung serta masyarakat setempat. 

Mereka akan mengadakan musyawarah dan berdoa di malam hari. Setelah didapati mufakat barulah dilakukan upacara adat. Pada keesokan harinya pemuka adat dan tetua kampung akan melakukan ziarah ke makam para leluhur. Fungsinya untuk menyampaikan kepada leluhur bahwa telah menyepakati tanggal upacara adat. 

Tradisi Seren Taun masih lestari hingga kini danmenjadi acara tahunan sekaligus atraksi wisata budaya di beberapa daerah di Jawa Barat seperti Desa Cigugur, Desa Ciptagelar di Sukabumi, Desa Pasir Eurih Bogor, dan Kampung Naga di Tasikmalaya.  (Anisa Kurniawati-Berbagai Sumber)

You Might Also Like

Sambut Sumpah Pemuda, Dusun Sanggrahan Gelar Jathilan

Tradisi Cheng Beng Didukung Jadi Wisata Budaya Spiritual

Melihat Tradisi Mandi Bersama Di Kampung Adat Miduana

Jejak Sejarah Tradisi Balon Udara di Wonosobo

Tradisi Ngin-Angin, Prosesi Lamaran Bagi Calon Pengantin

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Ridwan
Content Editor
Previous Article Komponis Rahayu Supanggah Pencipta 100 Musik Karawitan
Next Article Simbolisasi Tari Piring, Kesenian Menari di Atas Pecahan Piring
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?