By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Simbol Spiritual Warisan Majapahit Di Sembilan Teras Candi Cetho
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Warisan Budaya > Simbol Spiritual Warisan Majapahit Di Sembilan Teras Candi Cetho
Warisan Budaya

Simbol Spiritual Warisan Majapahit Di Sembilan Teras Candi Cetho

Achmad Aristyan
Last updated: 16/12/2024 02:26
Achmad Aristyan
Share
SHARE

Candi Cetho merupakan salah satu warisan Kerajaan Majapahit yang berada di ketinggian 1.496 meter di atas permukaan laut. Area ini kini menjadi kawasan wisata populer para wisatawan.

Berada di Dusun Ceto, Desa Gumeng, Kecamatan Jemawi, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, candi bercorak Hindu ini menyimpan sejarah panjang dan fungsi spiritual sebagai tempat peruwatan.

Area Peruwatan

Candi Cetho diperkirakan dibangun 1451 M (1373 Saka) dan selesai tahun 1475 M (1397 Saka). Informasi ini terungkap dari prasasti yang terukir di dinding gapura, ditulis dengan huruf Jawa kuno. 

Prasasti ini menjelaskan, tempat ini didirikan sebagai area peruwatan. Dalam prasasti sengkalan memet yang ditemukan di situs ini, terdapat simbol hewan seperti katak, mimi, ketam, belut, dan kadal, yang mengindikasikan tahun pendirian candi. 

Penafsiran sengkalan ini dijelaskan peneliti Belanda, A.J. Bernet Kempers, yang mengaitkan simbol-simbol dengan angka tahun. Candi ini pertama kali ditemukan Van der Vlies pada tahun 1842, yang kemudian W.F. Stuterheim, K.C. Crucq, dan A.J. Bernet Kempers melanjutkan penelitiannya. 

Pada awal penemuannya, candi ini memiliki 14 teras, namun kini hanya tersisa 9 teras setelah pemugaran yang dilakukan Sudjono Humardani pada tahun 1975-1976.  

Candi Cetho. Foto: GoogleMaps/Trisna Samodra

Sembilan Teras

Terdapat 9  teras yang ada di Candi Cetho. Semuanya memiliki fungsi dan simbolisme yang unik.

  • Teras pertama, gapura besar dan dua arca penjaga hasil tambahan proses pemugaran.
  • Teras kedua, petilasan Ki Ageng Kricingwesi, yang dianggap sebagai leluhur Dusun Ceto.
  • Teras ketiga, batu berbentuk kura-kura raksasa, lambang Surya Majapahit yang merepresentasikan penciptaan alam semesta, serta phallus yang melambangkan penciptaan manusia.
  • Teras keempat menghadirkan relief kisah Samudramanthana dan Garudeya, yang memperkuat fungsi candi sebagai tempat peruwatan.
  • Teras kelima dan keenam, pendapa yang sering digunakan menggelar upacara keagamaan.
  • Teras ketujuh, dua arca yang menggambarkan Sabdapalon dan Nayagenggong, penasihat spiritual Prabu Brawijaya V, menjadi daya tarik utama.
  • Teras kedelapan menampilkan arca phallus yang dikenal sebagai “Kuntobimo” dan arca Prabu Brawijaya V dalam wujud Mahadewa.
  • Teras kesembilan, tempat pemanjatan doa, memiliki akses yang terbatas dan hanya dibuka pada acara-acara khusus, seperti upacara sembahyang.

Keberagaman fungsi dan simbolisme pada setiap teras ini menambah daya tarik Candi Cetho sebagai situs bersejarah dan spiritual di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.

Waktu Kunjungan 

Candi Cetho buka setiap hari mulai pukul 09.00 WIB hingga 17.00 WIB. Tiket masuknya terjangkau, yakni Rp3.000 untuk wisatawan domestik dan Rp10.000 untuk wisatawan mancanegara (harga bisa berubah sesuai kebijakan pengelola).  (Dari berbagai sumber)

You Might Also Like

GPIB Immanuel Probolinggo dengan Keindahan Arsitektur Gothic

Simbolisasi Tari Piring, Kesenian Menari di Atas Pecahan Piring

Sulaman Tradisional Naras, Seni Pariaman yang Mendunia

Alunan Musik Rindik Bali Lebih dari Suara Alat Musik

Sejarah Panjang Semangkuk Cwie Mie Malang

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Achmad Aristyan
Content Writer
Previous Article Sapta Tirta Pablengan, Tujuh Mata Air dengan Khasiat Berbeda
Next Article Menko PMK Pratikno Kekayaan Budaya Indonesia Perlu Dikelola Secara Saintifik
1 Comment 1 Comment
  • Pingback: Artefak dan Struktur Kuno Candi Lesung Batu di Sumatera Selatan - emmanus.com

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?