By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Simbol Syukur dan Kebersamaan dalam Gerak Tari Gandrung
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Warisan Budaya > Simbol Syukur dan Kebersamaan dalam Gerak Tari Gandrung
Warisan Budaya

Simbol Syukur dan Kebersamaan dalam Gerak Tari Gandrung

Achmad Aristyan
Last updated: 14/01/2025 04:19
Achmad Aristyan
Share
Tari Gandrung yang merupakan seni tari tradisional khas Banyuwangi. Wikipedia/Ivuvisual
SHARE

Tari Gandrung menjadi salah satu ikon kebanggaan Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur yang telah memikat perhatian banyak orang dengan keindahan gerakannya.

Tarian ini, yang memiliki keterkaitan dengan seni Jaipong dari Jawa Barat dan Ronggeng dari Jawa Tengah, seringkali menjadi hiburan utama dalam berbagai acara tradisional. 

Gandrung dihadirkan untuk meramaikan hajatan seperti musim panen raya, resepsi pernikahan, khitanan, hingga acara seremonial penting lainnya. Kesenian ini memiliki nilai historis yang dalam. 

Salah satu versi sejarah menyebut, Tari Gandrung muncul sebagai bentuk pemersatu masyarakat Blambangan (sekarang Banyuwangi) setelah kekalahan dari VOC. Dahulu, tarian ini ditampilkan laki-laki yang berdandan seperti perempuan. 

Namun, seiring perkembangan zaman, kini Tari Gandrung dibawakan para penari perempuan.  

Struktur Pentas Tarian

Melansir dari indonesiakaya.com, penampilan Tari Gandrung biasanya dibagi menjadi tiga bagian:  

  1. Jejer: Pada bagian ini, penari Gandrung menari secara individu atau dalam kelompok. Gerakan mereka menggambarkan penyambutan kepada para tamu, tanpa melibatkan interaksi langsung dengan penonton.  
  2. Paju (Maju): Penari mengajak tamu yang hadir untuk naik ke panggung dan menari bersama. Bagian ini menjadi momen interaksi yang penuh kegembiraan antara penari dan tamu.  
  3. Seblang Subuh: Sebagai penutup, penari memperlambat gerakan mereka, diiringi gending bertema sedih, seperti “Seblang Lokento.” Suasana berubah menjadi lebih khidmat, memberikan kesan mendalam kepada penonton.  

Keindahan Busana Penari Gandrung  

Penari Gandrung mengenakan kostum khas yang memancarkan keindahan dan kekayaan budaya lokal. Bagian tubuh atas ditutupi kain beludru berbenang emas, lengkap dengan selendang yang memperindah gerakan tarian. 

Bagian bawahnya menggunakan kain jarik batik dengan motif  Gajah Oling, simbol kebesaran dan doa. Penari juga mengenakan omprok, mahkota dari kulit kerbau berhias ornamen warna-warni, sebagai penutup kepala. 

Tambahan aksesori berupa kipas, yang menjadi properti penari, kian mempercantik pertunjukan.  

Makna Tari Gandrung dalam Budaya Banyuwangi  

Sebagai seni tradisional, Tari Gandrung tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga sebagai simbol kebersamaan dan penghormatan. Melalui setiap gerakan dan alunan musik pengiringnya, tarian ini membawa pesan tentang pentingnya persatuan dan rasa syukur. 

Dengan pelestarian yang terus dilakukan, Tari Gandrung menjadi saksi hidup atas kekayaan budaya Banyuwangi yang terus berkembang tanpa kehilangan akar tradisinya. (Dari berbagai sumber)

You Might Also Like

Situs Dharmasala Dieng, Tempat Peristirahatan Peziarah Kuno

Mi Ongklok Longkrang: Ikon Kuliner Wonosobo Sejak 1975

Memahami Filosofi di Balik Gerakan dan Kostum Tari Merak

Menikmati Lezatnya Pindang Gunung di Kabupaten Pangandaran

Tari Srimpi Lobong, Karya Klasik Sri Sultan Hamengku Buwono VIII

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Achmad Aristyan
Content Writer
Previous Article Habiburrahman El Shirazy, Sang Novelis Religius Indonesia
Next Article Pentingnya Aceh sebagai Penjaga Warisan Budaya Nusantara
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?