By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Sindudarsono Sudjojono, Pionir Seni Lukis Modern
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Profil > Sindudarsono Sudjojono, Pionir Seni Lukis Modern
Profil

Sindudarsono Sudjojono, Pionir Seni Lukis Modern

Anisa Kurniawati
Last updated: 01/11/2024 02:27
Anisa Kurniawati
Share
4 Min Read
Foto: www.goodnewsfromindonesia.id
SHARE

Sindudarsono Sudjojono atau akrab dipanggal sebagai Pak Djonmerupakan merupakan pelopor yang mengembangkan seni lukis modern khas Indonesia. Dijuluki sebagai Bapak Seni Lukis Indonesia Baru, seniman ini rupanya juga kritikus seni rupa pertama di Indonesia. 

Pelukis besar kelahiran Kisaran, Sumatra Utara, 14 Desember 1913 ini, berasal dari keluarga transmigran asal Pulau Jawa, buruh perkebunan di Kisaran, Sumatera Utara. Namun, sejak usia empat tahun, ia menjadi anak asuh. Yudhokusumo, seorang guru HIS, dan dibawa ke Batavia tahun 1925.

Djon menamatkan HIS di Jakarta. Kemudian SMP di Bandung dan SMA Taman Siswa di Yogyakarta. Dia sempat mengajar di Taman Siswa. Setelah lulus SMA, ia ditugaskan Ki Hajar Dewantara untuk membuka sekolah baru di Rogojampi, Madiun tahun 1931. Namun, karena kecintaannya pada seni lukis, ia akhirnya lebih memilih hidup sebagai pelukis.

Saat melukis ia sempat belajar pada RM Pirngadie selama beberapa bulan dan pelukis Jepang Chioji Yazaki di Jakarta. Ia mendapatkan teori pencampuran warna dari Mas Pirngadie, namun tidak selalu sepaham karena menurut Sudjojono warna seharusnya didasarkan pada rasa, bukan pada tabel. Sementara itu dari Yazaki ia mendapatkan banyak ilmu bagaimana membuat seni lukisnya dengan kepribadian yang kuat. 

Pameran pertama yang mempopulerkan namanya terjadi pada tahun 1937, sebuah pameran bersama pelukis Eropa di Kunstkring Jakarya, Jakarta. Pada 1937, ia menjadi salah seorang pendiri Persatuan Ahli Gambar Indonesia (Persagi) yang merupakan awal sejarah seni rupa modern di Indonesia. 

Selain piawai melukis, Sudjojono juga banyak menulis dan berceramah tentang pengembangan seni lukis modern. Dalam gagasannya, ia banyak memberikan gagasan dan pandangan mengenai lukisan, pelukis dan peranan seni dalam masyarakat. 

Sudjojono adalah kritikus seni rupa pertama di Indonesia. Ia bersama temanya di Persagi sering mengkritik para pelukis dengan gaya lukisan Mooi Indie atau Hindia Molek yang hanya menyuguhkan keindahan pemandangan alam tanpa menyajikan problematika dan dinamika. 

Lukisan-lukisan Mooi Indie dianggap tidak mencerminkan penghayatan melainkan lebih sebagai hasil cerapan turistik dengan tujuan komersial. Dalam suasana memuncaknya nasionalisme, Sudjojono mendesak teman-teman sesama seniman untuk menggambarkan realitas dan kebenaran dalam karya mereka. 

Karya Sindudarsono Sudjojono

Lukisannya Sindudarsono Sudjojono memiliki ciri khas berupa goresan, kasar dan sapuan yang bagai dituang begitu saja ke kanvas. Objek lukisannya lebih menonjol pada pemandangan alam, sosok manusia, serta suasana. Pemilihan objek itu lebih didasari hubungan batin, cinta, dan simpati. 

Beberapa karyanya antara lain berjudul, Di Depan Kelambu Terbuka, Pengungsi dan Seko. Malalui lukisannya yang berjudul “Cap Go Meh”, Sudjojono tidak terpaku pada satu gaya lukisan. Lukisan tersebut memperlihatkan gaya naif keprimitifan.

Sementara lukisan “Perempuan di Muka Kelambu” memperlihatkan gaya ekspresionisme yang murni. Namun pada 1950-an ia mengerucutkan pemikirannya pada satu gaya yaitu realisme agar seni bisa lebih dimengerti oleh rakyat. 

Pada 1946, Affandi bersama teman-temannya membentuk perkumpulan Seni Rupa Masyarakat pada 1946. Pada 1947 mereka bergabung dengan Sudjojono dalam Seniman Indonesia Muda (SIM).  Pada masa itu SIM telah berafiliasi dengan Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra). 

Pada Pemilihan Umum (Pemilu 1955), dengan dukungan PKI, Sudjojono memenangkan kursi di Parlemen. Namun pada 1958 ia keluar secara resmi dari keanggotaannya dalam PKI. Setelah itu ia tinggal di Jakarta dan masih terus berkarya.

Pada Januari 1986, ia masih mengikuti pameran lukisan yang diselenggarakan oleh Direktorat Kesenian walaupun  saat itu tengah terbaring di rumah sakit dan akhirnya meninggal pada 26 Maret 1986. Meski telah meninggal, karya-karyanya diminati banyak orang. Bahkan masih dipamerkan di beberapa tempat, antara lain di: Festival of Indonesia (USA, 1990-1992); Gate Foundation (Amsterdam, Holland, 1993); Singapore Art Museum (1994), dan lainnya. 

(Sumber: tokoh.id dan sumber lainnya)

You Might Also Like

Doel Sumbang, Kembali Terkenal Setelah Viral

Agoes Noegroho, Pelukis Kaligrafi Islam Koleksi Kolektor

Radio Hoso Kyoku, Penyebar Berita Kemerdekaan RI

Affandi, Pelukis Maestro dengan 2000 Lukisan

Hanung Bramantyo : Sutradara Box Office dan Film Kontroversial

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Anisa Kurniawati
Content Writer
Previous Article Aquabike Championship Danau Toba akan Tingkatkan Pariwisata
Next Article Klenteng Tjoe Hwie Kiong Kediri Penuh Kisah Sejarah
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?