By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Sistem Budi Daya Tradisional Salak Bali Diakui FAO
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Berita > Sistem Budi Daya Tradisional Salak Bali Diakui FAO
BeritaWarisan Budaya

Sistem Budi Daya Tradisional Salak Bali Diakui FAO

Ridwan
Last updated: 30/09/2024 04:42
Ridwan
Share
3 Min Read
SHARE

Salak Bali sudah dikenal eksotis, baik rasa dan terutama metode penanamannya, sehingga Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), pada pertemuan Globally Important Agricultural Heritage System (GIAHS), Kamis (19/9/2024), menetapkan sistem Agroforestri salak Bali sebagai warisan pertanian dunia. Pengakuan organisasi bentukan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) itu tak lepas dari sistem budi daya berkelanjutan dan menyatu dengan ekosistem hutan Bali.

Agroforestri merupakan metode pertanian yang mengintegrasikan tanaman pangan, kehutanan, dan hewan ternak di lahan yang sama. Sistem ini memungkinkan interaksi saling menguntungkan antara komponen pertanian dan lingkungan, seperti pengelolaan air, tanah, dan pelestarian biodiversitas.

Agroforestri salak Bali, misalnya, menanam salak di bawah naungan pohon-pohon tinggi yang tidak hanya membantu pengendalian hama alami tetapi juga menjaga kelembapan tanah.

Masyarakat Bali telah lama mengelola lahan dengan teknik pertanian tradisional ini secara turun-temurun, tanpa merusak hutan. Selain menghasilkan salak berkualitas tinggi dan praktik agroforestri ini juga mendukung pelestarian lingkungan.

Selain salak, komoditas yang sering dikembangkan dalam sistem agroforestri termasuk kakao, kopi, dan kelapa. Tanaman ini cocok dipadukan dengan pohon naungan, yang meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan. Agroforestri juga sering digunakan di perkebunan teh dan rempah-rempah.

Kemudian kelompok penasihat ilmiah GIAHS yang memberi masukan ke FAO, sehingga sistem pertanian salak mendapat pengakuan terhormat. Alasannya, agroforestri salak dinilai unik karena memadukan nilai budaya dan keberlanjutan ekologi.

Pengakuan FAO terhadap salak Bali sebagai Warisan Pertanian Dunia menyoroti pentingnya praktik ini dalam menjaga warisan budaya serta mendukung ketahanan pangan di masa depan.

Peluang Ekonomi Dibalik Pengakuan FAO

Salak merupakan buah eksotis yang dikenal bercita rasa khas dan kualitas unggul. Di Indonesia, selain Salak Bali ada jenis salak seperti Salak Pondoh (Yogyakarta) dan Salak Sidempuan (Sumatra Utara).

Dari segi ekonomi, salak menjadi komoditas unggulan ekspor dari Indonesia. Pada 2023, mengutip berbagai sumber, ekspor salak Indonesia mencapai USD15 juta, dengan negara-negara seperti Tiongkok, Thailand, dan Singapura sebagai tujuan utama.

Dari waktu ke waktu, potensi pasar salak pun terus meningkat, seiring dengan minat global terhadap produk pertanian yang ramah lingkungan. Hal ini menjadi peluang bagi Indonesia meningkatkan nilai ekspor sekaligus mempromosikan pertanian berkelanjutan yang telah diakui dunia.

Dengan pengakuan FAO ini juga, salak Bali berotensi besar meningkatkan ekspor dan memperkuat posisi Indonesia sebagai penghasil salak berkualitas tinggi di pasar internasional. Pemerintah dan petani dapat memanfaatkan momentum ini untuk mendorong pengembangan sistem pertanian berkelanjutan lainnya, baik di sektor buah-buahan maupun komoditas lain yang berbasis agroforestri. (Artikel diolah dari Indonesia.go.id, Foto: Ist)

You Might Also Like

Sulaman Tradisional Naras, Seni Pariaman yang Mendunia

Revitalisasi Candi Borobudur Bawa Manfaat Ekonomi Besar

Menteri Kebudayaan Indonesia Tegaskan Peran Strategis Budaya dalam Perdamaian Global

Indonesian Wave, Strategi Baru Fadli Zon Perkenalkan Budaya Nusantara

Cagar Budaya Cagak Anim Kembali Berdiri Di Tridadi

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Ridwan
Content Editor
Previous Article MotoGP Mandalika Tingkatkan Ekonomi Lokal Hingga 80 Persen
Next Article Jokowi Apresiasi MotoGP 2024 Serap 3.000 Kru Lokal
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Mengapa 20 Mei Diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional?
Profil 21/05/2025
Pemkab Wonosobo Optimistis Kampung KB Candimulyo Maju ke Tingkat Nasional
Berita 21/05/2025
Pemkab Wonosobo Apresiasi Pembongkaran Mandiri Bangunan Liar di Atas Sungai
Berita 21/05/2025
Venice Film Festival 2025
Menbud Dorong Diplomasi Budaya Lewat Sinema di Venice Film Festival 2025
Berita 21/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?