Taman Gandrung Terakota adalah sebuah situs budaya yang melestarikan ikon seni budaya Banyuwangi: Tari Gandrung. Kadang disebut desa penari karena situs ini dihamparkan 1.000 patung penari gandrung yang dibuat dari tembikar atau terakota.
Lokasi tepatnya berada di Dusun Blimbingsari, Desa Tamansari, Kecamatan Licin, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Taman Gandrung Terakota terletak di kaki gunung Ijen, dengan pemandangan gunung Merapi dan Meranti dan hamparan sawah yang subur.
Tari Persemebahan Dewi Sri
Pembangunan taman ini terinspirasi dari Terracotta Warrior and Horses di Tiongkok. Dalam penataan Taman Gandrung Terakota melibatkan kurator seni rupa dari Galeri Nasional Indonesia sekaligus dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, Dr Suwarno Wisetrotomo.
Taman Gandrung Terakota dibuat untuk melestarikan identitas Banyuwangi, yakni Tari Gandrung. Tarian ini mengalami pasang surut kehidupan yang dinamis. Mulai dari tari persembahan dari masyarakat agraris kepada Dewi Sri. Hingga menjadi tari kebanggaan dan ikon Banyuwangi.
1000 Patung Tembikar
Salah satu ciri khas dari taman ini adalah adanya 1000 patung gandrung. Patung-patung ini tersebar di tepi dan di tengah persawahan dengan fasilitas amfiteater terbuka untuk dimanfaatkan untuk panggung pementasan kesenian Banyuwangi.
Patung-patung gandrung dibuat dengan detail, hingga ekspresi wajah penari gandrung juga dibuat seolah-olah hidup. Selain patung penari lengkap seluruh tubuh, ada juga patung kepala penari yang berada di area kolam.
Lebih uniknya lagi, patung ini terbuat dari tembikar. Bahan tembikar diketahui memiliki makna filosofi membumi tentang siklus kehidupan.
Dikatakan bahwa manusia pada akhirnya akan kembali ke bumi (tanah). Menurut, Dr. Suwarno Wisetrotomo menjelaskan tembikar merupakan bahan yang kualitas berada di bawah keramik.
Bahan yang bisa dikatakan rapuh. Hal ini isyarat bahwa tidak ada yang abadi di dunia ini. Namun, yang abadi adalah proses dan nilai berharga di dalamnya.
Fasilitas Wisata
Memiliki luas total sekitar 4 hektar, 80 persen lahan tetap dipertahankan sebagai sawah dan kebun produktif. Sementara 20 persen area digunakan untuk fasilitas umum. Taman ini terdapat banyak fasilitas yang bisa dinikmati pengunjung.
Mulai dari Roemah Tjokelat Ijen, Roemah Oleh-oleh, SateGete, Java Banana Cafe, Galeri Seni, sanggar tari dan Amfiteater terbuka berkapasitas 700 orang untuk event-event kesenian.
Pengunjung juga bisa menikmati bukit hijau dan hamparan sawah yang menenangkan. berlokasi di lereng Gunung Ijen menjadikan udara disini terasa sejuk dan memiliki pemandangan indah yang menakjubkan. (Dari berbagai sumber)