By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Tradisi Kirab Lemper Raksasa dalam Rebo Wekasan di Bantul
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Tradisi > Tradisi Kirab Lemper Raksasa dalam Rebo Wekasan di Bantul
Tradisi

Tradisi Kirab Lemper Raksasa dalam Rebo Wekasan di Bantul

Anisa Kurniawati
Last updated: 21/02/2025 03:15
Anisa Kurniawati
Share
Kirab lemper raksasa dalam tadisi Rebo Wekasan di Kabupaten Bantul. Foto: damarinfo.com
SHARE

Rebo Wekasan, atau dikenal juga Rebo Pungkasan, merupakan tradisi adat yang digelar pada hari Rabu terakhir di bulan Sapar (bulan kedua dalam kalender Hijriyah, sistem penanggalan Islam yang berdasarkan pergerakan bulan).

Dipilihnya hari Rabu didasarkan pada pertemuan antara Sri Sultan Hamengkubuwono I dengan Kyai Faqih Usman, seorang tokoh agama yang diyakini memiliki kemampuan penyembuhan.

Tradisi ini bentuk ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang masih dilestarikan di Desa Wonokromo, Kecamatan Plered, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta.

Mitos dan Legenda Rabu Wekasan

Tradisi Rabu Wekasan memiliki beberapa versi mengenai asal-usulnya.

Versi Pertama, dilansir dari budaya.jogjaprov.go.id, upacara ini ada sejak tahun 1784. Pada saat itu diketahui ada Kyai Faqih Usman yang dikenal sebagai Kyai Wonokromo Pertama atau Kyai Welit.

Dia memiliki kemampuan dalam ilmu agama dan pengobatan. Suatu ketika, wilayah Wonokromo dilanda pagebluk yang mengancam nyawa banyak orang. Masyarakat pun berbondong-bondong meminta kesembuhan kepada Kyai Faqih. 

Karena banyaknya orang yang datang, area sekitar masjid menjadi ramai. Untuk mengatasi hal ini, Kyai Faqih memilih menyuwuk (memberi berkah) telaga di pertemuan Kali Opak dan Kali Gajahwong. 

Sejak saat itu, masyarakat percaya bahwa mandi di lokasi itu dapat menyembuhkan penyakit dan membawa keberkahan. Kemasyhuran Kyai Faqih akhirnya sampai ke telinga Sri Sultan HB I, yang kemudian mengundangnya ke kraton. 

Baca juga: Labuhan Merapi, Tradisi Kraton Ngayogyakarta di Lereng Merapi

Kyai Faqih pun memperlihatkan keahliannya. Sultan pun mengakui keistimewaan Kyai Faqih dan mendukung tradisi ini.

Versi Kedua, upacara Rebo Wekasan berkaitan dengan Kraton Mataram dan Sultan Agung pada tahun 1600-an.

Pada masa itu, wabah penyakit melanda kerajaan. Sultan Agung kemudian bersemedi dan mendapatkan wangsit bahwa wabah hanya bisa dihilangkan dengan membuat tolak bala.

Sultan Agung lalu memerintahkan Kyai Sidik dari Wonokromo untuk membuat rajah (tulisan doa) sebanyak 124 baris dengan kalimat “Bismillahirrahmanirrahim”.

Rajah tersebut dibungkus kain mori putih dan dicelupkan ke dalam air yang kemudian diminum orang sakit. Kemudian, banyaknya orang yang datang untuk mendapatkan air berkah ini.

Sultan Agung memutuskan untuk menuangkan air rajah ke pertemuan Kali Opak dan Kali Gajahwong. Sehingga masyarakat cukup mandi di sana untuk mendapatkan manfaatnya.

Pelaksanaan Rebo Wekasan dan Kirab Lemper Raksasa

Upacara ini digelar setiap tahun pada Selasa malam Rabu terakhir di bulan Sapar.

Awalnya, acara berpusat di pertemuan Kali Opak dan Kali Gajahwong. Namun, sejak tahun 1990, kegiatan ini dipindahkan ke Lapangan Wonokromo dan Balai Desa Wonokromo. 

Peralatan dalam upacara ini pada awalnya sederhana, seperti botol atau kaleng untuk mengambil air berkah. Namun, seiring waktu, berbagai perlengkapan tambahan dibuat, seperti gunungan dan tandu bambu untuk membawa sesaji. 

Salah satu simbol utama dalam upacara ini adalah lemper. Makanan khas ini merupaka kesukaan Sultan Agung. Tradisi ini dilaksanakan seminggu sebelum puncak acara berupa kirab lemper raksasa.

Di mana lemper tiruan setinggi 2,5 meter dengan diameter 45 cm diarak dari Masjid Wonokromo menuju Balai Desa Wonokromo sejauh 2 km. Kirab ini diawali prajurit Kraton Ngayogyakarta, diikuti lemper raksasa yang diusung empat orang, serta lemper ukuran kecil. 

Barisan kirab juga dimeriahkan kelompok kesenian seperti Shalawatan, Kubrosiswo, dan Rodat.

Sesampainya di balai desa, lemper raksasa ditempatkan di panggung utama. Setelah sambutan, dan pemotongan lemper raksasa, yang dibagikan kepada tamu undangan dan pengunjung.

You Might Also Like

Prosesi 12 tahunan Gotong Toapekong Wariskan Tradisi

Pulau Samosir, Alam dan Kearifan Lokal dalam Ritual Tradisi

Tradisi Bobotan, Upacara Tradisional Kabupaten Indramayu

Ritual Adat Dandan Kali Demi Hormati Leluhur di Sleman

Tradisi Nyangku, Momen Sakral Leluhur Kerajaan Galuh Ciamis

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Anisa Kurniawati
Content Writer
Previous Article Menelusuri Museum Sandi, Sejarah Persandian di Indonesia
Next Article Seniman Dunia Arkiv Vilmansa Pamerkan 100 Karya di GNI
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?