By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Vredeburg, Benteng Belanda Tertua di Jogjakarta
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Pariwisata > Vredeburg, Benteng Belanda Tertua di Jogjakarta
Pariwisata

Vredeburg, Benteng Belanda Tertua di Jogjakarta

Ridwan
Last updated: 12/10/2024 07:15
Ridwan
Share
3 Min Read
Miniatur Tugu Jogja dalam Museum Benteng Vredeburg. Foto: Unsplash/ Fakhri Labib
SHARE

Dalam budaya masyarakat modern, fenomena aneh sering kali dihubungkan dengan unsur-unsur mistis. Hal ini juga berlaku pada situs bersejarah yang terletak di Yogyakarta, yaitu Benteng Vredeburg, yang pernah menjadi saksi bisu perjuangan melawan penjajah kolonial.

Benteng Vredeburg adalah salah satu situs bersejarah yang masih terjaga keberadaannya hingga kini. Dengan nilai sejarah yang kaya, benteng ini menarik perhatian banyak wisatawan.

Benteng ini berada di Jalan Margo Mulyo No. 6, Ngupasan, Kecamatan Gondomanan, Yogyakarta, sehingga mudah diakses oleh pengunjung dari berbagai kalangan.

Sebagai salah satu benteng tertua di Indonesia, Vredeburg didirikan pada tahun 1760 atas perintah Sultan Hamengku Buwono I. Pembangunan ini diminta oleh Pemerintah Belanda sebagai langkah strategis untuk mengawasi dan mengontrol kekuasaan Keraton Yogyakarta yang kian berkembang.

Sultan Hamengku Buwono I membangun benteng ini tidak jauh dari keraton atas permintaan Belanda, yang merasa khawatir dengan kekuatan militer keraton. Meski Belanda mengklaim bahwa tujuan pembangunan ini adalah untuk menjaga keamanan keraton, mereka sebenarnya ingin memperkuat kontrol atas jalannya pemerintahan Keraton Mataram.

Letak strategis benteng ini, yang dilengkapi meriam menghadap ke keraton, menunjukkan bahwa itu adalah alat untuk intimidasi dan pertahanan, sekaligus memitigasi potensi serangan dari Sultan.

Secara fisik, benteng ini dibangun dengan dinding dari tanah, ditopang tiang kayu dari pohon kelapa atau aren, dan atapnya terbuat dari ilalang. Pada masa Gubernur Belanda W. H. van Ossenberg, benteng ini diusulkan untuk diperkuat secara permanen.

Pembangunan baru dilakukan pada tahun 1767, di bawah pengawasan arsitek Belanda, Ir. Frans Haak, dan selesai pada tahun 1867. Benteng ini awalnya dinamai “Rustenburg,” yang berarti benteng peristirahatan, namun runtuh akibat gempa bumi di tahun yang sama. Setelah itu, bangunan ini dibangun kembali dengan nama “Vredeburg,” yang berarti benteng perdamaian, melambangkan hubungan antara keraton dan Belanda.

Sejak saat itu, Benteng Vredeburg menyaksikan berbagai peristiwa bersejarah di Yogyakarta. Pada 5 Maret 1942, benteng ini jatuh ke tangan tentara Jepang dan digunakan sebagai markas Kempetai serta penjara bagi para tahanan.

Setelah Indonesia merdeka pada 1945, benteng ini kembali dikuasai oleh tentara Indonesia. Namun, pada 19 Desember 1948, Belanda berhasil merebut kembali benteng ini hingga akhirnya pada 29 Juni 1949, mereka mundur dan menyerahkan pengelolaan kepada Angkatan Perang Republik Indonesia (APRI).

Kini, Benteng Vredeburg telah diubah menjadi museum yang menyimpan banyak kenangan sejarah.

Cerita Mistis Benteng Vredeburg

Kisah mistis yang beredar mengenai Benteng Vredeburg seringkali menarik perhatian banyak orang. Berbagai pengalaman aneh yang dialami pengunjung menambah daya tarik situs bersejarah ini.

Meskipun menyimpan banyak cerita seram, Benteng Vredeburg tetap memancarkan keindahan yang memikat. Terletak di ujung Jalan Malioboro, area ini selalu ramai oleh pengunjung, tak peduli waktu. (Achmad Aristyan – Berbagai Sumber)

You Might Also Like

Menelusuri Pasar Seni Kumbasari di Kota Denpasar

Wisata Ramah Lingkungan Di Telaga Ngipik Gresik

Waspada Cuaca Ekstrem, Pendakian Gunung Semeru Ditutup Lagi

Festival Banda Neira, Hidupkan Sejarah, Budaya, Keindahan Alam

Sejarah Gedung Pejambon Jakarta, Saksi Kelahiran Pancasila 

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Ridwan
Content Editor
Previous Article Mitos Gunung Merbabu, Peringatan Bagi Pendaki
Next Article Pesona Air Terjun Kedung Kayang Magelang
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?