Indonesia dikenal dengan keanekaragaman budayanya. Termasuk budaya ketika hendak melaksanakan pernikahan. Ada banyak sekali suku di Indonesia yang umumnya ketika menyelenggarakan prosesi pernikahan memiliki adat yang berbeda-beda.
Pernikahan biasanya merupakan momentum penting bagi keluarga. Sehingga sangat diperhatikan prosesinya, salah satunya yaitu dengan menggunakan adat suku masing-masing. Nah, berikut ada beberapa tradisi pernikahan yang unik.
- Adat Minangkabau
Salah satu keunikan prosesi pernikahan dari adat Minangkabau yang unik yaitu tradisi Bajapuik. Tradisi ini dilakukan sebelum pernikahan diadakan. Nantinya pihak pengantin perempuan akan memberikan uang atau barang ekonomis kepada pihak laki-laki.
Penentuan uang atau barang untuk Bajapuik sendiri ditentukan oleh kedua belah pihak mempelai. Tujuannya diadakan tradisi ini adalah untuk mempererat keluarga serta untuk menghargai pihak laki-laki.
Setelah tradisi ini dilakukan maka barulah diadakan akad nikah. Namun, jika Bajapuik gagal, maka pihak perempuan bisa menuntut dan meminta kembali uang atau barang yang sudah diberikan.
- Sasak: Kawin Culik
Tradisi kawin culik ini berasal dari Lombok yang dilakukan oleh sebagian besar masyarakat Suku Sasak. Tradisi ini disebut juga dengan “merarik” dan merupakan ritual dalam serangkaian pernikahan yang akan dilakukan.
Sebelum ritual dimulai, pasangan harus membuat dan menyusun rencana penculikan terlebih dahulu. Meskipun aksi penculikan ini telah disetujui oleh pihak perempuan, calon pengantin laki-laki tidak boleh tertangkap atau membuat keributan saat melakukan penculikan. Jika penculikan gagal, pengantin laki-laki akan dikenai denda.
- Gunung Kidul: Kromojati
Tradisi ini bermula sejak banyaknya tanah di desa yang gersang. Kemudian pada tahun 2007, lurah yang menjabat, mengusulkan untuk membuat peraturan dimana para calon pengantin di Desa Bohol, Gunung Kidul diwajibkan menanamkan setidaknya 5 bibit pohon jati.
Nama Kromojati sendiri berasa dari kata Kromo yang berarti menikah sedangkan jati memiliki makna pohon jati. Aturan ini juga ditetapkan bukan sekedar sebagai mahar tapi juga untuk mewujudkan kelestarian lingkungan.
- Suku Tidung: Larangan ke toilet
Suku Tidung berasal dari bagian utara Kalimantan Timur. Dalam melaksanakan pernikahan, suku ini memiliki serangkaian tradisi yang unik. Salah satunya yaitu calon pengantin harus menahan buang air selama 72 jam atau 3 hari.
Tujuan dari tradisi tersebut adalah untuk menciptakan keluarga yang harmonis. Karena mereka percaya, jika ritual tersebut tidak dilaksanakan maka pasangan pengantin akan tertimpa hal buruk.
- Batak: Sinamot
Pernikahan suku Batak, ada sebuah prosesi bernama Sinamot yang merupakan perundingan mas kawin oleh kedua belah pihak keluarga. Jumlah mas kawin yang akan diberikan biasanya ditentukan berdasarkan tingkat edukasi, karier, atau status sosial keluarga gadis tersebut.
Semakin tinggi tingkatannya, semakin besar pula jumlah mas kawin. Tujuannya yaitu untuk menghindari perceraian jika mas kawin yang diberikan mahal.
- Madura : Nyedek Temo
Tradisi ini berasal dari Madura yang tujuannya untuk menentukan tanggal pernikahan pengantin. Pada acara ini, kedua keluarga akan bertemu lalu pasangan calon pengantin menyediakan hal-hal simbolik untuk menetapkan tanggal pernikahan mereka.
Misalnya, jika mereka menginginkan pernikahan mereka dilaksanakan segera, maka mereka harus menyediakan pisang susu dan sirih.
- Toraja: Urrampan Kapa’
Ada dari Toraja yang disebut Urrampan Kapa’ merupakan acara di mana dua keluarga calon pengantin duduk bersama untuk merundingkan perjanjian pra-pernikahan dan hukuman yang akan diberikan jika sang istri atau suami melanggar ketentuan perjanjian tersebut. (Anisa Kurniawati)