By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Pesona Embung Bansari Temanggung di Antara 9 Gunung
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Pariwisata > Pesona Embung Bansari Temanggung di Antara 9 Gunung
Pariwisata

Pesona Embung Bansari Temanggung di Antara 9 Gunung

Anisa Kurniawati
Last updated: 14/12/2024 04:50
Anisa Kurniawati
Share
Panorama di kawasan Embung Bansari, Kabupaten Temanggung, Jateng di sore hari. Foto: GoogleMaps/Dewi sth
SHARE

Embung Bansari, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah berada pada ketinggian 1.300 meter di atas permukaan laut dan selalu menyajikan pemandangan alam spektakuler sepanjang tahun.

Embung seluas 1,5 hektare ini berada di Desa Bansari, Kecamatan Bansari, tepatnya di punggung lereng Gunung Sindoro yang memiliki puncak di ketinggian 3.136 mdpl. Kapasitas tampung air embung itu adalah 8.588 meter kubik (m3) dengan luas genangan 0,56 ha.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengartikan Embung sebagai penampungan air hujan yang digunakan pada saat musim kemarau untuk tujuan irigasi dan air bersih.

Penampung air yang lokasinya tertinggi di Jawa Tengah ini dibangun 13 Agustus 2019 dan diresmikan Presiden RI Ketujuh Joko Widodo, 14 Desember 2021.

Embung Bansari dibangun dengan anggaran Rp9,2 miliar itu berfungsi sebagai penyedia irigasi lahan pertanian seluas 100 ha milik warga yang didominasi tanaman tembakau.

Embung Bansari diresmikan Presiden Ketujuh RI, Joko Widodo. Foto: GoogleMaps

Destinasi Wisata

Kabupaten Temanggung merupakan salah satu penghasil tembakau untuk kebutuhan pabrik-pabrik rokok kretek. Panorama alam di sekitar Embung Bansari juga diwarnai oleh hijaunya daun-daun tembakau serta kebun sayuran.

Pembangunan Embung Bansari berawal dari keluhan masyarakat sekitar yang bekerja sebagai petani dan pemilik lahan lantaran selalu kekurangan air hingga kekeringan setiap musim kemarau tiba. Kekeringan mengakibatkan petani sering gagal panen. Kehadiran Embung Bansari membawa harapan baru bagi petani dan masyarakat sekitar.

Embung yang pengerjaannya diselesaikan dalam waktu 135 hari tersebut juga diproyeksikan menjadi tempat wisata yang dikelola masyarakat Bansari karena letaknya yang berada di kawasan sejuk dengan pemandangan menakjubkan.

Panoramanya indah karena dikelilingi kawasan hijau dengan langit biru nan menawan. Sekeliling embung dipagar besi setinggi dada orang dewasa serta area pejalan kaki yang dilapisi beton.

Baca juga:Eksotisme Wanawisata Jumprit Di Kabupaten Temanggung

Kemah Keluarga

Badan Usaha Milk Desa (BUMDes) Tirta Sembada selaku pengelola kawasan wisata Bansari juga menyediakan lahan parkir motor. Tersedia juga tempat berkemah (camping ground) di lahan parkir mobil sehingga keluarga yang membawa kendaraan roda 4 bisa berkemah dengan konsep campervan.

Suasana malam hari di kawasan embung Bansar. GoogleMaps/Gondes Kompas

Wisatawan bisa berkunjung kapan saja ke Embung Bansari karena tempat wisata ini selalu buka 24 jam nonstop. Pengelola mengutip tiket masuk Rp5.000 per orang dan retribusi parkir sebesar Rp5.000 untuk motor, mobil Rp10.000, serta bus Rp20.000.

Kalau tertarik untuk berkemah, setiap orang dikenakan biaya tambahan sebesar Rp15.000 serta Rp75.000 bagi pengunjung yang membawa mobil dan ingin berkemah. Pengelola juga telah menyediakan tenda yang dapat disewa.

Menyaksikan 9 Gunung

Waktu terbaik untuk datang adalah pagi atau sore hari ketika cuaca sedang cerah. Pada saat malam kawasannya juga ramai pengunjung yang berkemah terutama di akhir pekan. Dingin udara pegunungan, bisa mencapai 14 derajat Celcius di malam hari saat puncak musim kemarau.

Menyaksikan pegunungan dari Embung Bansari. Foto: GoogleMaps/ Adi Setiawan

Kelebihan lain dari Embung Bansari yang selalu dinantikan pengunjung adalah menyaksikan langsung dengan jelas rupa Gunung Sindoro serta Sumbing (3.371 mdpl) di hadapan mata.

Tak hanya kegagahan Sindoro dan Sumbing, sebab masih ada beberapa gunung yang dapat dilihat dengan mata telanjang jika cuaca bersahabat. Misalnya Gunung Merbabu, Andong, Ungaran, Telomoyo, Prau, dan Muria. Total ada 9 puncak gunung yang bisa disaksikan dari Embung Bansari ini.

Negeri di Awan

Menjelang tengah hari, kawasan dataran rendah di bawah Bansari kerap tertutupi oleh awan Cumulus dan membuat siapa pun yang berada di sekitar embung seolah sedang berada di negeri atas awan.

Satu lagi, suasana malam hari di embung juga tak kalah menawan karena selain bisa menikmati kilau cahaya ribuan lampu rumah warga. Pengunjung dan mereka yang menginap bisa menyaksikan sinar lampu dari kapal di Laut Jawa pada sisi utara embung.

Sejumlah kedai makanan dan minuman yang dikelola masyarakat setempat tersedia di Kawasan Embung.Pengelola juga menyediakan musala, pendapa untuk bersantai atau menggelar pertemuan (gathering), dan toilet dengan kamar mandi.

Dijual pula pakan ikan yang bisa dibeli pengunjung untuk diberikan ke penghuni embung yaitu ratusan ekor ikan mas, koi, dan nila.

Membawa Kendaraan

Lansekap kawasan wisata Embung Bansari, Sragen, Jawa Tengah. Foto: GoogleMaps/Natalia Ardiyani

Seperti dikutip dari website Pemerintah Kabupaten Temanggung, Embung ini dapat ditempuh dari pusat Kota Tembakau dalam waktu 45 menit berkendara atau sejauh 18 kilometer dengan kondisi jalan mulus dan menanjak hingga ke lokasi embung.

Hingga sekarang belum ada trayek angkutan umum hingga Embung Bansari. Pengunjung atau wisatawan disarankan untuk membawa kendaraan pribadi baik motor maupun mobil.

Tidak ada listrik di tempat ini sehingga setiap pengunjung harus membawa alat powerbank atau powersupply sendiri untuk mengisi ulang baterai ponsel dan menyalakan peralatan elektronik. Bagi yang mengisi liburan, embung Bansari tentu bisa menjadi salah satu pilihan. (Artikel diolah dari Indonesia.go.id)

You Might Also Like

Taman Singkir, Ruang Publik Serbaguna di Salatiga

Taman Nasional Way Kambas, Sekolah Gajah Pertama

Pulau Ular Liwutongkidi, Destinasi Rekreasi Tanpa Rasa Ngeri

Wamenpar Puji Kualitas Desa Wisata Tinalah Yogyakarta

Bledug Kramesan, Gunung Lumpur Unik di Grobogan

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Anisa Kurniawati
Content Writer
Previous Article Alunan Musik Rindik Bali Lebih dari Suara Alat Musik
Next Article 7 Gedung Bersejarah di Bandung Jadi Bangunan Cagar Budaya
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?