Getuk, atau dalam bahasa Jawa disebut gethuk, merupakan penganan khas masyarakat Jawa yang berbahan dasar singkong. Makanan ringan ini dibuat dari singkong yang direbus, kemudian dicampur dengan gula pasir atau gula merah serta parutan kelapa sebelum ditumbuk hingga merata.
Getuk dikenal luas di berbagai daerah seperti Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, Ngawi, dan Jawa Timur. Bahkan, dalam bahasa Sunda, Jawa Barat penganan ini dikenal dengan nama gegetuk.
Akibat Beras Langka
Dilansir dari Detik, Getuk pertama kali terdokumentasi dalam Serat Centhini, sebuah naskah sastra Jawa yang diterbitkan pada abad ke-18. Namun, keberadaan getuk mulai menjadi bagian penting kehidupan masyarakat Jawa pada masa penjajahan Jepang.
Ketika itu, kelangkaan beras mendorong masyarakat menggantinya dengan ketela pohon sebagai bahan pangan utama. Versi awal getuk dikenal dengan nama getuk gondok, yaitu singkong yang dikukus, dihilangkan serat tengahnya, kemudian ditumbuk dan diberi tambahan rasa manis atau asin.
Dari situ, getuk berkembang menjadi berbagai varian dengan sentuhan kreatif masyarakat lokal.
Ragam Varian Getuk
Melansir dari Wikipedia, keberagaman getuk di berbagai daerah mencerminkan kreativitas masyarakat lokal dalam memanfaatkan bahan sederhana. Beberapa jenis getuk yang populer antara lain getuk singkong, yang terbuat dari singkong rebus dengan gula merah, memiliki warna cokelat serta tekstur kasar, dan berasal dari Lumajang, Jawa Timur.
Ada juga getuk lindri, yang digiling halus bersama gula pasir, diberi pewarna, dan dicetak memanjang sebelum dipotong kecil-kecil, khas Sumedang, Jawa Barat.
Getuk goreng dari Sokaraja, Banyumas, menawarkan rasa unik dengan proses penggorengan, sedangkan getuk gedang dari Kediri, Jawa Timur, menggunakan pisang sebagai bahan utama yang menghasilkan cita rasa manis.
Varian lain adalah gethuk yoko kurung dari Klaten, Jawa Tengah, yang berisikan nanas kuning lumer, serta getuk nylekitho dari Sidakaya, Cilacap, Jawa Tengah, yang disajikan dengan parutan kelapa.
Tidak kalah menarik, ada gethuk nyimut dari Kudus, Jawa Tengah, yang berbentuk bola-bola kecil dan digoreng, serta getuk bakar Abimanyu dari Ungaran, Jawa Tengah, yang diolah dengan cara dibakar.
Selain itu, ragam getuk berbahan dasar ubi, talas, dan pisang turut memperkaya cita rasa penganan tradisional ini. Pembuatan getuk cukup sederhana.
Singkong dikupas dan dikukus hingga matang, lalu ditumbuk atau dihaluskan. Setelah itu, bahan dicampur gula, pewarna makanan, dan parutan kelapa yang sudah diberi garam.
Getuk dalam Budaya Populer
Kepopuleran getuk tidak hanya terbatas pada dunia kuliner, tetapi juga merambah ke seni. Lagu campursari berjudul “Getuk,” yang dipopulerkan Nurafni Octavia, menjadi salah satu bentuk penghormatan terhadap makanan tradisional ini. (Diolah dari berbagai sumber)