By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Simbol Kreativitas Kuliner Khas Indonesia Dalam Sepotong Gethuk
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Warisan Budaya > Simbol Kreativitas Kuliner Khas Indonesia Dalam Sepotong Gethuk
Warisan Budaya

Simbol Kreativitas Kuliner Khas Indonesia Dalam Sepotong Gethuk

Achmad Aristyan
Last updated: 22/12/2024 13:48
Achmad Aristyan
Share
Getuk, kuliner tradisional khas Jawa.Foto: Wikimedia Commons/Selingkarwilis
SHARE

Getuk, atau dalam bahasa Jawa disebut gethuk, merupakan penganan khas masyarakat Jawa yang berbahan dasar singkong. Makanan ringan ini dibuat dari singkong yang direbus, kemudian dicampur dengan gula pasir atau gula merah serta parutan kelapa sebelum ditumbuk hingga merata. 

Getuk dikenal luas di berbagai daerah seperti Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, Ngawi, dan Jawa Timur. Bahkan, dalam bahasa Sunda, Jawa Barat penganan ini dikenal dengan nama gegetuk.  

Akibat Beras Langka

Dilansir dari Detik, Getuk pertama kali terdokumentasi dalam Serat Centhini, sebuah naskah sastra Jawa yang diterbitkan pada abad ke-18. Namun, keberadaan getuk mulai menjadi bagian penting kehidupan masyarakat Jawa pada masa penjajahan Jepang. 

Ketika itu, kelangkaan beras mendorong masyarakat menggantinya dengan ketela pohon sebagai bahan pangan utama. Versi awal getuk dikenal dengan nama getuk gondok, yaitu singkong yang dikukus, dihilangkan serat tengahnya, kemudian ditumbuk dan diberi tambahan rasa manis atau asin. 

Dari situ, getuk berkembang menjadi berbagai varian dengan sentuhan kreatif masyarakat lokal.  

Ragam Varian Getuk  

Melansir dari Wikipedia, keberagaman getuk di berbagai daerah mencerminkan kreativitas masyarakat lokal dalam memanfaatkan bahan sederhana. Beberapa jenis getuk yang populer antara lain getuk singkong, yang terbuat dari singkong rebus dengan gula merah, memiliki warna cokelat serta tekstur kasar, dan berasal dari Lumajang, Jawa Timur. 

Ada juga getuk lindri, yang digiling halus bersama gula pasir, diberi pewarna, dan dicetak memanjang sebelum dipotong kecil-kecil, khas Sumedang, Jawa Barat.

Getuk goreng dari Sokaraja, Banyumas, menawarkan rasa unik dengan proses penggorengan, sedangkan getuk gedang dari Kediri, Jawa Timur, menggunakan pisang sebagai bahan utama yang menghasilkan cita rasa manis. 

Gethuk dalam setampah jajanan pasar. Foto: Wikimedia Commons/Gunawan Kartapranata

Varian lain adalah gethuk yoko kurung dari Klaten, Jawa Tengah, yang berisikan nanas kuning lumer, serta getuk nylekitho dari Sidakaya, Cilacap, Jawa Tengah, yang disajikan dengan parutan kelapa. 

Tidak kalah menarik, ada gethuk nyimut dari Kudus, Jawa Tengah, yang berbentuk bola-bola kecil dan digoreng, serta getuk bakar Abimanyu dari Ungaran, Jawa Tengah, yang diolah dengan cara dibakar. 

Selain itu, ragam getuk berbahan dasar ubi, talas, dan pisang turut memperkaya cita rasa penganan tradisional ini. Pembuatan getuk cukup sederhana.

Singkong dikupas dan dikukus hingga matang, lalu ditumbuk atau dihaluskan. Setelah itu, bahan dicampur gula, pewarna makanan, dan parutan kelapa yang sudah diberi garam. 

Getuk dalam Budaya Populer  

Kepopuleran getuk tidak hanya terbatas pada dunia kuliner, tetapi juga merambah ke seni. Lagu campursari berjudul “Getuk,” yang dipopulerkan Nurafni Octavia, menjadi salah satu bentuk penghormatan terhadap makanan tradisional ini.  (Diolah dari berbagai sumber)

You Might Also Like

Festival Jalur Rempah Apresiasi Suku Tengger

Mengenal Musik Saronen, Kesenian dengan Sembilan Instrumen

Jaran Kencak, Seni Kuda Berhias dari lumajang Jawa Timur

Atraksi Tari Kecak, Tarian Magis Tradisi Pulau Dewata Bali

Perajin Batik Gedog Tuban Ingin Status Indikasi Geografis

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Achmad Aristyan
Content Writer
Previous Article Sejarah Gado-Gado, Hidangan Sayuran Sejak Era Kesultanan
Next Article Keunikan Fenomena Istimewa Api Biru di Kawah Ijen Jawa Timur
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

perdagangan karbon
Indonesia Pastikan Target Perdagangan Karbon USD 65 Miliar Bukan Sekadar Angka
Video 12/05/2025
Waisak, Sejarah dan Makna Peringatan Hari Raya Buddha di Indonesia
Tradisi 12/05/2025
Fadli Zon Ajak HIPIIS Berperan dalam Kebijakan Publik
Berita 12/05/2025
Candi Borobudur di Magelang dan Perjalanan Sejarah Penemuannya
Warisan Budaya 12/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?