Galeri Nasional Indonesia (GNI) merupakan salah satu institusi budaya terpenting di Indonesia yang berfungsi sebagai museum seni rupa modern dan kontemporer. Galeri ini tidak hanya menjadi tempat pameran berbagai karya seni rupa Indonesia, tetapi juga menampilkan karya seni internasional.
Melansir dari gni.kemdikbud.go.id, sebagai lembaga budaya negara Galeri Nasional Indonesia memiliki peran yang sangat penting dalam memelihara, mengembangkan, dan memanfaatkan aset seni rupa Indonesia. Galeri yang berdiri di Jalan Medan Merdeka Timur No. 14 Jakarta Pusat ini, dikelola Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Perjalanan Panjang
Dilansir dari Kompas, sejarah Galeri Nasional Indonesia berawal dari Yayasan Kristen Carpentier Alting Stichting (CAS) yang didirikan pada tahun 1900.
Yayasan ini awalnya membangun sebuah sekolah untuk perempuan di Hindia Belanda, yang merupakan sekolah pertama untuk wanita di daerah itu.
Tahun 1955, Pemerintah memutuskan menghentikan aktivitas yang berkaitan dengan komunitas Belanda, sehingga gedung ini beralih kepemilikan kepada Yayasan Raden Saleh.
Seiring berjalannya waktu, pada tahun 1962, gedung ini resmi menjadi milik pemerintah Indonesia setelah dibubarkannya Yayasan Raden Saleh atas perintah Presiden Sukarno.
Pada tahun 1987, gedung direnovasi menjadi Gedung Pameran Seni Rupa Depdikbud, berkat upaya Prof. Dr. Fuad Hasan sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada saat itu.
Namun, nama “Galeri Nasional Indonesia” baru dimulai tahun 1995 di bawah kepemimpinan Prof. Edi Sedyawati. Tahun 1998, nama Galeri Nasional Indonesia disetujui dan resmi digunakan.
1700 Karya Seni
Melansir dari Wikipedia, Galeri Nasional Indonesia tidak hanya berfungsi sebagai tempat pameran, tetapi juga berperan sebagai pusat pendidikan seni dan kebudayaan. Beragam aktivitas diadakan di galeri ini, mulai dari pameran seni rupa, seminar ilmiah, diskusi, pemutaran film, penampilan kesenian, hingga festival dan perlombaan seni.
Semua aktivitas ini bertujuan memperkenalkan seni rupa Indonesia kepada masyarakat luas dan meningkatkan apresiasi terhadap karya seni. Kini, Galeri Nasional Indonesia memiliki koleksi lebih 1.898 karya seni dari berbagai seniman, termasuk lukisan, patung, fotografi, dan pahatan.
Selain itu, galeri ini juga memiliki koleksi karya seni dari seniman internasional, termasuk negara-negara Nonblok seperti India, Kuba, Peru, Myanmar, Vietnam, dan Sudan, yang semakin memperkaya keberagaman seni yang ada.
Baca juga: Menbud Fadli Zon Akan Resmikan Museum dan Galeri Arsip Statis
Pengembangan Teknologi
Galeri Nasional Indonesia terus melakukan pengembangan baik secara fisik maupun maya. Salah satunya adalah pengembangan infrastruktur gedung dengan mengadakan kompetisi desain bangunan baru yang bekerjasama dengan Ikatan Arsitek Indonesia.
Transformasi ruang Pameran Tetap Galnas berlangsung sejak 2023, dan selesai Agustus 2024. Galeri Nasional menghadirkan desain dan alur ruangan baru da interior menarik. Selain itu menambah fitur pengantar tema pameran melalui video bahasa isyarat untuk pengunjung tunarungu.
Hal ini bertujuan untuk memberikan ruang yang lebih baik bagi pameran dan kegiatan seni yang semakin berkembang. Selain itu, GNI juga melakukan renovasi pada website resmi mereka.
Pembaruan ini mencakup pengembangan data dan informasi yang lebih lengkap mengenai daftar koleksi seni, fasilitas yang tersedia, agenda acara, serta pengaturan dwibahasa untuk memudahkan pengunjung internasional. (Diolah dari berbagai sumber)