By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Tradisi Menjamu Benua, Cara Sultan Kutai Berkabar Ke Leluhur
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Tradisi > Tradisi Menjamu Benua, Cara Sultan Kutai Berkabar Ke Leluhur
Tradisi

Tradisi Menjamu Benua, Cara Sultan Kutai Berkabar Ke Leluhur

Anisa Kurniawati
Last updated: 01/01/2025 00:57
Anisa Kurniawati
Share
Foto: kemenkopmk.go.id
SHARE

Masyarakat Kutai masih memegang kepercayaan yang kuat mengenai hubungan antara kehidupan alam manusia dengan alam gaib. Hal ini tercermin dalam ritual Menjamu Benua yang diadakan sebelum Festival Erau berlangsung.

Festival Erau sendiri adalah budaya tahunan yang diadakan di Kota Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.

Festival ini sebagai media merayakan penggantian atau penobatan Raja baru atau pemberian gelar kehormatan kepada tokoh atau pemuka masyarakat yang dianggap berjasa. Salah satu rangkaian acara festival ini adalah Menjamu Benua.

Ritual ini merupakan sarana pemberitahuan kepada alam gaib bahwa Sultan Kutai telah hendak menyelenggarakan Erau dan telah menentukan waktunya. Tujuannya untuk memohon keselamatan serta kelancaran selama Erau berlangsung. Harapannya supaya para ‘mahluk halus’ tidak mengganggu selama penyelenggaraan acara.

41 Jenis Jajanan

Ritual Menjamu Benua diselenggarakan sebuah rombongan yang terdiri dari dewa (dukun wanita), orang belian (dukun pria),  pangkon bini, dan pangkon laki. Masing-masing terdiri dari 7 orang. Di samping itu penabuh gendang dan gamelan juga akan mengiringi sepanjang prosesi ritual dilakukan.

Rombongan akan meletakan sesajian di tiga titik. Ketiga titik itu yaitu di Kepala Benua (Kelurahan Mangkurawang), Tengah Benua (depan keraton), dan Buntut Benua (Kelurahan Timbau). 

Titik itu merupakan lambang batas dan pusat dari Kota Tenggarong yang pada masa lalu menjadi ibukota dari Kesultanan Kutai. Ketika prosesi ritual dilakukan, para dewa dan belian juga membawa pakaian Sultan. Maknanya sebagai simbol pengganti kehadiran Sultan fisik. 

Sesajian yang dibawa rombongan terdiri dari aneka macam jajak/jajanan pasar, nasi tambak, nasi ragi, ayam panggang, mandau, air minum. Jajanan yang disiapkan terdiri dari 41 jenis kue basah.

Prosesi Menjamu Benua

Ritual dimulai di kediaman Sultan. Di tempat ini, rombongan memohon restu dari Sultan untuk berangkat melaksanakan Menjamu Benua. Kemudian mereka menuju ke tiga titik yang ditentukan.

Sesampainya disana sesajian diletakkan di tempat yang telah ditentukan. Setelah semua siap, dewa menghadap ke Sungai Mahakam untuk melakukan memang (pembacaan mantra). Usau berdoa lalu menebarkan beras, bunga, dan lainnya.

Proses selanjutnya rombongan menuju ke Tengah Benua dan terakhir ke Buntut Benua untuk melakukan ritual yang serupa. Di Buntut Benua, disediakan dua buah telasak gantung.

Telasak ini dipasang berlawanan arah dan ada hiasan janur diikat simpul. Maknanya sebagai pertanda ritual Menjamu Benua selesai. Hingga kini. tradisi ini masih lestari di bumi Kutai Kertanegara.

You Might Also Like

Cara Perempuan Mentawai Temukan Jati Diri Melalui Kerik Gigi

Prosesi Ajun Arah, Warnai Kenduri Swarnabhumi Jambi

Jejak Sejarah Tradisi Balon Udara di Wonosobo

Tradisi Memitu, Syukuran 7 Bulan Ibu Hamil Di Indramayu

Iban Toga Cara Orangtua Antarkan Anaknya Berkeluarga

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Anisa Kurniawati
Content Writer
Previous Article Mengenal Sutirah Pawang Hewan Buas Pertama Indonesia
Next Article Taman Gandrung Terakota, Desa Seribu Penari di Banyuwangi
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?