By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Maras Taun, Ritual Doa dan Makan Bersama dalam Tradisi Belitung
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Tradisi > Maras Taun, Ritual Doa dan Makan Bersama dalam Tradisi Belitung
Tradisi

Maras Taun, Ritual Doa dan Makan Bersama dalam Tradisi Belitung

Achmad Aristyan
Last updated: 05/01/2025 04:37
Achmad Aristyan
Share
Lepat berukuran besar dalam tradisi Maras Taun dari Belitung. Foto: belitungisland.com
SHARE

Setiap tahun, masyarakat Belitung mengadakan tradisi Maras Taun yang menjadi simbol harapan untuk keselamatan kampung dan kehidupan yang penuh berkah.

Tradisi yang dilaksanakan pada setiap bulan Mei ini mengundang seluruh masyarakat untuk berkumpul dalam suasana penuh khidmat. 

Diadakan di rumah seorang tokoh atau dukun yang dihormati, Maras Taun menjadi momentum penting bagi warga untuk bersatu dan memanjatkan doa bersama.

Rangkaian Doa

Dilansir dari belitungisland.com, Maras Taun dimulai dengan sambutan dari sang dukun yang memimpin ritual. Sebagai pemimpin spiritual, sang dukun memberikan wejangan kepada warga kampung sebelum melanjutkan dengan doa-doa yang dipimpin secara khusyuk. 

Warga dari berbagai kalangan hadir dengan penuh pengharapan agar kampung mereka diberi perlindungan dan keselamatan dari segala mara bahaya.

Setelah rangkaian doa selesai, acara dilanjutkan dengan makan bersama seluruh warga yang menjadi bagian integral dari tradisi Maras Taun ini.

Tradisi Makan Bersama

Melansir dari laman serumpun.babelprov.go.id, makan bersama yang diadakan setelah doa-doa merupakan cara unik untuk merayakan kebersamaan.

Seluruh warga kampung akan duduk dalam lingkaran, kemudian menikmati sajian khas Maras Taun khusus yang tidak bisa ditemui pada hari biasa. 

Sajian utama dalam makan bedulang ini meliputi Lepat, gula aren cair, ikan, ketan, dan ayam. Setiap warga menyantap makanan dengan penuh syukur atas berkat yang diberikan Tuhan.

Baca juga: Tradisi Bambu Gila Baramasewel, Permainan Sarat Nuansa Magis

Hadiah Bedak Tepung 

Uniknya, sebelum pulang, warga mendapatkan bedak tepung yang telah diberi bacaan doa sang dukun. Bedak ini memiliki makna sakral, dipercaya dapat memberikan perlindungan bagi harta benda dan menjauhkan dari segala bahaya. 

Doa bersama dalam tradisi Maras Taun dari Belitung. Foto: serumpun.babelprov.go.id

Setiap orang diwajibkan memakai bedak tepung pada wajah dan tubuh sebagai tanda bahwa mereka telah menerima doa keselamatan dan berkat dari Tuhan.

Perayaan Sepekan Penuh 

Tradisi Maras Taun di Belitung bukan hanya tentang doa dan makan bersama, tetapi juga dimeriahkan dengan hiburan-hiburan tradisional yang mengundang keceriaan.

Selama satu minggu penuh, warga kampung mengisi perayaan ini dengan berbagai aktivitas, salah satunya adalah sandiwara Dul Mulok, sebuah pertunjukan drama yang mengangkat cerita lokal. 

Selain itu, ada juga adu ketangkasan pria dengan cambuk dalam tradisi Beripat Beregong yang penuh dengan keahlian dan kekuatan fisik. Dengan adanya Maras Taun, masyarakat Belitung tidak hanya mencari keselamatan kampung secara fisik, tetapi juga menjaga ikatan sosial dan budaya yang erat. 

Tradisi ini menjadi bukti bahwa kebersamaan dan doa bersama merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Negeri Laskar Pelangi. 

You Might Also Like

Tradisi Tolak Bala Robo-Robo, Warisan Leluhur Kalimantan Barat

Tradisi Arak Bako Minangkabau Tetap Lestari Hingga Kini

Tradisi Seba, Warga Baduy Minta Pemprov Lindungi Hutan dan Budaya Adat

Mengarak Boneka untuk Meminta Hujan dalam Tradisi Cowongan

Tradisi Motong Kebo Andil, Warisan Budaya Depok yang Terus Lestari

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Achmad Aristyan
Content Writer
Previous Article Udeng Bali, Identitas Budaya Pria Pulau Dewata Penuh Makna
Next Article Legenda Mata Air Purba Tuk Bima Lukar di Dieng Wonosobo
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?