Habiburrahman El Shirazy, dikenal luas melalui karya-karya sastra bernuansa Islami yang telah meraih popularitas di dalam dan luar negeri.
Sejumlah karyanya sudah dituangkan ke versi layar lebar, salah satunya dalah Ayat-Ayat Cinta.
Habiburrahman el-Shirazy atau sering juga disapa kang Abik, lahir di Semarang, Jawa Tengah, 30 September 1976. Selain sebagai novelis dia juga dikenal sebagai penyair dan seorang dai. Sejak kecil Abik memang tumbuh di lingkungan agamis.
Ia menempuh pendidikan menengahnya di MTs Futuhiyyah 1 Mranggen. Di usia 16 tahun, ia belajar di Madrasah Aliyah Program Khusus (MAPK) Surakarta.
Setelah menamatkan pendidikan SMA, ia melanjutkan pendidikan ke Fakultas Ushuluddin, Jurusan Hadist Universitas Al-Azhar, Kairo dan selesai pada tahun 1999.
Karir dan Prestasi
Melansir dari laman tokoh.id, pada tahun 2001 Habiburrahman el-Shirazy lulus Postgraduate Diploma (Pg.D) S2 di The Institute for Islamic Studies di Kairo.
Semasa sekolahnya, Abik aktif mengikuti berbagai lomba dan organisasi. Dia juga pernah menjadi penyiar di radio JPI Surakarta.
Semasa menempuh studi di Mesir, ia aktif dalam sejumlah perkumpulan. Suami Muyasaratun Sa’idah ini pernah memimpin kelompok kajian MISYKATI (Majelis Intensif Yurisprudens dan Kajian Pengetahuan Islam) di Kairo.
Ia juga pernah mendapat kepercayaan terpilih menjadi duta Indonesia untuk mengikuti “Perkemahan Pemuda Islam Internasional Kedua” yang diadakan WAMY (The World Assembly of Moslem Youth) di kota Ismailia, Mesir.
Dalam kesempatan itu, Orasinya yang berjudul Tahqiqul Amni Was Salam Fil ‘Alam Bil Islam (Realisasi Keamanan dan Perdamaian di Dunia dengan Islam) terpilih sebagai orasi terbaik kedua. Selama dua tahun ia juga aktif di Majelis Sinergi Kalam (Masika) ICMI Orsat Kairo.
Disini Abik menjabat sebagai koordinator Islam selama dua periode. Ia juga dipercaya duduk dalam Dewan Asaatidz Pesantren Virtual Nahdhatul Ulama yang berpusat di Kairo.
Kemudian, dia juga memprakarsai berdirinya Forum Lingkar Pena (FLP) dan Komunitas Sastra Indonesia (KSI) di Kairo.
Karya Habiburrahman el-Shirazy
Selama di Kairo, Habiburrahman el-Shirazy telah menghasilkan beberapa naskah drama dan menyutradarainya. Beberapa diantaranya yaitu Wa Islama, Sang Kyai dan Sang Durjana (gubahan karya Dr. Yusuf Qardhawi yang berjudul ‘Alim Wa Thaghiyyah), Darah Syuhada.
Tulisannya berjudul, Membaca Insanniyah al Islam dimuat dalam buku Wacana Islam Universal. Abik juga menulis puisi dalam Antologi Puisi Dunia PPDKL (2002) dan Majalah Dewan Sastera (2002).
Pada tahun 2003, sebuah kecelakaan menjadi titik balik hidupnya. Karena kaki kanannya patah, ia tidak bisa mengajar lagi. Untuk mengisi waktu menunggu kondisinya pulih, ia kemudian menulis novel Ayat-Ayat Cinta.
Novel ini berhasil sukses di pasaran dan bahkan difilmkan. Novel ini berhasil terjual sebanyak 70 ribu kopi dan dicetak ulang sebanyak 12 kali. Novel Ayat-Ayat Cinta sendiri terinspirasi dari ayat Al-Quran Surat Al-Zuhruf Ayat 67.
Fm hasil adaptasi novel karya Habiburrahman lainnya yakni, Ketika Cinta Bertasbih, Dalam Mihrab Cinta, Cinta Suci Zahrana, series Bidadarai Bermata Bening, Setetes Embun Cinta Niyala (2024).
Habiburrahman el-Shirazy mengaku kesuksesan Ayat-Ayat Cinta tak pernah ia duga. Abik mengaku novel itu awalnya hanya sebagai media untuk mengobati kerinduannya pada kota Kairo.
Selain Ayat-Ayat Cinta, karya-karyanya yang telah beredar di pasaran antara lain: Di Atas Sajadah Cinta; Ketika Cinta Berbuah Surga, Pudarnya Pesona Cleopatra, Ketika Cinta Bertasbih, dan Dalam Mihrab Cinta.
Tidak hanya novel, ia juga menghasilkan beberapa karya terjemahan dan cerpen seperti Ar-Rasul, Biografi Umar bin Abdul Aziz, Menyucikan Jiwa, Rihlah ilallah, dan lain-lain.
Cerpennya dimuat di antologi Ketika Duka Tersenyum, Merah di Jenin, Ketika Cinta Menemukanmu.
Beberapa penghargaan bergengsi di dunia sastra juga berhasil diraihnya antara lain, Pena Award 2005, The Most Favorite Book and Writer 2005 dan IBF Award 2006.
Selain menulis, Habiburrahman juga mengajar ngaji di kampung di Salatiga, mengisi pengajian rutin, seminar dan bedah buku. Saat ini ia mendedikasikan dirinya di dunia dakwah dan pendidikan lewat karya-karyanya dan di pesantren Karya dan Wirausaha Basmala Indonesia berkedudukan di Semarang, Jawa Tengah.