Nasi Kebuli, yang dikenal dalam bahasa Inggris sebagai “kabuli rice” merupakan hidangan nasi khas Arab yang kaya akan bumbu dan rempah.
Nasi ini dimasak menggunakan kaldu daging kambing, susu kambing, dan mentega murni, yang seringkali digantikan dengan minyak samin.
Makanan ini populer di kalangan Arab di Indonesia, terutama di orang Betawi di Jakarta.
Nasi Kebuli merupakan variasi Indonesia dari plov, yang merupakan hidangan nasi yang dipengaruhi budaya Timur Tengah, khususnya Arab Yaman, masakan India, dan Afganistan.
Asal Usul Nasi Kebuli
Melansir dari kumparan.com, Nasi Kebuli memiliki nama yang diambil dari “kabuli palaw”, sebuah hidangan nasi tradisional dari Kabul, Afghanistan.
Nasi ini mirip dengan biryani yang dikenal di anak benua India, tetapi dengan pengaruh kuat dari masakan Hadhrami, India, dan Afganistan, seperti nasi mandi dan nasi kabsah.
Nasi kebuli, yang memiliki asal-usul dari Afganistan dan Timur Tengah, pertama kali masuk ke Indonesia melalui kedatangan komunitas Arab Hadhrami, yang merupakan keturunan dari wilayah Hadhramaut, Yaman.
Pada abad ke-13 hingga 15, para pedagang Arab dan para ulama Muslim menyebarkan pengaruh budaya mereka, termasuk kuliner, ke berbagai daerah di Indonesia, khususnya di pesisir utara Jawa.
Sebagai makanan dari kawasan Timur Tengah, nasi kebuli dibawa orang Hadhrami ke Indonesia, khususnya di kota pelabuhan seperti Jakarta, Surabaya, dan Makassar.
Mereka membawa tradisi kuliner ini sebagai bagian dari warisan budaya mereka dan menyajikannya pada hari-hari besar Islam, seperti Idul Fitri dan Idul Adha.
Nasi kebuli yang awalnya merupakan masakan dari Afganistan, berkembang di Indonesia dengan pengaruh lokal, seperti penyesuaian bahan dan metode memasak yang lebih cocok dengan selera masyarakat Indonesia.
Nasi kebuli di Indonesia mengalami adaptasi, misalnya dengan penambahan santan dan bumbu rempah yang lebih kuat sesuai dengan kekayaan kuliner Nusantara.
Hidangan ini kemudian populer di kalangan masyarakat Betawi, yang menjadikannya sebagai salah satu sajian utama dalam perayaan besar.
Nasi kebuli juga menjadi simbol pertemuan antara budaya Arab dan lokal Indonesia yang berbaur dalam kelezatannya, menjadikannya salah satu hidangan favorit di berbagai daerah, terutama di Jawa Barat, Surabaya, Gresik, dan Banten.
Cara Memasak Nasi Kebuli
Dilansir dari news.republika.co.id, proses pembuatan Nasi Kebuli dimulai dengan merendam nasi dalam kaldu daging kambing, kemudian menambah susu atau santan sebagai pengganti air.
Daging kambing dimasak dan dicampur dengan berbagai bumbu yang ditumis dalam minyak samin atau ghee (mentega yang telah diklarifikasi).
Bumbu yang digunakan untuk tumisan terdiri dari bawang putih, bawang merah, jahe, lada hitam, cengkih, ketumbar, jintan, kapulaga, kayu manis, pala, dan garam.
Setelah itu, daging kambing, bumbu, dan irisan tomat direbus bersama nasi setengah matang dalam susu hingga semua bahan matang dengan sempurna.
Hasilnya adalah nasi yang sangat harum dan lezat, dengan perpaduan rasa gurih dan sedikit manis dari santan dan susu kambing.
Penyajian Nasi Kebuli
Nasi Kebuli biasanya disajikan dengan asinan nanas, yaitu potongan nanas yang disiram saus asam pedas, untuk menambah rasa segar dan seimbang.
Beberapa variasi Nasi Kebuli juga menambahkan sambal goreng hati, yaitu hati sapi yang dimasak dengan sambal pedas, serta taburan kismis dan kacang sebagai pelengkap.
Dalam tradisi masyarakat Hadhrami di Indonesia, Nasi Kebuli sering disajikan bersama dengan sup maraq, sup daging kambing atau domba yang kaya akan bumbu.