Bondet Sriwidodo adalah salah satu pelukis beraliran realisme yang berasal dari Wonosobo. Karyanya sudah dikenal dan dikoleksi banyak kolektor Indonesia hingga ke mancanegara.
Berasal dari Sruni, Kelurahan Jaraksari, Wonosobo, Bondet Sriwidodo lahir, 21 Agustus 1970. Bakat melukisnya menurun dari sang ayah yang juga seorang pelukis. Sejak kecil bakat melukisnya juga sudah terlihat.
Menempuh pendidikan dari SD hingga SMA di Wonosobo, Bondet telah menjuarai berbagai perlombaan, tingkat daerah hingga nasional. Dalam melukis, Bondet mengaku tidak pernah menempuh pendidikan formal dalam bidang seni lukis.
Bondet belajar secara otodidak dan berdasarkan pengalaman. Seni lukis realis lanskap menjadi salah satu ciri khasnya dalam melukis.
“Ciri khas saya memang menyukai lanskap. Karena kalau lanskap itu bisa dinikmati dari segala umur. Kedua, saya bisa menikmati, memang keindahan alam semesta. Saya waktu melukis lanskap itu rasanya dekat sekali dengan alam, sedangkan saya cuma ciptaannya.” jelas Bondet.
Sumber Inspirasi
Menelusuri hutan, alam sekitar menjadi salah satu sumber Bondet dalam melukis. Hobinya memancing juga memudahkan dia mengeksplore keindahan alam sekitar. Dari situlah dia mendapatkan banyak objek menarik untuk dilukis.
Melukis lanskap daerah Wonosobo menjadi salah satu kegemarannya. Sudah banyak tempat yang berlokasi di Wonosobo dilukisnya. Mulai dari lanskap Gunung Sindoro-Sumbing, Sudut Kota Wonosobo di tahun 80-an dan lainnya.
Satu lukisan bisa diselesaikan dalam waktu satu setengah bulan. Bisa kurang atau lebih. Tergantung dari ukuran dan tingkat kedetailan objeknya. Untuk harganya juga tidak menentu. Hal ini bergantung kepada pemesannya.
“Lukisan kerbau membajak sawah, waktu itu pemesannya dari Singapura. Kemudian ada juga yang dari Belanda, saya lupa namanya. Kemudian ada orang Wonosobo yang tinggal di Jerman pesan tentang lukisan Pasar Tradisional di Wonosobo.”
Melukis di Tengah Duka
Selama kurang lebih 45 tahun berkarya, Bondet sudah merasakan banyak suka duka. Baru -baru ini ketika sedang mengerjakan salah satu pesanan lukisan, pelukis realisme ini ditinggal sang ibu pergi selama-lamanya.
Dia sempat mengantar sang ibunda bolak-balik ke rumah sakit sembari melukis. Hingga akhirnya menjadikan lukisannya tertunda lama.
“Itu kemarin benar-benar menjadi duka saya. Karena di tinggal ibu kan. Sampai melukisnya saya tidak fokus, dan saya tinggal.” ungkap Bondet.
Setiap lukisan bagi Bondet selalu memiliki makna dan cerita tersendiri. Lukisan yang sempat tertunda karena mengurus ibunya, menjadi salah satu lukisan bermakna bagi Bondet.
“Selain karena alasan tadi, lukisan ini juga tentang salah satu budaya di Wonosobo, yaitu cukur gembel. Budaya ini kan ada di Wonosobo, khususnya di Dieng. Nah, inilah salah satu lukisan yang membuat saya berkesan.
Pelukis yang pernah mengikuti pameran bersama di JCC dan Bentara Budaya Jakarta ini, berharap suatu saat nanti bisa menggelar pameran tunggal. Lanskap Wonosobo adalah salah satu tema yang ingin dibawakan Bondet Sriwidodo ketika suatu saat nanti menggelar pameran tunggal.