Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, dikenal memiliki kekayaan seni yang terkenal dan dipasarkan hingga mancanegara, salah satunya adalah seni kriya logam tumang.
Berasal dari Dusun Tumang, Kecamatan Cepogo, seni kriya ini telah diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTB) pada 7 Desember 2021.
Seni kriya logam dari Tumang merupakan bagian integral dari budaya Kabupaten Boyolali. Dengan ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda menegaskan pentingnya pelestarian seni kriya ini sebagai identitas budaya nasional.
Maka dari itu, diperlukan upaya perlindungan, pengembangan, pembinaan, dan pemanfaatan seni kriya ini. Salah satu langkah penting adalah regenerasi pengrajin seni kriya Tumang melalui keterlibatan generasi muda.
Sejarah Sen Berkembang Sejak Abad 16
Seni kriya logam Tumang memiliki sejarah yang berakar sejak berdirinya Kerajaan Mataram Islam abad ke-16. Seni ini awalnya dikembangkan Kyai Rogosasi, keturunan Keraton Mataram yang menetap di Dukuh Tumang, Desa Cepogo.
Kyai Rogosasi memilih Tumang karena wilayah ini sudah dikenal sebagai pusat pengolahan logam. Setelah Kyai Rogosasi menetap, Keraton Mataram mengirimkan tiga empu untuk mendampingi pengembangan seni kriya logam di Tumang.
Ketiga empu ini memiliki keahlian dalam penatahan, desain, dan administrasi. Mereka membantu memperluas pengetahuan logam yang diwariskan hingga kini. Keahlian ini terus berkembang, namun meredup tahun 1980-an.
Hal ini dikarenakan peralihan dari pembuatan peralatan rumah tangga ke kerajinan logam yang lebih artistik. Perkembangan ini dipicu kompetisi dengan peralatan rumah tangga berbahan aluminium yang lebih murah dan praktis.
Agar industri tidak mati, warga pun mencoba mengembangkan logam yang bernilai estetika. Salah satu inovasi yang dilakukan adalah membuat berbagai benda hiasan. Seperti lampu gantung, jam dinding, ukiran gambar, dan kaligrafi.
Mayoritas Dipasarkan Ke Luar Negeri
Kualitas dari kerajinan logam tumang ini terus berkembang, bahkan hingga mencapai mancanegara.
Dilansir dari serambibisnis.com, sebanyak 53% kerajinan logam warga Tumang dipasarkan ke luar negeri. Sementara sisanya adalah untuk pasar lokal.
Kerajinan bernilai tinggi ini, salah satunya diproduksi Restu Art Gallery Boyolali. Perusahaan karajinan tembaga yang berdiri 5 tahun lalu itu, memiliki kualitas produksi yang diakui pasar Internasional.
Kini, seni kriya logam ini terus berkembang sebagai simbol budaya dan kreativitas masyarakat Boyolali. Baik warga dan pemerintah senantiasa berusaha mempertahankan kerajinan ini.
Hingga akhirnya Seni Kriya Logam ini ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda.