Perayaan Pehcun merupakan tradisi yang kaya akan nilai spiritual dan budaya. Salah satu bagian penting perayaan ini adalah Sembahyang Twan Yang, yang selalu digelar pada tanggal 5 bulan 5 penanggalan Khongcu Lek.
Tradisi ini memiliki makna mendalam, tidak hanya sebagai bentuk penghormatan kepada Tuhan dan leluhur, tetapi juga sebagai pengingat untuk menjaga harmoni dengan alam semesta.
Makna Filosofis Sembahyang Twan Yang
Melansir dari mediaindonesia.com, secara etimologi, istilah Twan Yang berasal dari kata “twan” yang berarti lurus, terkemuka, atau menjadi sumber, dan “yang” yang merujuk pada matahari serta segala hal yang bersifat positif.
Karena itu, Twan Yang dimkania saat di mana matahari memancarkan cahayanya yang paling terang.
Sembahyang ini dilakukan pada waktu Twan Ngo, sekira pukul 11.00-13.00. Selain sebagai bentuk penghormatan kepada Tuhan dan leluhur, tradisi ini juga bertujuan menghormati semesta alam.
Saat itulah manusia diingatkan menjaga lingkungan agar tetap bersih dan lestari. Perayaan pehcun merupakan tradisi leluhur yang masih dipegang teguh peranakan Tionghoa yang bermukim di sekitar Sungai Cisadane, Jawa Barat
Mitos dan Tradisi Telur Berdiri
Mitos menarik yang kerap dikaitkan dengan perayaan Pehcun adalah fenomena telur berdiri.
Diyakini bahwa pada waktu Twan Ngo, energi bumi dan matahari berada dalam posisi seimbang, sehingga memungkinkan telur untuk berdiri tegak tanpa bantuan.
Fenomena ini dilakukan sebagai simbol harmonisasi antara manusia dan alam. Banyak masyarakat percaya, keberhasilan membuat telur berdiri membawa keberuntungan dan menolak bala.
Sejarah dan Tujuan Ritual
Dilansir dari spocjournal.com, sejarah sembahyang Twan Yang berakar pada kepercayaan bahwa jarak antara bumi dan matahari sangat dekat pada waktu tersebut, sehingga diyakini berpotensi mendatangkan bencana.
Untuk menangkalnya, leluhur sembahyang sebagai wujud permohonan perlindungan dan keseimbangan alam.
Selain itu, tradisi ini mengandung pesan moral tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan dan menghargai sumber daya alam.
Pesan Harmoni antara Manusia dan Alam
Perayaan Pehcun tidak hanya sarat akan tradisi, tetapi juga menjadi pengingat pentingnya hubungan harmonis antara manusia dan alam. Masyarakat diajak untuk merenungkan peran mereka dalam menjaga keseimbangan ekosistem.
Tradisi seperti telur berdiri dan Sembahyang Twan Yang menjadi simbol bahwa keberadaan manusia tidak bisa dipisahkan dari semesta.
Melalui perayaan ini, nilai-nilai spiritual dan kesadaran lingkungan diharapkan dapat terus terjaga, membawa keberkahan bagi kehidupan manusia sekaligus melindungi alam sebagai rumah bersama.